Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

Teteh ditanyakan dalam Ilmu SosialLain-lain - Ilmu Sosial · 1 dekade yang lalu

Mengapa tata bahasa indonesia tidak ada waktu masa lampau dan masa yang akan datang?

Contoh: Kemarin saya makan nasi, hari ini saya makan nasi, besok saya akan makan nasi lagi. Perubahan hanya terdapat pada keterangan waktu.

Perbarui:

Alisa N: dibandingkan dengan bhs jerman, Er stirbt (dia meninggal baru terjadi). Er ist gestorben (dia meninggal beberapa waktu yang lalu) Er starb (dia meninggal menerangkan waktu yang sudah lama).

Perbarui 2:

Makin mudah suatu bahasa, bisa terjadi salah paham dalam pengertian. Juga untuk mempelajari bahasa asing sangat sulit karena tidak mengenal tata bahasa yang lengkap. Demikian pula bagi orang asing sangat sulit jika dikatakan "dia" apakah laki laki atau perempuan.

9 Jawaban

Peringkat
  • 1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    Dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain, bahasa Indonesia tidak banyak menggunakan kata bertata bahasa dengan jenis kelamin. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk memerinci sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.

    Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain (pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.

    Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.

    Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.

    Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".

    Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.

    Semoga bermanfaat...

  • 1 dekade yang lalu

    Hm....

    Bahasa Indonesia sesungguhnya mengenal waktu - istilah kerennya TENSE, spt akan, mau; telah, sudah; dan sedang.

    Saya ambil contoh yang "telah" kamu berikan:

    Kalimat dasar: saya makan nasi.

    1. Kemarin saya "telah" makan nasi = baku, jarang dipakai.

    - Kemarin saya makan nasi = tidak baku, sering dipakai.

    2. Besok saya "akan" makan nasi = kalimat baku, sering dipakai.

    - Besok saya makan nasi = tidak baku, sering dipakai.

    3. Sekarang saya "sedang" makan nasi = kalimat baku, jarang dipakai.

    - Sekarang saya makan nasi = kalimat baku, sering dipakai.

    Coba kamu selidiki kalimat dasar yg berbunyi: dia mati.

    Coba susun dalam kalimat berdasarkan waktu. Manakah yang benar:

    dia sedang mati atau dia telah mati?

    Jika "telah" berarti telah terjadi, maka dia hidup kembali, buka?

    Jika "sedang" berarti masih dijalani, maka dia memang mengalami kematian, bukan?

  • treen
    Lv 4
    4 tahun yang lalu

    Tata Bahasa Indonesia

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    sebenarnya bahasa ltu lbh bisa kita ketahui dengan cara pemikiran

  • pony
    Lv 5
    1 dekade yang lalu

    Itu disebabkan oleh sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang relatif muda dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain yang lebih rumit tata bahasanya.

    Tingkat kerumitan bahasa umumnya dipengaruhi oleh perkembangan budaya penggunanya. Semakin rumit budaya, biasanya semakin njelimet pula bahasanya. Kerumitan tata bahasa tergantung pada kebutuhan masyarakat penggunanya dalam mengekspresikan apa yang berada di tingkat gagasan menjadi penuturan lisan dan tulisan agar dapat dipahami secara persis antara yang mengeskpresikan dan yang menerima ekspresi..

    Itu sebabnya bahasa Indonesia, selain tidak menggunakan tata bahasa yang membedakan dimensi waktu, juga tidak mengenal kata ganti yang membedakan kelamin/gender (kata ganti kapal laut dalam bahasa Inggris bergender perempuan: drive her at seventeen and a half knots= mengemudikannya pada kecepatan 17,5 knots).

    Bahasa Arab mengenal pembedaan kata ganti tunggal, berdua, dan jamak (antum= kamu sendiri, antuma= kamu berdua, anta= kalian). Tapi, bahasa Inggris menyebut kata ganti orang kedua tunggal dan jamak hanya dengan you (you= kamu sendiri, both of you= kamu berdua, all of you= kalian) dan bahasa Indonesia tidak mengenalnya (kamu, kamu berdua, kalian).

    Kerumitan kosa kata juga akan berkaitan dengan kebutuhan budaya termasuk teknologi. Contohnya telepon seluler (cell phone) juga satelit. Budaya Indonesia langsung mengambil kata bahasa Inggris karena ponsel dan satelit adalah produk budaya ciptaan teknologi global.

    Begitulah, tingkat kerumitan bahasa selalu saling mempengaruhi dengan kebutuhan budaya penggunanya dalam berkespresi seiring dengan perkembangan budaya itu dari masa ke masa.

  • 1 dekade yang lalu

    ADA, hanya jauh lebih sederhana sebagaimana yang telah dicontohkan

  • 1 dekade yang lalu

    karena org indonesia ga mau yang ribet2..

    jd dalam pengucapannya juga seperti itu biar enak d denger, d ucap dan d ingat.

  • 1 dekade yang lalu

    kalau menurut saya,

    ini disebabkan oleh orang-orang indonesia sendiri pada umumnya

    karena merasa bahasa indonesia adalah hal yang tabu untuk di ucapkan, dan lebih sering menggunakan bahasa daerah pada umumnya,

    terima kasih

    Sumber: FS : iam_uki@yahoo.com
  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    Sebab, hanya dengan itupun, kita sudah tau 'kan? ^_^"

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.