Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

dark.phoenix60 ditanyakan dalam Seni & InsaniBuku dan Pengarang · 1 dekade yang lalu

Apre, potongan cerita berikut.?

“Maafkan aku.”

Keduanya tertegun.

“Kau dulu.” Kata Red kaku.

“Maafkan aku karena aku sudah membuatmu begini. Terluka karena dendamku yang tidak bisa kau pahami. Aku ingin memperbaiki pesan ibuku yang dulu.” Wajahnya mendongak ke atas melihat kubah yang seakan melindunginya seorang diri dengan penuh kasih. “Sekarang kau.”

“Aku ingin minta maaf atas Bangsa Amphitere – bangsaku. Kuharap kau mau…”

“Aku tidak akan memaafkannya….”

Red menunduk. Percuma, pikirnya.

“Kecuali kau.”

“Apa?”

“Maksudku, aku akan memaafkanmu saja daripada memaafkan keseluruhan bangsamu. Tapi itu tidak berarti aku mempercayaimu sepenuhnya. Aku sebenarnya dendam pada Damian dan orang – orang busuk yang mengabdi padanya. Zeref juga tak akan kumaafkan. Bagaimana?”

“Itu sudah lebih dari cukup. Setuju.” kelegaan timbul di hati Red. Tak disangka akan begini rasanya saat permintaan maaf kita atas perbuatan yang bukan ulah kita dimaafkan.

“Aku merasakan kekuatan kalian yang besar menyatu dengan harmonis.” sahut seseorang dari belakang mereka. Mereka menoleh dan melihat Harem berdiri di sana dengan tongkatnya. Ia duduk di tengah.

“Kalian sudah berbaikan, eh?” Harem berlagak menyelidik sambil memicingkan mata.

“Ya. Bukankah itu menyenangkan?” jawab Gizard berseri – seri. “Belum pernah aku melasa bebas dan lepas seperti ini. Aku rasanya dapat melayang sampai ke tempat Dewa Ra.”

“Kau akan melakukannya jika sudah bebas dari tubuhmu.” balas Harem.

Red hanya tersenyum melihat mereka berdua bicara. Harem berbalik menatap Red engan wajah serius.

Jelas ini bukan bercanda dan benar – benar sangat serius.

“Red, aku menemukan sedikit berita tentang bangsamu dari burung – burung salju negara ini. Mereka…” Harem menghentikan sejenak melihat Red tersentak dan khawatir saat mendengar nama bangsanya disebut. “….dalam keadaan yang tak bisa ditolelir orang. Kau mengerti maksudku.”

“Apa anda bisa memperlihatkannya padaku. Maksudku, keadaan mereka dari suatu materi seperti melakukan sihir Sight .”

Harem berpikir. Janggutnya menjuntai begitu saja seperti salju longsor yang ada di depan benteng.

“Kumohon.” desaknya. “Aku ingin tahu tentang ibuku. Semuanya. Sudah berhari – hari aku tak tahu apapun dan kemarin aku baru memikirkan mereka. Bantu aku untuk melihatnya.”

“Ada sihir yang lebih mudah dari Sight namun lebih sedikit waktunya. Mungkin cocok untuk ini. Mirror Sand bisa melakukannya.”

Harem berdiri maju beberapa langkah. Berlutut, ia menyapukan pasir dengan telapak tangannya. Pelan – pelan pasir mulai menyingkir ke pinggir. Satu tanah dengan skala sedang bersih dari pasir beberapa menit kemudian. Orang tua mulai mengucapkan mantra.

“Cepatlah!”

“Red. Sopan santunmu.” Gizard menyikutnya dari belakang untuk mengingatkannya. Itu membuatnya berhasil ingat tata krama sekaligus meringis sakit.

Tanah kering mulai memantulkan bayangn ibarat cermin kusam yang makin bersinar saat dibersihkan. Hal pertama yang mereka lihat adalah bayang – bayang hitam yang menjelma menjadi belasan sosok berjalan. Beberapa bayangan menggambarkan pemiliknya. Lengan putus, tubuh yang caccat karena cambuk berduri bahkan red bisa melihat tulang mencuat dari beberapa bayangan. Ia mual menyaksikan sosok bayi mati terinjak – injak sekumpulan pasukan Damian. Kulitnya abu – abu kebiruan tergeletak hancur di tanah. Makhluk mungil malang itu padahal baru saja lahir beberapa hari lalu. Bertepatan dengan lolosnya Red dari penangkapan anggota bangsanya.

“Bangsa…ku….” Red menahan napas tak percaya. Gizard juga melayangkan tatapan yang sama. Rahangnya mengeras, geram melihat pemandangan yang dilihatnya lewat sihir Harem. Sementara Harem kaku bagai boneka kayu. Matanya memicing tanpa eskpresi. Namun keadaan hatinya sama seperti apa yang dua pemuda itu rasakan.

Mengenaskan. Itu kata yang tepat saat ini.

Mata merah Red langsung tertuju pada seorang wanita paling belakang. Ia dipapah oleh wanita tua. Kulitnya yang mulus tersayat di beberapa tempat. Matanya tertutup dan rambutnya berantakan. Red menyadari siapa itu.

“Ibu!!” ia berteriak Begegas mendekat ke Harem. Namun, Gizard mencegahnya dengan menggeleng sekaligus memegangi lengan Red dengan keras.

“Kau akan mengganggu konsentrasinya.” sentak Gizard. “Sekarang kita tak bisa melakukan apa – apa.”

“Tapi…”mendadak apa yang ingin diutarakan menguap dari pikiran saat melihat cermin pasir sudah memburam tak terlihat apapun.

“Aku hanya bisa sampai sini.” Harem mengusap keringat. “Hanya sebatas itu pula aku tahu tentang ibumu. Sekarang kembalilah ke tenda dan benahi diri kalian. Kita akan bekerja.”

Harem berlalu setelah menepuk bahu Red yang kaku karena shock melihat keadaan ibu yang disayanginya.

Ia tak bisa melakukan apapun.

Gizard membantunya berdiri, meninggalkan pasir pembawa berita takdir berkumpul menjadi satu meratakan tanah seperti sediakala.

Sekali lagi, ia tak bisa melakukan apapun.

Aku memang tak berguna….pikirnya.

4 Jawaban

Peringkat
  • Anonim
    1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    hello....

    dek,

    kk mohon ijinnya ya ^_^

    memang gaya penulisan semakin lugas, hanya saja masih kurang huruf dan penggunaan huruf besar juga kurang diperhatikan. tokoh red juga kurang tonjolkan karakter na. tapi dah ada kemajuan kok ^_^

    salam,

    N_14

  • 1 dekade yang lalu

    ceritanya bikin penasaran..

    saya tunggu lanjutannya...

    salam

    Yangsaga

  • 1 dekade yang lalu

    Mengingatkan aku pada kisah film "The Barbarian". Cuma kisah Apre.... ini kurang ditonjolkan kekuatan/kelebihan sang tokoh. Padahal daya tarik kisah beginian adalah penonjolan kekuatan super power yang dimiliki oleh tokohnya.

    salam

    Awan putih.

  • 1 dekade yang lalu

    bahasanya makin lugas dan enak di baca...

    lanjuuut....

    salam Albertusy

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.