Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.
Anime lovers masuk donk?
Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik pikiran saya akhir2 ini tentang stigma masyarakat Indonesia yang masih menganggap anime adalah tontonan untuk anak2 tanpa melihat konten ataupun jalan cerita dalam anime.
Tentu kawan2 di room K&A ini tidak setuju dengan stigma masyarakat tersebut dan teguh pada pendapat bahwa anime merupakan tontonan beragam kalangan dan kelompok umur dengan penyesuaian genre, konten, jalan cerita, dan sebagainya.
Well, yang ingin saya tanyakan adalah:
Q1: Apa yang menyebabkan terbentuknya stigma di masyarakat bahwa anime adalah tontonan anak2? Jelaskan?!
Q2: Menurut Anda, apakah pemilihan chara utama dalam anime yang kebanyakan adalah anak2 atau remaja sebagai chara utamanya memengaruhi terbentuknya stigma masyarakat terhadap anime? Jelaskan?!
Q3; Adakah upaya Anda mengubah stigma tersebut? Kalau ada, jelaskan bagaimana caranya?!
Okeh itu aja,
Sorry sorry to say klo kebanyakan pertanyaan. Untuk perhatiannya saya ucapkan ありがとうございます。
@Al Zee: Well, kalau demikian bagaimana dengan Crayon Shinchan? Anime cabul seperti itu tp chara utamanya adalah seorang anak TK dan lolos untuk tayang di TV Indonesia pada hari minggu pagi pula tayangnya.
12 Jawaban
- ?Lv 68 tahun yang laluJawaban Favorit
Q1: Apa yang menyebabkan terbentuknya stigma di masyarakat bahwa anime adalah tontonan anak2? Jelaskan?!
> Stigma tersebut sudah muncul semenjak animasi Jepang masuk ke Indonesia di tahun 1980-an. Pada zaman tersebut, Indonesia "dibanjiri" dengan berbagai anime Jepang, terutama anime yang bergenre Mecha/Robot. Anime semacam Getter Robo, Voltes V, Great Mazinger, Mazinger Z, bermunculan dalam format Video Beta (yang dulu bisa dipinjam/rental), meski anime-anime tersebut lebih cocok ditonton oleh remaja, karena berisi mengenai peperangan, dan kematian serta tragedi dimana-mana.
Dan karena terbatasnya acara/film untuk anak-anak pada saat itu, mereka menganggap anime itu sama dengan animasi barat seperti Tom & Jerry, Looney Tunes, atau Scooby Doo yang ditujukan untuk anak-anak, tanpa mengetahui isi cerita dari anime tersebut. Wajarlah jika para orang tua meminjam Video Beta tersebut untuk ditonton oleh anak-anak, meski sang anak hanya memandang gambarnya saja tanpa mengerti cerita dari apa yang ditontonnya (saat itu anime hanya disub Inggris, dengan dub Jepang).
Q2: Menurut Anda, apakah pemilihan chara utama dalam anime yang kebanyakan adalah anak2 atau remaja sebagai chara utamanya memengaruhi terbentuknya stigma masyarakat terhadap anime? Jelaskan?!
> Kebanyakan orang pasti memandang sesuatu dari luarnya saja, tanpa mengetahui isi dari apa yang dipandang tersebut. Sama halnya dengan anime, apabila mereka melihat tokohnya adalah anak-anak atau gambarnya lucu, pasti cerita tersebut untuk anak-anak. Hal tersebut memang kadang kala ada benarnya juga, namun tidak jarang persepsi tersebut malah salah besar.
Contohnya seperti yang agan bilang, Crayon Shinchan. Kalau dilihat dari segi cerita, serial ini lebih ditujukan untuk kalangan remaja, atau untuk anak-anak namun dengan bimbingan orang tua, mengingat kelakuan dari Shinchan yang "terlampau dewasa" untuk anak seusianya, ditambah dengan kelakuan tokoh-tokoh lain dalam serial tersebut yang cenderung kasar. Dan Doraemon pun terkadang mempunyai beberapa hal yang sebenarnya tidak pantas untuk dilihat oleh anak-anak, seperti kelakuan Nobita yang sering mengintip Shizuka ketika sedang mandi, baik secara sengaja atau tidak.
Meski demikian, ada beberapa anime yang memang bagus untuk diikuti oleh anak-anak, seperti Chibi Maruko-chan. Anime-anime seperti inilah yang seharusnya menjadi tontonan untuk anak-anak, selain ceritanya yang sederhana dan mudah dimengerti, serta aman dari segala unsur fanservice dan kekerasan. Contoh lain dari anime semacam ini adalah Aria the Animation, Binchou-tan, Chi's Sweet Home, dsb.
Q3; Adakah upaya Anda mengubah stigma tersebut? Kalau ada, jelaskan bagaimana caranya?!
> Memang teramat sulit untuk merubah pandangan orang Indonesia pada umumnya mengenai masalah "Anime untuk anak-anak". Namun bukan berarti hal tersebut tidak bisa diubah. Salah satu caranya adalah memperkenalkan kepada masyarakat umum bahwa tidak semua anime itu ditujukan untuk anak-anak, dan menayangkan anime dengan target umur yang bervariasi:
1. Menayangkan anime-anime yang bertemakan drama remaja, namun tidak mengandung unsur-unsur fanservice yang berlebihan. Misalkan Kimi ni Todoke, Honey & Clover, Tora-Dora!, Itazura na Kiss, Skip Beat, Nodame Cantabile, Kanon, dsb.
2. Menayangkan kembali anime-anime yang bertemakan kekeluargaan, seperti anime The Baby and I yang dulu pernah ditayangkan disini. Ada banyak anime seperti itu, contohnya: Usagi Drop, Aishiteruze Baby, Clannad, Air, dsb
3. Menayangkan anime yang memang ditujukan untuk dewasa atau bertema cukup berat. Seperti Kaiji, Rainbow, Monster, Ghost in the Shell, Darker Than Black, Gankutsuou: Count of Monte Cristo, dsb.
4. Menayangkan film-film anime yang kualitasnya tidak kalah dengan film-film Disney, bukan hanya film2 Naruto atau Dragon Ball. Contohnya film anime hasil karya Studio Ghibli, yang entah mengapa belum pernah ditayangkan di TV Indonesia sampai saat ini. Dulu Trans TV pernah menayangkan film anime pada awal-awal berdiri, yaitu Blue Submarine No. 6 dan Jin-Roh. Namun berhenti begitu saja tanpa ada kejelasan.
Selain itu, pihak TV juga harus berani dalam menentukan jam tayang dari anime-anime tersebut. Misalkan anime-anime tersebut ditayangkan pada saat Prime Time, dimana mereka akan bersaing dengan berbagai acara lainnya, terutama dengan sinetron sebagai pesaing paling berat. Bukan tidak mungkin banyak orang yang beralih menonton anime, karena mereka sudah jenuh menonton sinetron yang cerita dan pemerannya itu-itu saja.
Intinya, apabila tidak ada pihak yang bergerak untuk mengubah paradigma tersebut, maka akan semakin sulit pandangan "Anime untuk anak-anak" akan berubah dari masayarakat Indonesia...
Sumber: Whew, panjang juga nulisnya... :D - 【Lєloυcн 】™Lv 68 tahun yang lalu
Q1: IMO, karena:
- objeknya yg kita tonton adalah 2D, tidak diperankan oleh manusia
- ceritanya kebanyakan khayalan, tidak nyata
- sebelum anime dikenal luas, masyarakat kita lebih dulu mengenal cartoon. Kebanyakan cartoon itu no story no serious plot, tontonan anak2. Kalaupun cartoon ada plot nya, kurang 'berkesan' di hati kita . Lalu beredarlah anime.
Dan mereka menganggap
Cartoon = anime
Btw bukan di Indo aja. Di negara barat juga begitu
Q2: nggak ngaruh gw rasa. Karena masyarakat udah terlanjur ngejudge nya buat anak2 sih, gara2 telat beredar/dikenal daripada cartoon
Q3: udah dijelasin ke orang2 kalo anime itu beda dg cartoon n dijelasin berdasarkan rating/genre nya, malah kadang nonton bareng juga yg genre gore itu.
Kesimpulannya ada 4 reaksi:
- anime itu konsumsi anak2 -> Opini umum/ orang awam
- anime itu utk konsumsi segala umur tergantung rating/genre -> opini kalangan yg 'open minded'
- anime itu hiburan di waktu senggang, sebodo teuing dg rating/genre yg penting bagus utk ditonton -> opini fans animanga
- ah pokoknya cuma suka anime piiiip tidak ada anime lain yg bagus selain anime piiip, nggak mau nonton anime lain! Pokoknya anime piiiip forever -> statement retard
Wkwkwkw
#dibejek
Hasilnya tetep yg 'menang':
Anime itu utk anak2
Sumber: crayon shinchan pernah jadi pro kontra kan, , http://www.oocities.org/galaxy_m318/html/shinchan.... - Anonim8 tahun yang lalu
Q1:Terbentuknya stigma masyarakat bahwa Anime adalah tontonan anak anak disebabkan tidak taunya golongan masyarakat tersebat tentang apa itu Anime,karena kebanyakan orang selalu menjudge tanpa mereka lihat lebih dulu ,mungkin mirip seperti pepatah "tak kenal maka tak sayang" belum ketemu anime yang pas maka gak suka Anime, padahal anime itu mempunyai banyak Genre
dan rating yang bisa disesuaikan dengan umur si penonton anime itu sendiri
Q2: Sedikit banyak berpengaruh terhadap penggemar anime, sebagai contoh Anime-Anime remaja rata-rata ceritanya tentang School life Romance dan Drama,mungkin gak akan cocok dengan selera orang Dewasa yang lebih menyukai Action,dll
Q3:ada, sebagai contohnya saya sering membahas Anime dengan orang disekitar saya ,bahwa Anime adalah sebuah tontonan yang berat dan membangun karakter seseorang (tapi itu juga tergantung Anime apa yang ditonton), tidak seperti sinetron dimana disitu saya lihat hanya menjual mimpi, dengan cerita yang itu itu saja, ketika saya membahas Anime dengan orang disekitar saya lumayan ada sedikit ketertarikan orang disekitar saya terhadap Anime
Terima Kasih
- Sung Soo SugLv 78 tahun yang lalu
Q1:
pada zaman saya kecil, anime yang diputar di tv dan dalam bentuk video betamax itu kebanyakan untuk anak2, kayak Voltus, Pinky momo, doraemon, astro boy, kickers, dkk.....Jadi pada masa orang tua kamu masih menikmati anime di TV, video.... mereka masih nonton anime yg dikhususkan utk anak2... Dan karena putus dengan anime yang dianggap sama dengan kartun ala amrik, mereka sekarang ya masih beranggapan anime utk anak2....
Ngombyes:
Jepang sendiri kayaknya mengalami perkembangan untuk animenya pertama kali ya untuk anak2 kayak karya doraemon, astro boy... http://en.wikipedia.org/wiki/Category:1970_anime_t...
tapi karena anak2 yang dulunya menikmati anime ala Ozamu Tezuka sekarang udah beranjak dewasa dan mereka masih ingin menikmati anime juga tapi yang sesuai dengan umuran mereka. maka dibuatlah anime adult
Kayak saya gini ya udah ndak suka nonton kayak Inazuma 11 mungkin kalau saya SMP gitu ya suka.... Lah itulah utk orang2 kayak gini dibikin anime adult kayak Basilisk
Q2:
cara pemilihan chara utama:
saya rasa mereka tidak mempermasalahkan charanya... bahkan mungkin juga mereka juga cuek dengan anime itu remaja atau anak2, mungkin sekilas mereka liat itu kartun... ya untuk anak2.... tapi kalo kalian mutarnya yang ada ecchi.... langsung alert dah,,, nyap nyap dah
Bahkan ada beberapa anime yang remajanya digambarkan mirip anak2... hmm kayak K-On.. padahal seinen...
Q3:
Tidak ada. Pssst... papa saya suka nonton Shin chan tapi beliau tidak sadar sebenarnya ada kandungan pornografi di anime itu.... Tapi kalau angkatan saya jadi orang tua bagi anak2 yang nonton anime utk generasi berikut.... kami akan sangat ketat menyeleksi anime2 dan manga2 yang ditonton anak2 kamu karena kami udah tahu ada animanga adult....
Sumber: http://novaonline.nvcc.edu/eli/evans/his135/Events... http://www.animenewsnetwork.com/bbs/phpBB2/viewtop... - .Lv 78 tahun yang lalu
Q1 : karena kurang sosialisasi yg dimana membuat masyarakat menjadi awam akan anime. Kalau seseorang awam akan sesuatu pastilah orang tersebut akan asal dalam berkomentar dalam arti apa yg matanya lihat sekilas itulah yg akan di komentari. Yg dimana karena umumnya anime yg beredar di masyarakat di tonton oleh anak anak dan karakter yg di hadirkan juga anak anak. Maka jadilah penilaian org awam yg langsung menilai anime adalah untuk anak anak karena hal diatas.
Q2. Iya tepat sekali seperti yg saya bilang diatas yg namanya orang awam akan menilai sekilas, yg dimana kalau yg dilihat adalah karakter anak-anak dan yg menonton adalah anak-anak, jadilah demikian. Selain diatas sifat orang awam ada lagi yaitu apabila sesuatu yg dilihat matanya di ulang ulang maka orang awam ini akan menganggap nya sama walau kadang ada yg berbeda di beberapa waktu yg dimana karena kartun yg berisikan karakter anak anak yg nonton anak anak. Dan di ulang terus maka jadilah pendapat umum yg menyebutkan anime untuk anak anak
Q3 : ada atau tidak saya tidak memikirkan hal itu. Yg seharusnya di fokuskan adalah agar bagaimana anime bisa tayang lagi di televisi mengingat tayangan animasi terutama animasi di televisi sudah mulai lenyap oleh tayangan kurang bermutu macam tayangan berita adu domba, tayangan musik alay dan tayangan sinetron yg tidak mendidik. Biarlah anime di cap only for child toh memang itu benar. Karena sinetron yg tak mendidik, acara musik alay dan berita adu domba bukan untuk anak anak...
- ?Lv 44 tahun yang lalu
cuma judulnya doang yang keren atau isi ceritanya keren?? kalau yang judulnya doang mah banyak, tapi gw kasih beberapa yang isi ceritanya keren aja ya: - 5 cm in line with seconds - Paprika - Serial test Lain - s.CRY.ed - Texhnolyzed - Neon Genesis Evangelion - Millenium Actress - dying observe + emo
- 8 tahun yang lalu
Q1 : Apa yang menyebabkan terbentuknya stigma di masyarakat bahwa anime adalah tontonan anak2? Jelaskan?!
=> Mungkin karena efek dari kartun-kartun seperti tom and jerry...
Banyak orang mengira Anime dan Kartun adalah sama, padahal mereka berbeda..
Anime adalah kartun buatan jepang yang banyak dinilai lebih bagus dalam sisi gambar
Sedangkan kartun buatan amerika, inggris atau negara lain
tom and Jerry memasukan cerita untuk anak-anak...
tapi mereka melihat Anime dan Kartun hanya untuk anak-anak karena mereka belum pernah melihat anime
Q2: Menurut Anda, apakah pemilihan chara utama dalam anime yang kebanyakan adalah anak2 atau remaja sebagai chara utamanya memengaruhi terbentuknya stigma masyarakat terhadap anime? Jelaskan?!
=> kebanyakan seperti itu...
tapi tidak semua...
seperti yang Miss All Sunday tadi bilang, Crayon Shinchan bergenre Ecchi tapi Main Chara-nya adalah anak TK..
itu merupakan salah satunya...
ada juga yang anime untuk anak-anak, tapi Main Chara-nya adalah anak remaja...
dan masih banyak lagi...
Q3; Adakah upaya Anda mengubah stigma tersebut? Kalau ada, jelaskan bagaimana caranya?!
=> Mungkin menbuat mereka percaya bahwa tidak semua anime ditujukan untuk anak-anak..
Caranya : Yang punya Blog, dipostiing beberapa informasi tentang anime serta rate-nya..
Mungkin itu aja yang Yumi inget sekarang...
Arigatou... ^_^
- IgorLv 68 tahun yang lalu
1. Kurang pengetahuan animanga, mindset masa lalu yg kebanyakan dulu anime memang cuma buat anak2
2. Ya, kebanyakan orang melihat dari luar apalagi hal2 yg dianggap sepele macem anime/kartun
3. Tidak, saya merasa hal itu wajar apalagi untuk orang awam yg memang kurang suka animanga. Sama halnya dengan hoby2 lain yg kita juga tidak tau menahu sebelum mendalaminya.
- Anonim8 tahun yang lalu
Answer Q1: Karena kebanyakan anime yg ada di tv indo itu bergenre fantasy/gak masuk akal, karna itu masyarakat indo yg gak begitu suka berimajinasi nganggepnya itu tontonan anak2
Answer Q2: kliatannya sih gitu,soalnya aku prnah ngajak tmen aku nonton anime, trus waktu dia liat charanya itu anak2, dia langsung kehilangan minat.
Answer Q3: caranya kasih liat anime ke orang tersebut dengan genre yg dia suka/anime yg charanya kbanyakan orang dewasanya.
Sumber: ME - 8 tahun yang lalu
Q1: karena kebanyakan animasi di tv indonesia dari nickeelodeon yang ceritanya adalah hewan, anak kecil, benda, yang menjadi tokohnya sehingga orang berfikir kartun hanya untuk anak-anak,
Q2: tidak, karena kebanyakan adalah remaja, hanya mereka tidak tahu bedanya animasi jepang dan animasi amerika
Q3: memperkenalkan animasi jepang sesuai ratingnya all age, 13 older, 17+, R+ mild nudity, RX hentai dan memberi tahu bedanya dengan animasi lain seperti nickeelodeon, cartoon network dll