Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

dark.phoenix60 ditanyakan dalam Seni & InsaniBuku dan Pengarang · 1 dekade yang lalu

Tolong beri tanggapan akan ejaan dan cerita keseluruhan?

Perkenalan

Aku tak mengerti. Aku hanya menyebutkan nama dan mereka langsung terkejut. Kalau tidak salah, aku kabur dari orang-orang yang sedang mencoba membawa ibu dan lainnya ke tempat Damian. Pelarian itu menghasilkan luka dan kelelahan yang sangat. Aku berjalan tanpa arah, terjatuh di salju dan semua menjadi gelap. Sebelum membuka mata, aku merasakan rasa hangat yang mengalir dari kepala sampai kaki. Sepertinya sesepuh bernama Harem itu yang membuatku tersadar.

“ Ada apa? Ada yang salah?” tanyaku bingung.

“ Kau dari bangsa Amphitere?” tanya Harem.

“ Adakah yang salah dengan itu?’

Harem duduk di sampingku seperti semula. Perempuan bernama Akasha juga melakukan hal yang sama.

“ Ceritakan tentang dirimu. Dari awal sampai akhir.” tutur Harem. “ Aku ingin dengar semuanya.”

“ Aku Red dari bangsa Amphitere. Lahir di tempat persembunyian seperti kalian. Selama delapan belas tahun aku di sana sampai sekelompok orang suruhan orang yang bernama Damian mengobrak-abrik semuanya. Mereka juga membawa ibuku. Hanya aku yang berhasil lolos dan akhirnya sampai di sini.”

“ Hanya itu saja?” tanya Harem menyelidik.

“ Iya.” jawabku. Harem masih ingin tahu lebih dalam lagi. tampaknya ia tidak percaya denganku. Matanya yang abu-abu menatap mataku dalam-dalam. Seolah aku menceritakan sebuah kebohongan. Sesaat kemudian ia mendesah.

“ Tampaknya kau tak bohong. Kukira kau akan menangkap kami semua tanpa sisa.”

“Apa maksudnya?” tukasku. “ Aku tak akan melakukan itu. Mendiang ayahku pasti akan marah. begitu kata ibuku.”

Aku tak terima perkataannya yang menganggapku seperti orang jahat dan munafik.

“ Bocah….”

“Itu kata yang paling kubenci. Bocah..” pikirku. Sepertinya ia mengerti pikiranku dan langsung mengubah kata-katanya.

“ Baik, Red. tadi kau bilang mendiang ayahmu. Siapa dia? Seperti apa wajahnya?”

“ Aku tak pernah lihat wajahnya karena dia meninggal tiga hari sebelum aku lahir. Tapi kalau namanya, ibu pernah menceritakannya. Nama ayahku adalah Aaron Amphitere.”

Begitu kukatakan nama ayahku, ia langsung menghembuskan napas lega. Akasha yang tidak bicara juga melakukan hal yang sama.

“ Putra Aaron, rupanya. Berarti kau teman kami.” gumamnya singkat.

“ Memangnya kenapa kalau ayahku bukan Aaron?” dengusku. “ Kutegaskan lagi. Keluargaku , bangsaku, terdiri dari orang-orang yang baik dan terhormat. Tak akan ada yang melakukan perbuatan buruk seperti itu. Melanggar salah satu hukum paling keramat negara ini. Jangan memperbudak bangsa lain.”

“Ketika orang bernama Damian berkuasa, hal itu dianggap sesuatu yang sepele. Aku tahu kau tak sudi mendengar bangsamu mempunyai citra yang buruk. Namun, hal itu jelas terlihat oleh bangsa lain saat ia memimpin bangsamu. Banyak yang menganggap Bangsa Amphitere kejam bagai iblis selama delapan belas tahun. Jadi tak sedikit pula orang-orang yang tidak mengijinkanmu masuk ke tempat mereka. Atau bahkan mungkin kau akan dibunuh.”

Aku terdiam. Benar-benar kaget akan apa yang dilakukan bangsaku. Dalam hati aku malu dan sedih. Keadaan di dalam tenda saja sudah membuatku mengerti seperti apa kehidupan mereka selama Damian berkuasa. Apalagi luarnya, bahkan bangsa lain. Kebisuanku membuat Harem bicara kembali.

“Lebih baik, hanya kita yang saja yang tahu nama bangsamu.” ujarnya. “Jangan beritahukan nama bangsamu walaupun orang-orang bertanya ratusan kali.Dengan begitu, kau mungkin bisa diterima dengan baik di sini tanpa ada yang curiga.”

“ Baiklah.” jawabku setuju.

“ Kau harus berpakaian dahulu. Semua benda milikmu yang berbahan kain sudah kukeringkan. Akasha, tolong ambilkan!”

Aku baru sadar kalau aku sekarang telanjang. hanya secarik selimut yang menutupiku selama aku pingsan. Itupun cuma ‘sebatas’ pinggangku. Akasha hanya tersenyum melihatku yang sedang malu.

“Tak apa. Aku yang melakukannya karena kalau dibiarkan nanti kau sakit jika berpakaian basah. Aku akan keluar dulu.” Akasha berjalan menuju luar tenda, begitu juga dengan Harem yang turut di belakangnya. Kuambil celana panjangku dan kukenakan secepat mungkin yang aku bisa. Aku tak membawa baju atasan. Sudah terbiasa bertelanjang dada bahkan dalam badai sekalipun. Memang kedengarannya gila, tapi semua tergantung kebiasaan.

Rambut putihku terurai begitu saja. Sebahu dan tidak terpotong rapi. Aku merasa tampangku kusut sekali. Melelahkan. Dan aku tak berpikir besok akan menjadi hari yang lebih kacau dari ini.

Dan saat aku mengetahuinya dari mulut orang itu, aku langsung tahu.

Negara ini begini karena bangsaku, dan aku akan dipandang sama dengan mereka.

Tak ada jalan untuk menghindarinya.

Sebentar lagi kau akan tahu.

6 Jawaban

Peringkat
  • Anonim
    1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    Sekedar tanggapan (walaupun bukan ahlinya) :

    - Menurut saya gaya bahasa kamu bagus,lugas cukup enak buat dibaca.

    - dari segi cerita kurang mendetail,mengambang dan membingungkan. Alur pembicaraan para tokohnya tidak menarik, membosankan. Mungkin ini diambil dari bagian cerita novel.

    Dalam menulis cerita, kita usahakan menciptakan suatu moment yang menarik hati sehingga pembaca terpikat mengikuti terus sampai habis.

    Ingat juga menulisnya dengan cukup mendetail agar cerita kita terlukis dengan jelas (tdk kabur) dalam pikiran pembaca.

    salam kenal.

    Sumber: buku-buku pelajaran bahasa indonesia
  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    ...............................................................................................

    Pelarian itu telah membuat luka di sekujur tubuh kami dan kelelahan yang sangat. Kami berjalan dan berlari tanpa arah, terjatuh di atas salju dan semua menjadi gelap.

    Sebelum mataku terbuka kurasakan hangat bara api mengalir dari kepala sampai telapak kakiku. Seorang sepuh bernama Harem telah membuatku tersadar.

    “Kau dari bangsa Amphitere?” tanyanya tajam.

    “Adakah yang salah dengan itu?" suaraku keras berusaha sampai di telinganya.

    Harem duduk di sampingku menyusul seorang perempuan bernama Akasha juga melakukan hal yang sama.

    “Ceritakan tentang dirimu. Dari awal sampai akhir.” tutur Harem.

    “Aku ingin dengar semuanya.” lanjut Akasha

    salam perkenalan,

    bob

    (perubahan yang saya lakukan sepertinya pembenahan se-mau-nya sebenarnya tidak, cuma sebatas mengikuti plot kisah yang berjalan; sedang berjalan dan masih berlanjut... mohon maaf bila tak berkenan)

  • 1 dekade yang lalu

    terima kasih atas komentnya (kritikannya).

    di sinilah tempat kita berbagi kritik/nasehat.

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    hello.....

    salam kenal sobat,

    nia absen neh ^_^

    setuju dengan pendapat miss febi,nia menikmati cerita ini. bahkan kalau bisa ada lanjutan na.

    soal tanda baca, yah pada awal na saja perlu dirapikan.

    melihat cerita na seperti na, sobat banyak memangkas cerita ini.

    waduh.....

    jadi pingin baca lanjutan na ^_^

    terus berkarya......

    salam,

    Nia

  • 1 dekade yang lalu

    ai3x... salam kenal...

    mungkin tanggapanku berbeda dgn yg di atas... aku sangat suka dengan cuplikan tulisan ini... seandainya saja aku bisa membaca keseluruhan ceritanya... :)

    gaya tulisannya aku suka... untuk cerita dengan tema yg diangkat sangat unik dan membuat penasaran pembaca...

    ada sedikit koreksi dariku... koreksi kecil... mengenai tanda baca...

    coba ditata ulang... selebihnya, aku sangat suka...

    kalo boleh aku diberi cerita lengkapnya ya...

    kabari ke YM ku di febimiss

    trims

    its me

    damai dalam cinta itu indah

    love, febi

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    ikut jawabn di atas

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.