Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

dark.phoenix60 ditanyakan dalam Seni & InsaniBuku dan Pengarang · 1 dekade yang lalu

Bagian.....tlg pendapatnya. Baca pertanyaanku yang lain untuk keseluruhan.?

Red berdiri di depan tenda keesokan harinya. Kepalanya mengadah ke langit-langit benteng. Ada kabut coklat tipis mengelilingi benteng. Seperti kubah. Mungkin untuk menghalangi salju yang masuk ke sini. Diperhatikannya semua orang. Kebanyakan orang di sini semuanya perempuan. Para pemuda dan orang tua laki-laki bisa terbilang sedikit. Damian mengambil mereka untuk dijadikan budaknya.

“Kakak..” sebuah suara kecil sampai ke telinganya. Sitera dan Akasha menghampirinya. Juga dengan Gizard yang mengikuti di belakang. Hari ini, mereka akan menembus badai menuju hutan yang membeku di sebelah barat benteng. Sitera berlari kecil dan memegang tangan kiri Red yang dua kali lebih besar dari tangan mungilnya.

“ Ayo, Kak.” serunya riang. “ Kita berangkat.”

“ Kau tak punya baju dingin ya?” tanya Akasha. " Kita akan mengarungi badai salju. Ambillah ini. Baju mendiang ayahku, Kurasa ukurannya cocok.”

Red menerima pakaian tersebut dan segera memakainya. Ukurannya pas. Matanya tertuju pada Akasha dengan pandangan ragu. Ia memberanikan diri untuk mengatakan hal itu.

“ Mendiang ayahmu….kenapa dia?” tanya Red terbata.

“ Meninggal karena sakit. Sudah tak apa. Ibuku juga.” ujarnya tersenyum. Red merasa bersalah menanyakannya.

Bagus Red, kau membuatnya sedih. gumamnya dalam hati. Tapi Akasha masih tersenyum. Ia berjalan di sebelah kanan Red dan berbisik.

“ Jangan menyalahkan dirimu. Kau tidak salah.”

Red tersentuh mendengarnya. Senyum sendu terbentuk di bibir yang terselip diantara rambutnya yang putih. Hanya Gizard yang diam. Terus memperhatikan. Tangan kanannya memegang gagang pisau yang siap menghunus apapun.

Badai salju kali ini tidak terlalu hebat. Angin yang tidak begitu menampar-nampar wajah mereka membuat mereka sampai di hutan dengan cepat. Dilihat bagaimanapun, hutan itu sama dengan tanah gersang kering dengan ranting hitam kering menyembul tertimbun tanah putih. Ada gua diantara gundukan tanah yang menjulang tinggi berlapis salju dan batang pohon diatasnya. Mereka berhenti sesaat untuk mencari bahan-bahan obat di sana dengan cara menggalli. Akasha dan Sitera menggali sementara Gizard dan Red melindungi dari terpaan butir salju.

“ Ayo kita pulang. Bahan-bahannya sudah ketemu.” seru Akasha menyaingi gemuruh badai.

“ Cepat sekali.” gumam Red.

“ Ayo pulang.”ajak Sitera. Hanya Sitera dan Akasha yang pulang. Gizard menahan Red untuk tetap bersamanya.

“ Red, aku ingin bicara padamu. Lebih baik di gua sehingga kita tak perlu berteriak satu sama lain.”

Menyusuri daerah dalam gua, Red memperhatikan dinding-dindingnya. Sangat indah.

Biru dengan pantulan air. Ia sangat kagum sebab tak pernah melihat hal seperti ini. Gizard berhenti di depan, ia berbicara tanpa berbalik.

“ Red.”

“ Ada apa? Apa yang ingin kau bicarakan?”

“ Kau dari bangsa apa?”

“ Ehh…” Red enggan memberitahukannya. Ia ingat perkataan Harem. Jangan beritahukan nama bangsamu walaupun orang-orang bertanya ratusan kali. Dengan begitu, kau mungkin bisa diterima dengan baik di sini tanpa ada yang curiga.

“ Aku….bangsaku…..” Red bingung. Jawaban apa yang harus diberikan. Ia hanya bicara sekenanya.

“ Aku tidak tahu. Ibuku tak mengatakannya.” dustanya.

“ Jangan bohong.” sela Gizard. “ Aku tahu siapa kau. Kau yang membuat kedua orang tuaku terbunuh. Bangsaku merana karena perbuatan bangsamu. Harem boleh kau tipu. Juga Akasha, Amphitere. Tapi kau tak bisa menipuku, Gizard Ra.”

Gizard berbalik dengan pisau ternuhus. Ia melangkah ke depan Red dan menusuk bahu kanannya secara tiba-tiba. Red tak diberi kesempatan menghindar. Spontan ia langsung berteriak dan jatuh terduduk.

“ A, mau apa kau?”

“ Membunuhmu. Balas dendam.”

“ Aku tak melakukan apapun!” bantahku.

“ Kau dari Amphitere. Kau sama dengan mereka, setan. Iblis.”

“ Kau tak bisa seperti ini. Justru kau yang iblis. Mau membunuh tanpa alasan.” jeritku.

“ Diam!” bentaknya. “ Tusukan tadi adalah cara kalian membunuh ayahku. Ditambah ini..”

Gizard mengarahkan mata pisaunya ke paha kiriku. Dengan sigap aku berkelit. Aku bisa melihat rambutnya yang hitam basah karena keringat. Aku tak mengerti apa maksudnya berlaku seperti ini. Aku berhenti, memperlebar jarak agar aku bisa menyerap semua ini.

“Aku tidak mengerti. Bisa kau jelaskan padaku? Mengapa tiba-tiba begini?”

“ Kau ingin tahu? Baik. Akan kukatakan dengan jelas agar kau bisa paham. Seperti yang kita tahu, negara ini terdiri dari tujuh bangsa yang rukun satu sama lain dulunya. Tapi hal itu berubah sejak Damian berkuasa atas bangsamu. Bukannya menolak orang itu, mereka malah menuruti kehendaknya. Dengan mudah mereka berbelok dari kebenaran dan damai. Enam bangsa lain kena getahnya. Yang muda dan masih kuat diperbudak dan lainnya dibunuh. Salah satu korban mereka adalah orang tuaku dan Sitera. Tak hanya itu, semua pemuda dan lelaki yang dianggap kuat dibawa ke sana.” Gizard menarik napas, melanjutkan kembali.

“ Sedangkan yang perempuan, dijadikan patung batu untuk mengisi tamannya. Ini perbuatan kalian sendiri. Perbuatan bangsa

3 Jawaban

Peringkat
  • Anonim
    1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    Sekedar tanggapan (walau bukan ahlinya):

    Menurut saya cerita dan dialognya makin menarik , cuma sepertinya banyak menggunakan kalimat yang tidak baku cukup membingungkan, mungkin telah terbiasa dan fasih menggunakan bahasa Inggris.

    contohnya :

    'Kebanyakan orang di sini semuanya perempuan. Para pemuda dan orang tua laki-laki bisa terbilang sedikit.'

    Menurut kalimat yang baku =( Subject + Predikat + objek). Jadi menurut saya sebaiknya:

    'Mereka kebanyakan kaum perempuan. Para pemuda dan pria tua terbilang sedikit.'

    (wah, kayak guru bahasa aja gue. sok tahu....maaf,ya..!. Jika tak berkenan diabaikan saja).

    salam.

    Sumber: Buku pelajaran bahasa Indonesia.
  • 1 dekade yang lalu

    Aku membaca ceritamu dan timbul banyak pertanyaan yang tak kupahami. Namun itu tak penting.

    Cukuplah kunikmati saja kisah yang menarik dan menghibur dalam sepenggal cerita ini. posting lanjutannya lagi, ya?.

    salam Albertussy.

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    hello.....

    dark,

    nia absen neh ^_^

    horeeeee

    nia jadi penjawab pertama hehehehehe

    ceritanya menarik banget, wuah....jadi deg2an baca na

    lanjutin lagi ya, tapi pilihan katanya perbaiki lagi, nia agak bingung baca na.

    harus na runut dong, supaya gak bingung. kalo aku ya aku kalo pake nama ya pake nama hehehehehe

    sekedar saran, semoga berkenan, jika tidak abaikan saja ^_^

    salam,

    Nia

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.