Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

ishak
Lv 7
ishak ditanyakan dalam Masyarakat & BudayaAgama & Kepercayaan · 7 tahun yang lalu

Jikalau kebenaran ilmiah dicari dengan analisa, eksperimen, dan pembuktian, lalu dengan metode apa.......?

mencari tentang kebenaran adanya Pencipta....?

Perbarui:

Sepertinya room ini telah sepi. Selamat istrahat.

Perbarui 2:

@Bunglon

Kalau saya sih, berdasarkan tingkatan ilmu pengetahuan, sesuatu itu bisa dibuktikan dengan metode analogi komparatif. Karena dalam loagika juga kan ada metode, salah satunya metode komparatif, metode perbandingan. Salah satu contohnya, jikalau kita menemukan suatu kursi di suatu tempat, tentu kita akan bertanya, kursi ini ada, pasti ada pembuatnya. Tidak akan mungkin, kursi ini ada tanpa ada yang membuatnya. Dengan bukti itu, maka meskipun kita tak melihat pembuatnya, maka kita bisa berkesimpulan, kursi ini ada yang menciptakan, sebagaimana alam semesta ini, tidak mungkin tercipta begitu saja, tanpa ada penciptanya. Sementara bukti pencipta itu adalah ciptaan di alam semesta ini.

Demikian pendapat saya sob.

Perbarui 3:

Sobatku @Bunglon.

Tuhan itu adalah awal yang tiada mengawalinya dan akhir yang tiada mengakhirinya.

Bukankah analogi 0-1-2-3-4-5-6-7-8-9-10.

Disebut adanya 1 karena diawali 0. Disebut 10 karena diakhiri 0. 0 tiada yang mengawali dan 0 tiada yang mengakhiri.

Perbarui 4:

Sobatku @Bunglon

Engkau tak melihat langsung aku. Tapi bukti tentang aku ada tanpa melihatku, dengan melihat dan membaca tulisanku ini. Tak mungkin tulisanku ini langsung ada tanpa ada aku di belakangnya. Bukankah ini sebagai analogi komparatif bagaimana membuktikan keberadaan tuhan.

Perbarui 5:

-----------------

Sebenarnya pengetahuan itu bisa salah satu menuntun manusia dalam kebaikan. Orang yang tidak bisa membedakan antara baik dan buruk, tentu orang yang tak berpengatahuan. Orang yang mengetahui itu baik dan buruk tapi melanggar apa yang diketahui, tentu juga akan merusak.

Nah, jikalau tak ada iman sebagai pengendali, manusia yang berakal tanpa memiliki iman, akan memunculkan berbagai kezaliman di muka bumi ini, karena antara pengetahuan tidak diiringi kendali iman.Iman yang benar-benar beriman sesungguhnya adalah kendali bagi manusia.

Perbarui 6:

Banyak bukti tentang itu. Persoalannya, apakah bukti itu diterima atau ditolak, karena sekalipun kebenaran disampaikan, untuk apa, kalau hanya diingkari. Okelah, kita ambil pendapat dari luar agar Anda menilai obyektif.

http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/03/21/%E2%...

8 Jawaban

Peringkat
  • Anonim
    7 tahun yang lalu
    Jawaban Favorit

    Kebenaran ttg pencipta tidak mungkin dicari cari atau dibuktikan manusia, tapi kebenaran itu hanya bisa dibuktikan bila Sang Pencipta sendiri yg menyatakan diri-Nya SECARA LANGSUNG TANPA PERANTARA APAPUN.

    Dari dulu sampai sekarang banyak YG MENGAKU NGAKU sbg pencipta TAPI TIDAK PERNAH MENUNJUKKAN DIRINYA, hanya bersembunyi dibalik UCAPAN SATU ORG MANUSIA, bagaimana hal itu bisa disebut sbg kebenaran?

  • ?
    Lv 4
    7 tahun yang lalu

    Ajaran di agama Islam Ada yg perlu dipikirkan ada yang cukup diyakini saja bahwa ada(Iman)

    Saya kaga bisa memperlihatkan adanya nabi karena saya tidak hidup di jaman nabi masih hidup cukup diyakini bahwa emang dahulu ada nabi.

    Tuhan diajaran Islam tidak bisa saya lihat dan loe lihat karena Tuhan Ghoib(tidak berbentuk & tidak menyerupai apapun), hanya orang tertentu saja di jaman dahulu yg bisa melihat Tuhan Allah SWT.

    Seperti do'a , saya berdo'a bisa dikabulkan dikarenakan adanya Tuhan Yang Maha Mendengar walaupun saya berdo'a hanya dalam hati jika itu saja loe kaga percaya berarti kita sudah lain keyakinan atau ajaran agamanya.

  • Anonim
    7 tahun yang lalu

    Tauhid dalam Asma 'Ul Husna.

    sayangnya...hanya tersisa 15 sifat2 tuhan dalam alkitab mu,

    itu juga telah berkurang dengan dihapusnya 'tuhan mahakudus' dalam perjanjian baru.

    bagaimana mungkin dapat mendekatkan diri kepada Allah, jika sifat2 tuhan tsb dihapus oleh manusia itu sendiri.

  • 7 tahun yang lalu

    Kalo menurut aku , mirip / sama dengan pendapat sobat @ishak, yakni melihat fakta di sekeliling kita dan fakta adanya manusia (kita) ini ....

    Itulah apa yang disebut dengan ayat-ayat Allah, baik yang tertulis (Al Quraan) maupun fakta adanya Alam Semesta ini (langit, bumi, tumbuh-tumbuhan, khewan dsbnya )......

    Sumber: Pelajaran agama.
  • Kuping
    Lv 7
    7 tahun yang lalu

    Cuma modal pengalaman

  • Batman
    Lv 5
    7 tahun yang lalu

    Ada sob..

    Dengan metode ILMU KEBATHINAN..

    Karena orang yang berilmu agamanya baik dia akan sakti melebihi kemampuannya..

    Ilmu agama itu adalah :

    ilmu tirakat,torekat,hakikat dan maripat..

    Yang derajatnya paling tinggi ialah MARIPAT bil MARIPAT..dimana seseorang bisa memisahkan antara roh dan wujudnya..maka ia akan tau kemana roh nya pergi disaat tidur,dan ia pun tau kapan harus kembali masuk dalam jasadnya..disitulah ia akan diperlihatkan isi dunia dan akhirat (seperti mati suri)

    Ilmu tersebut tidak bisa didapat memakai metode apapun apalagi analisa..karena metode tersebut hanya dapat dilakukan dengan TAFAKUR

    Sumber: Guru Spiritual
  • 7 tahun yang lalu

    Assalamualaikum akhii....

    "ILMIAH" adalah realita dari sesuatu yang dapat di buktikan dengan metode seperti yang akhi sebutkan. Analisa, Eksperimen dan pembuktian.

    Siapakah yang harus menganalisa,bereksperimen dan membuktikan ?. Tentu Kita yang ingin mengetahui Realitas "sesuatu". Pembuktian harus dapat di buktikan berulang ulang dengan hasil yang sama.

    Inilah yang di sebut KEBENARAN ILMIAH. Dan dengan metode yang sama pula setiap orang yang ingin membuktikan kebenarannya dapat membuktikannya.

    Lalu denngan metode apa keberadaan Tuhan dapat di buktikan ?.

    Tentu saja dengan metode yang sama. Analisa,Eksperimen dan pembuktian. Ingat Ketika Abraham terusik hati dan pikiranya tentang Tuhannya, ia mulai menganalisa, bereksperimen dan akhirnya sampai pada pembuktiannya. Secara singkat dan dalam gaya bahasa yang berdeda Allah telah menceritakan pada kita semua. Ingat juga ketika saat sat nabi Muhammad sering uzlah dan bertakhannut di gua hiro sampai akhirnya ia mendapat wahyu pertama. Semmua nabi mengalami hal yang sama dan menemui REALITAS yang sama.

    Bila akhi percaya babwa madu dapat menyembukkan sariawan, apakah cukup dengan percaya akhi dapat sembuh dari sariawan?.Tidak bukan ? Kepercayaan akhi tentu harus berlanjut dengan analisa, percobaaan, bahkan bisa percobaan berulang ulang hingga sampai pada pembuktian.

    * Apakah cukup Sekedar PERCAYA !

    * Tanyakan pd "ahladzikri" Jika kamu tidak mengetahui.

    Sumber: Spititual reality
  • 7 tahun yang lalu

    Karena kebenaran adanya Pencipta ini tak bisa dibuktikan, mencarinya ya dengan metode iman.

    Tapi imannya harus iman yang baik, bukan iman membuta lalu apapun ayat yang ada dipraktekkan walaupun itu merugikan orang lain. Menerjemahkan atau menafsirkan ayat, haruslah pakai akal budi.

    Sebenarnya nurani bisa dibentuk tanpa adanya kepercayaan terhadap adanya "Sang Pencipta".

    ===

    Kalau kita bicara masalah siapa pembuatnya, duluan mana telor dan ayam, maka tak akan ada selesainya. Lalu prima kausa (sebab segala sebab) itu nanti posisinya ada atau tidak ?

    Sebab kalau ada artinya harus ada yang membuatnya.

    (Dalam alam semesta pararel, kursi sudah ada walaupun belum dibuat. tapi ada di alam semesta yang lain)

    Masalahnya bukan disitu, tapi pengetahuan itu ada manfaatnya apa tidak bagi peningkatan religius manusia? Apa dengan percaya itu orang bisa jadi baik? Tidak ada bukti tentang itu.

    ===

    @Elang raja bilang : Kebenaran harus bisa dibuktikan berulang" dengan hasil yang sama.

    Semmua nabi mengalami hal yang sama dan menemui REALITAS yang sama. Lalu kenapa ajaran yang dihasilkan masing" Nabi semua berbeda jauh. Harusnya ajarannya itu mengandung kebenaran yang bisa dibuktikan oleh penganutnya dengan hasil yang sama. Kalau tidak bisa dibuktikan, bagaimana bisa disebut kebenaran ?

    @Ishak

    Itu disebut prinsip antromorphisme. Dalam sains memang pernah ada. Masalahnya adalah adakah benang benang pengendali dari dunia ini yang langsung dikendalikan oleh sang pencipta. Dalam sains modern ini dengan sangat majunya tentang hukum alam dan matematika, sudah terbukti bahwa benang benang pengendali dari "Sang Pencipta" ini tidak ada. Artinya, bila prinsip ini dipakai, yang dipakai adalah prinsip atromorphisme lemah, yaitu Tuhan mencipta lalu membiarkan semuanya berjalan dengan hukum" alam. Nah kalau kejadiannya begini, lalu mengapa manusia membutuhkan Tuhan dan menyembah Tuhan?

    Kalau yang dipakai adalah analogi komparatif, maka sang pencipta itu bisa berupa apa aja, termasuk flying spaghetty monster. Bisa juga banyak, bukannya satu ibarat manusia yang membangun stadion tak mungkin sendirian.

    Memang di salah satu negara bagian di amerika, prinsip ini dimasukkan dalam pelajaran untuk mengganti teori evolusi. Itu adalah kebenaran yang abu abu dan pseudosains. Maka muncullah sindiran: https://www.google.com/search?newwindow=1&client=f...

    Kalau tidak bisa dibuktikan tapi malah dipakai sebagai KEBENARAN MUTLAK, yang ada bukan rahmat yang kita dapat, tapi peperangan. Sejarah telah membuktikan itu.

    Kalau bisa dibuktikan, maka orang lain akan dapat membuktikannya dan tidak ada masalah lagi mengenai kebenaran.

    Karena itulah, SAINS menyatukan sedangkan agama itu sebaliknya, membuat perpecahan. Ini fakta.

    Karena itulah jangan mengklaim kebenaran yang tak bisa dibuktikan sebagai kebenaran mutlak.

    ====

    Kalau masalah pendapat dari luar itu kan subjektif.

    Kalau saya terkenal misalnya, maka saya hanya membicarakan sosok figur tertentu hanya mengambil sisi positifnya saja untuk mendapatkan popularitas. Kalau saya objektif, bisa jadi saya dikecam oleh orang yang menjunjung (penganut) sosok figur tersebut. Coba lihat apa yang dibicarakan, pasti sisi positifnya saja. Ini berlaku juga dengn figur tokoh sejarah lainnya (nabi/pemimpin agama lainnya), yang dibicarakan pasti sisi positifnya.

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.