Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

? ditanyakan dalam Rumah & KebunTaman & Pemandangan · 1 dekade yang lalu

di mana tempat di jogja dan sekitarnya yang memiliki arsitektur bergaya eropa ? tolong bantu?

tolong ya teman2 bantu info ^^

2 Jawaban

Peringkat
  • 1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    1. Gereja SantoYusup Bintaran, Jl. Bintaran Kidul No. 5, Yogyakarta Gereja yang didirikan pada tahun 1934 ini adalah hasil karya arsitek J.H. Van Oyen, merupakan gereja pertama yang diperuntukkan bagi orang-orang pribumi di wilayah Bintaran dan bagian tenggara Kota Yogyakarta. Mgr. Soegiyapranoto pernah menempati gereja ini dan sering menjalin komunikasi dengan para pejabat negara seperti I.J. Kasimo, Presiden Soekarno dll. Pada masa perjuangan kemerdekaan tahun 1947-1948 digunakan sebagai tempat pengungsian penduduk sekitar. Bangunan berbentuk persegi panjang ini mempunyai arsitektur gaya Eropa. Gereja ini dibangun dengan landasan beton, bentuk atapnya melengkung, pada bagian atap depan terdapat lonceng. Di dinding depan terdapat tujuh buah hiasan bulatan dengan lingkaran cincin yang sekaligus berfungsi sebagai ventilasi udara. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.25/PW.007/MKP/2007.

    2. Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran, Jl. Suryaden, No. 63 (Jl. Bantul, No. 63), Yogyakarta Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran adalah hasil karya arsitek Van Oyen, gereja ini didirikan dengan tujuan untuk menampung umat di Yogya bagian selatan dan Bantul utara. Hal ini disebabkan karena pada masa itu di Yogyakarta bagian selatan baru ada satu Gereja Katolik yaitu di Ganjuran. Gereja ini diberkati dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 8 Juli 1934 oleh Romo van Kalken, SJ. Selama masa Perang Kemerdekaan 19 Desember 1948 sampai dengan 19 Juni 1949, menjadi tempat pengungsian dan perlindungan bagi penduduk di sekitar Gereja Pugeran. Disamping itu, di bawah Rama Sandiwanbrata, PR., tempat ini juga difungsikan sebagai penghubung rahasia antara para pejuang gerilyawan perang kemerdekaan RI yang bergerak di dalam dan di luar kota Yogyakarta. Bangunan ini menggunakan atap tajug yang disangga oleh empat sokoguru di tengah ruangan. Keempat sokoguru tersebut melambangkan keberadaan empat penginjil yaitu Santo Mateus, Santo Markus, Santo Yohanes, dan Santo Lukas. Sebagai saka guru gereja. Mencermati selubung tegak bangunan, maka nampak bahwa bangunan gereja tersebut juga mengacu pada arsitektur barat. Disamping itu, di bagian depan terdapat porch dan pintu masuk yang memiliki 2 lapis daun pintu dengan model Eropa. Karakter budaya Jawa tidak hanya corak arsitektur tetapi juga pada upacara-upacara Misa Kudusnya. Dapat dikatakan bahwa bangunan Gereja Pugeran ini merupakan gereja dengan bangunan gaya tradisional yang dipadukan dengan arsitektur barat. Bangunan ini telah masuk dalam inventaris benda tak bergerak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

    3. Bank Indonesia Kantor Cabang “Djokdjakarta”(Kantor Bank Indonesia Yogyakarta) dibuka pada tanggal 1 April 1879, sebagai KC De Javanche Bank ke-8. Pendiriannya terutama untuk mengakomodasi usulan perusahaan yang memiliki kepentingan bisnis di daerah ini yakni Firma Dorrepaal & Co., Semarang. Usulan tersebut langsung disambut baik oleh Direksi dan Dewan Komisaris pada saat itu. Pada tanggal 9 Maret 1942, kegiatan De Javanche Bank sempat terhenti bersamaan dengan masa pendudukan Jepang yang disusul dengan penglikuidasian bank-bank milik Belanda, Inggris dan Cina. Kemudian Nanpo Kaihatsu Ginko difungsikan sebagai bank sirkulasi untuk wilayah Jawa. Pada tanggal 30 Desember 1948, KC Djokdjakarta mulai beroperasi kembali namun kemudian ditutup kembali pada 30 Juni 1949 bersamaan dengan Agresi Belanda ke-2. Namun akhirnya pada tanggal 22 Maret 1950 beroperasi kembali. Dengan diberlakukannya UU No.11/1953 pada 1 Juli 1953, De Javanche Bank berubah menjadi Bank Indonesia, sehingga seluruh KC De Javanche Bank berubah menjadi KC Bank Indonesia, termasuk KC Yogyakarta. Seiring dengan perkembangan kegiatan operasional yang meningkat, tanggal 4 Februari 1993 gedung baru yang bersebelahan dengan gedung lama diresmikan. Selanjutnya sebutan Kantor Cabang Yogyakarta sejak tanggal 1 Agustus 1996 berubah menjadi Kantor Bank Indonesia Yogyakarta. Bangunan ini menghadap ke utara, terdiri dari dua tingkat dan satu basement. Arsitektur yang tampak pada bangunan ini menunjukkan ciri arsitektur Eropa.

    Sumber: wehehe.. ketemu nih: www.purbakalayogya.com kebanyakan gereja gk apa2 to??
  • 1 dekade yang lalu

    daerah air mancur, malioboro dan gowongan

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.