Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.
"yang tampak" tak pernah lebih banyak dari "yang tersembunyi"?
> bagaimana anda menginterpretasikan kalimat diatas ?
> bagaimana sepatutnya kita mengelola "yang tampak" dan "yang tersembunyi" ?
hmmm... ini menyoal ttg krusialitas pencitraan yang menjangkiti kejujuran kita, dan terutama para pemimpin kita.
thanks....
6 Jawaban
- 1 dekade yang lalu
ehmm... beginilah bila semua merasa bisa menjadi pemimpin hanya oleh karena "merasa" lebih banyak tahu... seharusnya begini and begitu... yang pada kenyataannya baik itu diri sendiri maupun kelompoknya bila diberi kesempatan tersebut belum tentu menampakkan pencitraan yang benar.
nah... ketika kesadaran itu selalu hadir didalam batin setiap insan manusia maka "yang tampak" tak pernah lebih banyak dari "yang tersembunyi" dengan lapang dada akan menerima bahwa pencitraan merupakan bagian dari proses pengenalan/pembelajaran masing2 pihak untuk menuju kepada yang seharusnya begini and begitu... ndak ada pemaksaan toh...!!!
...maka orang bijak akan menampilkan busana yang disesuaikan dengan situasi and kondisi itu sendiri ...mandi di pantai aja pake baju renang kok !!! :d
- Anonim1 dekade yang lalu
menampilkan apa2 yang ingin dimunculkan lebih mudah daripada menyembunyikan apa2 yang tidak ingin kelihatan.
- ?Lv 51 dekade yang lalu
> Interpretasi saya tentang pertanyaan utama diatas, adalah bahwa secara logis tentu kita mahfum dengan keterbatasan jangkauan rasio maupun empiris kita dalam aspek kwantitatif -termasuk- melalui cara-cara yang kita gunakan dalam membangun pandangan dan pengamatan secara kwalitatif.
JADI, saya setuju seperti pada ungkapan pertanyaan diatas.
> Mengelola, secara umum merupakan kata kerja aktif.
.....Bila kepatutan yang menjadi tujuan, maka jelas kita mengacu pada moralitas (tepatnya pengaturan dalam kehidupan bersama @masyarakat dan bangsa). Lebih lanjut, secara praktis (sebagaimana ajakan pada alinea terakhir pada penjelas pertanyaan), maka pencitraan secara tegas saya nyatakan sebagai "perbuatan subyektif". Berbeda halnya dengan pencitraan obyektif (oleh satelit dengan presisi, misalnya), tentu sangat mudah untuk menemukan kesalahan yang krusial.
Kembali pada pokok bahasan
....Sekarang, fokus persoalan krusial kita adalah pencitraan relatif dalam kaitannya dengan motivasi dan cara-cara yang dilakukan (oleh diri kita masing2 ataupun pemimpin). SINGKATNYA SBB:
1. Sebagai pengelola yang bermoral, sepatutnya KEJUJURAN:
- Dinilai melalui pembuktian mengenai kebenaran aturan dan hukum yang berlaku dan dengan proses hukum yang transparan.
- Prasyaratnya adalah supremasi hukum.
- Hasilnya: pembuktian KEJUJURAN yang dikelola menurut "yang tampak" dan "yang tersembunyi".
- Filternya adalah APAKAH PENCITRAAN melibatkan motivasi dan/ atau cara dalam tujuan "menampakkan dan menyembunyikan" dengan KEJUJURAN atau TIDAK?
2. Selebihnya, alam demokrasi, alangkah baiknya bila bersesuaian dengan jaman dimana histori konsep secara filosofis -pada saat ini- berpegang pada PRAGMATISME seutuhnya.
- Prasyaratnya (minimal) bangsa ini cerdas dan bijak.......sayangnya blue print transformasi yang etis tentang 'kemuliaan' berbangsa menuju hal ini belum pernah ada dalam bentuk GOAL SETTING.
3. Sampai saat ini, kehidupan bermasyarakat dan berbangsa (Indonesia), dari rezim ke rezim bahkan dari generasi ke generasi, menurut saya pribadi, tradisinya ibarat judul lagi: Blowin in the Wind.
Salam.
Sumber: perspektif pribadi - 1 dekade yang lalu
tiap org pa ti memiliki suatu rahasia yg tak ingin dketahui orang lain, baik atopun buruk.
tak terlepas dr it smw, kbnykn org melihat sisi luarny saja.
bs dblg hny melihat apa yg bs mreka lht, bkn krn sebab akibatny.
bahkan sering kali suatu hal yg dianggap buruk mengandung suatu nilai kebaikn yg sngt tinggi.
memang sulit untuk mengetahuiny, tp apabila dikaji lbh dlm n drasakn dg hati, hal" yg tak trlihat it akn mnjdi sngt jelas.
tinggal bgaimana seseorg menilainy.
jadi, knp kita tdk mncoba untk lbh dewasa n bijaksana dlm menilai berbagai hal dsktr kita?
karena yg buruk tdk sll buruk, n yg baik jg tdk sll baik.
yg terlihat tdk sll sprti apa yg trsembunyi ddlmny.
hanya hati, kejujuran n kebijaksanaan yg dpt menilainy.
- 1 dekade yang lalu
yang disembunyikan lebih banyak dari pada yang ditampak-kan. Karena seorang pemimpin itu adalah public figure maka mereka cenderung jaga image, sehingga paada umumnya yang ditampakkan adalah sisi2 yang akan menjadi faktor pendukung mereka ( yg menguntungkan mereka), sementara yang bobrok/jelek disembunyikan.
tapi ada juga orang yang kebalikannya, melakukan perbuatan baik tanpa mencantumkan nama, karena tidak ingin dikenal atau dipublikasikan. Jadi tidak selalu yang disembunyikan itu adalah hal yang jelek.
Apapun itu "yang tampak" maupun "yang disembunyikan" yang penting adalah itikadnya .... selama tujuan akhirnya adalah demi kebaikan atau paling tidak merugikan kepentingan umum maka masih bisa ditolerir.