andi ahmad

denganmu rajaku

bagaimana aku memanggulnya

tanpa keringananmu

lantaran pasir berbilang-bilang

terendam air berdesir-desir

aduhai raja nan maha diraja

ke mana hendak kubawa jiwa

jika bukan karena kehendakmu jua

tak ingin aku sendirian luka

bagaimana aku memanggulnya

tanpa selimut rajaku

membuai angan merajam badan

melangkah jauh tanpa haluan

di simpang tiga mungkin perempatan

jalan langkahku terpaku rentan

berbalut debu abu kesunyian

mencarimu rajaku perjumpaan

: denganmu saja sendirian

2010

sajak ning nong

jika mata sudah tak lagi bisa lihat

itu namanya buta

jika telinga sudah tak bisa dengar

itu artinya budek

jika hidung tak mampu menghirup

itu artinya mati

jika kulit tak lagi mampu meraba

matilah rasa

jika hati tak lagi bicara

bukankah waspada

jika semua tak ada

tak ada semua

tak semua ada

menepilah

ning nong!

2009

raja

tanggalkan semua yang tertutup padamu

sebab hasratku tak mampu menembusnya

dindingmu tebal dan kokoh

sedang aku bebal dan bodoh

beri aku jalan agar tak sesat haluan

setelah semua sia-sia waktuku

sekali waktu ajak aku merabamu

sedekat diriku ingin menyentuhmu

setelah jauh jalan tertempuh berliku

2009

mencarimu

selalu kubilang padamu ini bukan yang pertama

mungkin ini awal mula

dari segala rahasia saat dinding langit bicara

saat semua sudah tak mungkin lagi mampu berkata

lalu kau berikan padaku segenggam debu

tidak kau tak memberinya padaku

tapi kau hempaskan semua ke tubuhku

putih pakaianku seketika kotor bernoda

sesaat aku berteriak

tidak!

dan kau pun tersenyum

jangan bilang siapa-siapa

semua adalah sudah rencana

juga dusta yang kau simpan di kotak pandora

kubilang padamu

tak mudah bagiku percaya

pada semua hikayat dan mungkin tutur kata

sebab kaulah sebab sekaligus muara

lalu aku datangi pendeta

kalung salibnya terhempas tangannya berdarah

kuminta pada seorang ulama

ia hanya bisa menangis sambil berbisik padaku

jangan datang padaku lagi

sebab aku tak ingin lagi jadi penipu

kini aku sendiri

berjalan entah ke mana langkah hendak pergi

: mencarimu

2009

DUNIA MAYA

maya,

aku tak kenal kau meski aku mengenalmu

kita sering berbagi yang lucu-lucu

beberapa waktu ku kirim padamu pesan

kau pun membalasnya dengan sapaan

maya,

aku mengerti dirimu meski aku tak mengerti kamu

sebagaimana dirimu pula tak kenal aku

persahabatan kita seperti ruang lengang

tak juga ruang bertemu pandang

maya,

pernah aku bilang padamu

aku tahu kamu meski aku tak tahu kamu

karena kita adalah ruang hampa

tempat sesukanya siapa mengubah dirinya apa

maya,

bukankah kita selalu sama-sama

membuka rumah berkunjung sapa

seolah-olah sahabat yang lama bersua

tapi sesungguhnya kita tak pernah bersama

maya,

pernah ku minta kapan jumpa

kau bilang ruang ini hiburan saja

dari rasa penat-lelah jam-jam kerja

membuka kembali dirimu, maya

bertemu angan-angan kembara

maya,

rasanya kita akan berkencan

mungkin setelah kita sama-sama bosan

bosan berlama-lama dalam maya dan angan

hingga kita berpikir menyudahinya

maya,

kupikir engkau pun sama

sama seperti aku

bak seorang pengepul

mencari-cari siapa mau

maya,

hari ini pun mungkin masih sama

sama seperti hari-hari kemarin-lusa

seperti mungkin katamu

cari dan kiralah aku

maya,

sekali lagi kita bergurau canda

dalam duduk lengang ruang berbeda

mencuricuri waktu-waktu sela

semoga kita tak dianggap pencuri maling nestapa

maya,

dunia kita kini mungkin lah memaksa

menunggu sesempat sedetik tarikan hela

menghela napas yang kian lelah saja

hingga kutipu awan langit langit dunia

maya,

aku selalu saja bisa merasakan

renyah cekikik tawa gurauan

dibalik tuts tuts suara ketikan

saat dirimu menjawab setiap rayuan

dan sejumlah ramah gombal persahabatan

maya,

aku juga dapat membaca

isyarat bohong muslihat dewa-dewi

karena pertemuan kita adalah hampa

perjumpaan kita seperti kau tahu, maya

adalah maya

maya,

bukankah pada setiap alamat kita

bisa saja aku kau menjadi siapa

menjadi seorang penyair sepertiku, misalnya

menjaring hati menangkap gulana

maya,

aduhai dirimu kasihan jadinya

kasihan pula aku yang mudah percaya

pada kucing kambing domba srigala

tak jarang tak ubahnya kita hewan-hewan itu pula

maya,

dunia ini bak asap kabut gumpalan udara

ruang tinggal kamar pengap apak ini cermin fatamorgana

tapi di sini rupanya kita biasa bertemu siapa

bermain rahasia sampai lupa senja

maya,

kudengar kabar dari suratmu

tadi pagi baru saja seorang sahabat kita tertipu

otaknya terkuras hilang tak berbekas

cairan di kepalanya terbelah membuncah

maya,

ruang tempat suka-suka ini

kian lama serasa membosankan

persahabatan kita tak ubahnya hantu setan

penampakan kita selalu sebab sentuhan

maya,

aduhai duniaku dunia maya

kamar bercinta kita adalah angan-angan

kesetiaan kita adalah impian-impian

perpisahan kita tak jarang berisi cercaan

maya,

ingin kuucapkan padamu selamat jalan

berpindah dari ranting-ranting dahan

hinggap di pucuk pohon antah berantah

hingga hatimu berulang-ulang patah

Januari, 2009

rajaku

kucintai dirimu purapura

rinduku padamu purapura

kasih dan sayangku untukmu pun purapura

tetapi karena purapura

aku cinta padamu

rinduku hanya untukmu

kasih dan sayangku cuma kamu

kunikmati kebebasan

karena kebesaranmu memberikan

aku lancang padamu

berpaling jauh darimu

engkau tahu

semua yang kumau

biarkan diriku jauh darimu dulu

agar semakin kumengerti kasihmu

jika kudekat denganmu purapura

kau pasti tahu aku luka

kemana sakitku mencari obatnya

kutahu apapun tak kau minta

kuminta semua darimu kau rela

percuma segalanya tersedia

tapi aku datang padamu purapura

kaulah segalaku dalam purapura

kau pujaanku malumalu

malumalu aku denganmu mengadu

karena perih luka hati berdebu

aku denganmu berharap agar kau tangkap

memohon padamu sebab kaulah rajaku

ijinkan aku sedekap di singgasanamu menghadap

beri aku kesempatan

di tiap sempit waktuku padamu

tuhan

2009

untuk biska (maafin deh atas keterlambatanku menjawab puisimu) hik hik hik"

nak!

nak, dengarlah!

di lingkar tanah negerimu

ada luka teramat dalam lubangnya

pedihnya tak terduga

kuncup daun muda berwarna merah

jatuh layu tersiram nanah

nak, lihatlah!

sepanjang jalanmu

akan kau temukan kerikil tajam dan batu-batu

bila terinjak kecil kakimu

perihnya seperti teriris sembilu

nak, berjalanlah terus!

menghitung waktu mengukur sendiri jarakmu

meski tak sampai-sampai

tak jua hendak selesai

negeri ini, anakku

tempat semua yang putih menjadi kelabu

rumah tinggal semut hitam kotor berdebu

tetapi berjalanlah saja

menelusur waktu

menghafal gerak bibir amarah

para jelata yang naik darah

kelak anakku

akan kau tahu semua yang lahir dari masa lalu

negeri ini penuh luka membisu

2009

cinta

cinta kita, dik!

seperti denting gitar akustik

lembut dan manis didengar

meski kadang kita bertengkar

1995

telaga rahasia

akan kuceritakan padamu, sebuah telaga. telaga rahasia namanya

airnya begitu jernih. sejernih hatimu ingin mendulangnya

di sana sepasang anak manusia bertemu, beradu pandang

bersetubuh melampaui waktu. di telaga rahasia itu

rahasia rahasia membatu. saling bercerita sendiri. tetapi,

seorang perempuan datang padaku ceritakan rindunya

pada malam malam di telaga. kubilang padanya di telaga itu kita bertemu

mengukur dalamnya hati

mendulum tubuh sendiri

engkau perempuanku, telaga

kubiarkan tubuhku berenang bersamamu. mendayung sepi perahu

adakah yang tertinggal dariku sampai kau biarkan malam malammu terjaga

adakah yang tersisa dari rasa lelah kita

berlayar di tengah telaga rahasia

ingin aku menjaganya

tetapi dengan cara apa semuanya

karena di dinding telaga itu

ada yang belum kuceritakan padamu tentang gerak dan galau

yang datang tiba- tiba mengetuk pintumu pintuku

di pintu rahasia sebuah telaga

telaga aduhai telaga rahasia

sunyi di hatimu

perih di hatiku

2009

bujang lapuk minta kawin

dulu suratmu datang

kata pak pos dari pacarmu di seberang

saat kau panggil aku, kang

dia ingin meminang

hatiku melarang

hatimu menimbang

lama setelah pertemuan itu

minggu bulan tahun berlalu

sms masuk dari nomormu

kang, anakku sudah tilu

begitu kilatnya waktu

kupikir masih menunggu

: ibu, cepat kawinkan aku

2009

dayung rindu perahu

ingin aku berlayar di laut lepas

dalam tarian gelombang pasang

deburan ombak meriam lekas

hantaran aku menyentuh karang

: karamkan aku

tenggelam bersamamu

2009

umpama hatimu umpama hantaran

engkaulah pelabuhan

hatiku sampan mencari perairan

merapat di dermaga cintamu

engkau bandara

aku kapal udara

arahkan rodaku landing di hatimu

kaulah terminal

aku angkot mencari parkir

di hatimu yang tak mangkir

kau kebun

gembur subur tanahmu

undang pohon hatiku

tertanam di lubang cintamu

segalamu

hantaran cintaku

menggebu-gebu

mei, 2009

pengertian, istilah, definisi