Muslim: Mengapa Nabi Muhammad SAW tidak bergelar haji?

Pemerintah Arab Lupa memberi gelar,. o

Pertanyaan ini memang sulit untuk bisa dijawab karena saya sendiri tidak memiliki referensi yang mungkin bisa memperkuat dan mendukung pernyataan saya. Tapi ini akan saya jawab begini:

Bukan saya ingin menyepelekan pertanyaan anda. Hanya saja seberapa urgent pertanyaan ini untuk dijawab? Saya hanya bisa memberi penjelasan,predikat titel atau embel-embel seperti itu saya kira tidak begitu penting untuk seorang dermawan besar seperti nabi Muhammad SAW. Allah SWT melindunginya dari segala yang tidak perlu untuk disandang beliau. Predikat Shallallaahu Alaihi Wasallam (SAW) itu saja sudah cukup bagi Allah SWT. Mungkin penyematan gelar haji pada jaman ini hanya produk manusia dengan maksud memperjelas statusnya dalam hidup bermasyarakat(Produk Budaya). Dan saya sendiri tidak pernah menemukan perintah wajib atau sunnah menyematkan gelar tersebut dalam tuntunan islam. Adalah baik bagi kita untuk menghindari kebiasaan yang dikhawatirkan akan menimbulkan Riya' (pamer) . Saya juga sering memperhatikan yang bergelar haji ini berkelakuan tidak sesuai dengan gelar yang telah disandang-nya setelah kembali dari tanah suci Mekkah.

kagak ade anjuran utk pake gelar Haji atawa Hajjah pren

entu buatan orang rumpun Melayu aje

Berawal dari Pemerintah Hindia Belanda yg mengalami phobia thd siapa saja yg baru pulang dari tanah suci. Mereka selalu khawatir orang yg bisa menunaikan haji akan menjadi panutan masyarakat dan bahkan bisa menjadi pioner pergerakan yg bisa mengancam eksistensi kaum kolonial, shg mereka sangat memperketat agar tdk sembarangan orang bisa pergi menunaikan ibadah haji.

Saking ketatnya usaha Pemerintah Hindia Belanda dalam mencekal orang yg ingin menunaikan ibadah haji (disamping memang belum banyak orang yg bisa melaksanakannya) maka akibatnya saat itu bagi siapa saja telah mampu melaksanakan ibadah haji dgn sendirinya ia menjadi orang yg amat dihormati dan gelar Hajipun menjadi sebuah titel kehormatan yg amat berharga di tengah2 masyarakat.

Kenapa juga ya para TKW Indonesia di Arab tidak menyandang gelar haji ?

Ibadah haji sebenarnya adalah ibadah yang diperitahkan oleh Allah kepada semua umat Islam yang mampu untuk melaksanakannya. Posisinya adalah sama seperti ibadah-ibadah mahdhah lainnya seperti shalat, zakat dan puasa. Tetapi herannya, mengapa orang yang melaksanakan ibadah shalat dengan baik, kok tidak ada yang memanggilnya dengan nama “Pak Shalat”, orang yang melaksanakan puasa Dawud atau selalu puasa Senin dan Kamis, lalu disebut dengan “Pak Puasa” atau orang yang mengeluarkan zakat hingga milyaran rupiah tidak dipanggil dengan “Pak zakat”?

Mungkin salah satu penyebabnya adalah karena tidak semua orang bisa melaksanakan ibadah haji. Hanya sebagian kecil saja dari masyarakat yang melaksanakan ibadah haji, karena untuk melaksanakan ibadah haji, diperlukan kemampuan yang besar, baik secara jasmani maupun rohani dan moril maupun materiil. Adapun jika semua orang telah mampu melaksanakan ibadah haji dan semua orang sudah melaksanakan ibadah haji, mungkin gelar atau embel-embel haji itu tidak akan muncul lagi.

Seperti yang terjadi dalam masyarakat di sekitar kota Makkah dan Madinah. Semua orang Islam di kota Makkah dan Madinah, atau di sekitar negara Saudi Arabia, sudah melaksanakan ibadah haji dan umroh. Bagi mereka, ibadah haji merupakan sesuatu kegiatan ibadah tahunan yang lumrah dan biasa, seperti kita melaksanakan shalat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, sehingga meskipun mereka sudah melaksanakan haji sepuluh kali, tidak ada yang memanggilnya dengan sebutan “pak haji”. Yang namanya Ahmad tetap dipanggil Ahmad, bukan “Ji Mat” dan mereka juga tidak merubah namanya dengan nama baru, seperti kebanyakan masyarakat kita yang berubah nama setelah pulang dari ibadah haji.

Tetapi apapun yang terjadi di dalam masyarakat kita, ibadah haji merupakan suatu ibadah yang diidam-idamkan oleh semua orang Islam, karena mereka bisa berhadapan langsung dengan Ka’bah atau Baitullah dan bisa bermunajat langsung kepada Allah dengan begitu dekatnya. Di hadapan Ka’bah kita bisa meminta apa saja yang kita kehendaki, meskipun terkabul dan tidaknya, kita serahkan kepada Allah. Kita berdoa, semoga para pembaca yang belum haji, diberi kemudahan oleh Allah untuk bisa malaksanakan ibadah haji, sehingga layak untuk dipanggil “pak haji” atau “abah kaji”. Wallahu a’lam bishawah.

mmm

lha wong bisa haji tiap ari hihihihi

tergantung pribadi orangnya masing2 tuw

jiakakakakak

karena nabi Muhammad adalah org yg rendah diri.

telah ada suri tauladan yg baik dalam diri rasulullah

karena ia adalah nabi bukan manusia biasa

utk membedakan org arab dan org non arab....

krn semua penduduk arab adalah haji.... KATANYA

karena setiap hari selama hidupnya sdh menginjak tanah suci... KATANYA