Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

Mohon beri saya pengertian, wahai teman-teman umat muslim...?

Saya tidak bermaksud apa pun. selain untuk mendapatkan pengertian yang menyeluruh. Karena saya tidak mau salah pengertian pada agama kalian yang begitu indah.

Mengapa umat muslim merasa sangat tersinggung bila menyangkut gambar diri Nabi Muhammad?

Maaf teman-teman, saya bertanya dari kurangnya pengetahuan saya... Terima kasih atas pengertiannya.

Perbarui:

Jika gambarnya menghina, tentu saja siapa pun jelas akan tersinggung. Tapi saya pun tidak pernah melihat gambar Nabi Muhammad SAW, sekalipun gambar yang tidak menyiratkan penghinaan.

Menurut saya, hal ini sangat unik.

Mengapa begitu?

Sekali lagi, saya bertanya dari kurangnya pengetahuan saya sendiri...

22 Jawaban

Peringkat
  • 1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    Salam Ariz Pratama Putera...

    Wah, memeng bingung ya.. jika kita ingin menanyakan masalah agama....

    selain karena takut dituduh provokasi, mungkin juga takut kehilangan teman...

    bener ga???

    Memang, kita dilarang menampilakan gambar Rasulullah....

    jawaban secara umum adalah...

    gambar hanya mewakili seseorang secara fisik, tidak mungkin mewakili seseorang dari sisi yang lain..... kecuali avatar saya,, hehehe... bercanda.....

    maka dari itu, tidak layaklah manusia seagung Rasullah diwakilkan oleh gambar..... sangat tidak layak...

    karena itu, agar umat bisa mengimajinasikan profil beliau, maka tersedialah hadist nabi dan kisah sahabat untuk umat teladani.

    Secara khusus, dari umat islam sendiri...

    terdapat sebuah perdebatan antar ulama...

    mengenai hukum menggambar...

    jika ayat dan hadist diaplikasikan secara mentah, atau ditelan bulat-bulat, maka yang terjadi "gambar, lukisan, foto adalah haram..." terlebih gambar Rasulullah......

    namun, jika kita mau mengambil makna, maka, akan muncul kesimpulan bahwa gambar tidaklah dilarang, karena Allah tidak membatasi kreativitas manusia...

    namun harus dilihat dari sisi mana...

    jika lukisan tersebut dipuja, diagung-agungkan dan dilebih-lebihkan, maka DIHARAMKAN....

    jadi kesimpulanya adalah... Avatar saya keren.. eh.. maaf..

    Haram jika terdapat lukisan Rasulullah, karena umat akan mengangungkan beliau lebih dari umat mengagungkan Allah....

    dan lebih HARAM lagi jika sampai umat mengagungkan lukisan beliau..

    semoga bermanfaat..

    salam

    Sumber: forum agama... "lukisan dari sudut pandang Islam"
  • 1 dekade yang lalu

    hai frend.... makasih ya...udah menghargai umat muslim dengan pertanyaan anda yang tentunya dengan jawaban yang anda dapat dapat menambah pengertian anda tentang agama ISLAM.

    jawaban yang paling tepat adalah bahwa di agama kami hanya mengakui keesaan ALLAH SWT..dan juga mengakui bahwa Muhammad SAW adalah adalah utusanNYA...dengan bentuk pengakuan itu ..umat muslim di HARAMKAN untuk mengkultuskan ataupun mewakilkan bentuk ke"ESA"an dengan suatu bentuk ataupun rupa...nah untuk itulah di ISLAM tidak dibenarkan mewakilkan Muhammad SAW dengan suatu bentuk ataupun rupa...karena kenapa?dikhawatirkan kita hanya memandang(mengkultuskan) Muhammad SAW semata-mata...sehingga nantinya kita akan Syirik (mempersamakan) ke"ESA"an ALLAH SWT.

    mudah-mudahan jawaban ini dapat menambah pengetahuan dan pengertian anda tentang ISLAM.

    Salam.

  • Jinan
    Lv 4
    1 dekade yang lalu

    Halo brother,

    Untuk mengemukakan alasan yang pasti memang sulit, tetapi didalam Islam memang ada pelarangan untuk menggambar makhluk hidup (secara umum).

    Khusus, mengenai gambar Muhammad SAW memang secara khusus nabi mengisyaratkan agar dirinya tidak dikultuskan.

    Memang banyak hikmah yang dipetik dari adanya pelarangan ini sedikitnya ada 3 yang dapat saya sebutkan yakni :

    1. Tidak mengulang dengan apa yang terjadi pada umat kristiani. (no offense)

    2. Pada dirinya (Muhammad Saw) tidak terjadi pengkultusan yang akhirnya berkembang masuk ke dimensi ilahiyah.

    3. Memelihara akidah (keyakinan) umat Islam agar tidak terjerumus kepada kesyirikan (mendua-kan Allah).

    Sebagai bahan kajian kamu bisa membaca di situs ini ;

    http://rkhblog.wordpress.com/2007/08/01/antara-dav...

    trims

    god bless u

  • 1 dekade yang lalu

    Rasulullah SAW dulu memang selalu mewanti-wanti agar penampilan dan bentuk fisik beliau tidak ditampilkan -apalagi ditonjolkan. Tujuannya jelas, agar umatnya tidak semata-mata meniru appearance beliau dari luar, tetapi justru mendalami dan mengamalkan ajaran mulia yang beliau bawa. Itulah mengapa pada buku, komik, majalah, atau media lain, Rasulullah selalu digambarkan sebagai bulatan putih bertuliskan “Muhammad” dalam aksara Arab.

    Dikhawatirkan umat muslim bukannya menyembah Allah SWT sebagai Tuhan malah menyembah Nabi Muhammad SAW.

    Islam adalah agama yg MENJAGA KEMURNIAN TAUHID, sehingga berusaha meminimalisasi usaha2 hal yg memungkinkan terjadinya syirik (mempertuhankan selain ALLAH SWT). Nah, gambar Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu media ke arah kesyirikan ini.

  • 1 dekade yang lalu

    Ya gimana ga tersinggung?!

    Pertama-tama Nabi sendiri sudah menekankan bahwa kita umatnya dilarang menyembah atau menuhankan beliau. Karena ALASAN ITULAH beliau dan umat Islam tidak menginginkan gambarnya ada. Karena takut disembah! Sampai disini cukup jelas kan?!

    Kedua.. Giliran ada yang gambar, isinya cuma cemooh dan ejekan. Liat aja komentar2 orang diluar umat mengenai Nabi kami dan ajarannya.. Uda menceng kan?

    Kalo soal pada jaman Nabi banyak sahabat atau umat yang mencoba melukis dan mengabadikan wujud dan fisik Nabi, emang PASTI ADA. Makanya Nabi melarangnya kemudian. Kalo gak ada, ya gak pernah dilarang dong ah! Ngapain melarang sesuatu yang tidak ada..

    Dan soal umat muslim di negara antah berantah entah dimana yang melukis Nabi dan dimuseumkan.. Gausa gitu, disini aja banyak muslim yang nge-s3x sembarangan diluar nikah, makan babi, minum alkohol.. Intinya pelanggaran itu akan selalu ada, dimulai dari umatnya sendiri, sampai ke orang2 yang emang ga tau apa2 tentang agama Islam.

    Masing2 orang kan punya keyakinan, sedangkan keyakinan kita para muslim ya tidak mewujudkan Nabi kita dalam bentuk fisik apapun - lukisan kek, foto kek, grafik desain kek.. APAPUN kecuali Iman dan rasa bersyukur atas perjuangan Nabi terhadap Agama dan ajaran Allah.

    Semoga ini cukup memberikan pengertian buat sang penanya, dan buat yang kurang mengerti agar lebih menghormati dan toleransi terhadap kepercayaan orang lain...

  • JALU
    Lv 6
    1 dekade yang lalu

    Menurut Muslim ; itu utk menghindari pengkultus individuan .

  • 1 dekade yang lalu

    Sebetulnya masalah gambar dalam ajaran islam itu yang dilarang bukan hanya gambar nabi Muhammad saja, setiap gambar makhluk hidup pun tidak diperbolehkan, apalagi gambar nabi baik Muhammad maupun nabi-nabi yang lain, karena kita tak pernah tahu bentuk dan seluk beluk tubuh mereka, padahal mereka adalah manusia-manusia pilihan Allah yang tentunya mempunyai keistimewaan dan kemuliaan dibanding kita. Maaf mungkin anda adalah pemeluk agama selain Islam tapi nggak ada salahnya kalau anda ingin tahu tentang hal ini, ada dalam hadits nabi dan fatwa-fatwa ulama yang memang tahu betul masalah agama bukan hanya fatwa MUI tapi fatwa kibarul 'ulama. Sebagi contoh saya ambil fatwa dari ulama besar Arab Saudi Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz

    Sesungguhnya banyak sekali hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dalam kitab-kitab yang shahih, baik itu Sunan ataupun musnad-musnad, mengenai haramnya membuat gambar (lukisan, foto dan ukiran) sesuatu yang bernyawa, entah itu (gambar) manusia atau bukan.

    Didalam hadits-hatdis itu ada riwayat yang menceritakan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wasalam merobek tirai-tirai yang bergambar dan memerintahkan menghapus gambar-gambar. Disamping itu beliau melaknat tukang gambar dan menerangkan bahwa mereka termasuk orang-orang yang paling keras mendapat siksa di hari kiamat.

    Disini saya (Syaikh Bin Baz) akan menyampaikan secara global hadits-hadits shohih mengenai permasalahan ini beserta keterangan ulamanya. Dan akan saya jelaskan mana yang benar, Insya ALLAH Ta’ala.

    Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu, ia berkata (yang artinya): “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : ALLAH Ta’ala berfirman : Dan siapakah yang lebih dzalim dari mereka yang akan membuat satu ciptaan seperti ciptaan-Ku, maka hendaknya mereka menciptakan satu dzarrah, atau biji, atau gandum.” (Dalam Shahihain, lafadz Riwayat Muslim).

    Dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, ia berkata (yang artinya): Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling keras disiksa di hari Kiamat adalah para tukang gambar (mereka yang meniru ciptaan Allah)". (Shahihain – yakni dalam dua kitab Shahih Bukhari dan Muslim atau biasa disebut muttafaqun ‘alaihi, red)

    Dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhu berkata (yang artinya): Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : "Sesungguhnya orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa hari kiamat, dan dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkanlah apa yang telah kalian buat!’”. (Dalam Shahihain, lafadz Bukhari).

    Dari Abu Juhaifah Radiyallahu ‘anhu (yang artinya): “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam telah melarang dari (memakan) hasil (jual beli) darah, anjing, usaha pelacuran, dan (beliau) telah melaknat pemakan riba, yang menyerahkannya, pembuat tato (gambar tubuh), yang meminta ditato serta tukang gambar.” (HR Bukhari).

    Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu (yang artinya): Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Siapa yang membuat satu gambar di dunia, dia dibebani (disuruh) untuk meniupkan ruh pada gambar itu dan ia bukan peniupnya (tidak akan mampu meniup ruh untuk menghidupkan gambar tsb, red)”. (Muttafaqun ‘alaihi).

    Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu (yang artinya) : “Semua tukang gambar di Neraka dan dijarikan baginya setiap yang digambarnya satu jiwa (ruh) yang menyiksanya di Jahannam. Ibnu Abbas berkata : “Jika kamu mesti mengerjakannya, maka buatlah (gambar) pohon-pohon dan apa-apa yang tidak bernyawa (roh).” (HR Muslim).

    Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha, ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam masuk menuju saya dan saya menutup bilik dengan tirai tipis bergambar (dalam riwayat lain : menggantungkan tirai tipis bergambar kuda bersayap…), maka ketika beliau melihatnya dia merobeknya dan dengan wajah merah padam, beliau bersabda (yang artinya): “Hai Aisyah, manusia yang paling keras disiksa di Hari Kiamat adalah mereka yang meniru ciptaan ALLAH.” Kata Aisyah : “Maka kami memotong-motongnya lalu menjadikannya satu atau dua bantal.” (Muttafaqun ‘alaihi).

    Dari Al Qasim bin Muhammad dari Aisyah, ia berkata (yang artinya): “Saya membeli sebuah bantal bergambar. Maka ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam melihatnya, beliau berdiri di pintu dan tidak masuk. Saya mengenal tanda kemarahan pada wajah beliau. Saya berkata “ Ya Rasulullah, saya taubat kepada ALLAH dan RasulNya, apa dosa saya ?” Beliau bersabda : “Ada apa dengan bantal ini ?” Saya berkata : “Saya membelinya agar Anda duduk di atasnya dan menyandarinya.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya pemilik (pembuat) gambar-gambar ini akan disiksa di hari Kiamat, dan dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkan apa yang telah kalian buat!’ Dan sabdanya lagi : Sesungguhnya rumah yang didalamnya ada gambar-gambar tidak akan dimasuki oleh malaikat.” (Muttafaqun ‘alaihi).

    Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda (yang artinya): “(Sesungguhnya kami para) Malikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar” (HR Bukhari & Muslim, dengan lafadz Muslim). Dalam riwayat Ibnu Umar “(Sesungguhnya kami para) Malaikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar.”.

    Dari Zaid bin Khalid dari Abi Talhah secara marfu’ : “Malaikat tidak akan masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan patung (gambar).” (HR Muslim).

    Dari Abi al Hayyaj Al Asadi, ia berkata : Ali mengatakan pada saya : Maukah kamu saya utus kepada apa yang saya pernah diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam : yaitu “Jangan kau tinggalkan satu gambarpun, melainkan kamu hapuskan dia dan tidak ada satu kuburpun yang menonjol (dikejeng, red) melainkan kau ratakan dia.” (HR Muslim).

    Dari Jabir Radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam menyuruh Umar bin Khattab (waktu Fathu Mekkah) sedang beliau ketika itu di Bath-ha’ agar mendatangi Ka’bah dan menghapus semua gambar didalamnya dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak masuk sampai semua gambar telah dihapus. (HR Ahmad, Abu Dawud, Al Baihaqi, Ibnu Hibban dan beliau mensahihkannya).

    Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha : “Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah membiarkan dalam rumahnya sesuatu yang ada padanya SALIB-SALIB melainkan beliau mematahkannya.“ (HR Bukhari). Dan Al Kasymihani dengan lafadz “gambar-gambar”, dan Bukhari menerangkannya dengan bab Naqdhi Shuwar dan menguraikan hadits tersebut

    Imam Nasa’I meriwayatkan dengan lafadz : “Jibril minta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam, beliau berkata : Masuklah. Kata Jibril : Bagaimana saya akan masuk sedangkan dalam rumah Anda ada tirai brgambar ? Maka jika Anda potong kepala-kepalanya, atau Anda jadikan hamparan yang dipijak (dihinakan setelah dipotong, red – barulah Jibril akan masuk). Karena sesungguhnya kami – para malaikat – tidak akan masuk ke rumah yang didalamnya ada gambar-gambar.” (HR Abdur Razaq, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan beliau mengatakan Hasan Shahih dan Ibnu Hibban mensahihkannya).

    Dan masih banyak lagi hadits-hadits tentang masalah ini. Hadits-hadits ini adalah dalil yang nyata tentang haramnya membuat gambar sesuatu yang bernyawa dan termasuk dosa besar yang diancam dengan neraka bagi penggambarnya. Hadits ini menunjukkan keumuman segala jenis gambar, baik itu didinding, tirai, kemeja, kaca, kertas dan sebagainya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam tidak membedakannya, baik yang tiga dimensi atau selainnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam melaknat pembuatnya dan mengabarkan paling keras disiksa di hari kiamat dan semuanya di Neraka.

    Imam Al Hadifz Ibnu Hajar Al Atsqalani mengatakan : “Kata al Khaththabi : dan gambar yang menghalangi masuknya malaikat ke dalam rumah adalah gambar yang padanya terpenuhi hal-hal yang haram, yakni gambar-gambar yang makhluk yang bernyawa, yang tidak terpotong kepalanya atau tidak dihinakan. Dan bahwasanya dosa tukang gambar itu besar karena gambar-gambar itu ada yang diibadahi selain ALLAH, selain gambar itu mudah menimbulkan fitnah (bahaya) bagi yang memandangnya (gambar wanita, tokoh, ulama, red).”

    Imam An Nawawi mengatakan dalam Syarah Muslim : “Sahabat kami dan para Ulama selain mereka mengatakan bahwa haramnya membuat gambar hewan adalah sekeras-keras pengharamaan. Ini termasuk dosa besar karena ancamannya juga amat besar, sama saja apakah dibuat untuk dihinakan atau tidak. Bahkan membuatnya jelas sekali haram karena meniru ciptaan ALLAH. Sama saja apakah itu dilukis pada pakaian, permadani, mata uang, bejana, dinding atau lainnya. Adapun menggambar pepohonan dan sesuatu yang tidak bernyawa, tidak apa-apa. Inilah hakikat hukum menggambar. Sedangkan gambar makhluq bernyawa, jika digantung / ditempel di dinding, di sorban dan tindakan yang tidak termasuk menghinakannya, maka jelas hal itu terlarang. Sebaliknya bila dibentangkan dan dipijak sebagai alas kaki atau sebagai sandaran (setelah dipotong kepalanya, red) maka tidaklah haram dan tidak ada bedanya apakah gambar tsb berjasad (punya bayangan/3 dimensi) atau tidak. Ini adalah kesimpulan mahdzab kami dalam masalah ini yang semakna dengan perkataan jumhur Ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in, dan orang yang sesudah mereka (Tabi’ut Tabi’in). Ini juga pendapat Imam Ats Tsauri, Malik Bin Anas dan Abu Hanifah serta ulama lainnya.

    Dalam hadits-hadits itu tampak jelas tidak ada perbedaan apakah yang diharamkan itu gambar tiga dimensi atau bukan, dilukis di atas kertas atau di tirai dan sebagainya. Bahkan tidak ada perbedaan apakah itu gambar tokoh, ulama atau pembesar.

    Dari Aisyah Radiyallahu ‘anha ia berkata : “Saya biasa bermain boneka di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam dan saya punya beberapa orang teman yang bermain bersama saya. Maka jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam masuk, mereka menutupinya dari beliau lalu berjalan sembunyi-sembunyi dan bermain bersama saya.” (HR Bukhari Kitab Al Adab Bab Al Inbisaath ilaa an Naas, Fath 10/526 dan Muslim kitab Fadhail Ash Shahabah Bab fii Fadhail Aisyah, An Nawawi 15/203 dan 204).

    Al Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari tentang hadits ini “ Hadits ini dijadikan dalil bolehnya boneka dan mainan untuk bermain (mendidik) anak perempuan, dan sebagai pengkhususan dari keumuman larangan mengambil gambar. Iyadl juga menetapkan yang demikian dan ia menukil dari jumhur, bahwasanya mereka membolehkan boneka atau mainan ini untuk melatih dan mendidik anak-anak perempuan agar mengenal bagaimana mengatur rumah-tangga dan merawat anak-anak nantinya. Dan sebagian ulama menyatakan ini mansukh (telah dibatalkan). Ibnu Bathal cenderung pada pendapat ini dan ia menceritakan dari Abi Zaid dari Malik. Tetapi dari sini pula Ad-Daudy merajihkan bahwa hadits Aisyah (diatas) mansukh. Sedang Ibnu Hibban dan Nasa’I membolehkan namun tidak membatasi untuk anak-anak kecil walaupun padanya ada perbincangan.

    Al Baihaqi mengatakan setelah mentakhrij hadits-hadits tersebut : Telah tsabit (tetap) larangan tentang mengambil gambar. Maka kemungkinan rukhsah bagi Aisyah terjadi sebelum pengharaman. Ibnul jauzi menetapkan yg demikian juga, sehingga beliau berkata : “Dan Abu Dawud dan An Nasa’I dari sisi lain dari Aisyah (ia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam datang dari perang Tabuk (Khaibar) {lalu menyebut hadits beliau merobek tirai yang terpancang di pintunya{ Kemudia Aisyah melanjutkan, lalu beliau menyingkap sisi tirai di atas mainan Aisyah dan Beliau bersabda : “Apa ini hai Aisyah ?”. Saya menjawab :”Boneka perempuan saya”. Beliau melihat kuda-kudaan bersayap yang dalam keadaan terikat, lalu bersabda : “Apakah ini ?” Saya katakan : “Kuda bersayap dua. Tidakkah Anda mendengar bahwa Sulaiman ‘alaihis salam mempunyai kuda yang bersayap ? Beliaupun tertawa.”.

    Al Khathabi berkata : Dalam hadits ini menunjukkan mainan untuk anak-anak perempuan tidaklah seperti semua gambar yang datang ancaman, hanya saja beliau memberikan keringanan bagi Aisyah karena pada waktu itu Aisyah belum dewasa.”

    Al Hafidz berkata : Penetapan dengan dalil ini ada perbincangan, akan tetapi kemungkinannya adalah karena Aisyah waktu peristiwa perang Khaibar berusia 14 tahun dan waktu peristiwa perang Tabuk sudah baligh. Dengan demikian, ini menguatkan riwayat yang mengatakan hal itu terjadi pada peristiwa Khaibar dan mengumpulkannya dengan pendapat Al Khathabi.

    (Syaikh Bin Baz) Oleh karena itu, jika hal ini telah dipagami, maka meninggalkan gambar-gambar (boneka) itu adalah lebih selamat karena padanya ada perkara yang meragukan. Mungkin penetapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bagi Asiyah itu sebelum munculnya perintah beliau untuk menghapus gambar-gambar. Dengan begitu hadits Aisyah ini menjadi mansukh dengan datangnya larangan dan perintah penghapusan gambar itu, kecuali yang terpotong kepalanya atau dihinakan, sebagaimana madzab Al baihaqi, Ibnul Jauzi dan Ibnu Bathal. Dan mungkin juga ini dikhususkan dari pelarangan itu (sebagaimana pendapat jumhur) untuk kemaslahatan pendidikan. Ini karena permainan itu merupakan bentuk penghinaan atas gambar (boneka). Jadi kemungkinan ini maka lebih aman untuk meninggalkannya, sebagaimana pengamalan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dari Al Hasan bin Ali bin Abu Thalib Radiyallahu ‘anhu :” Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu.” (HR Ahmad 1/200, Disahihkan oleh Ahmad Syakir dalam tahqiqnya terhadap Musnadz 3/169, Ath Thayalisi hal 163 no 1178 dan AL Albani mensahihkan dalam jamius Shaghir 3372 dan 3373, pent).

    Demikian juga dalam hadits berikut ini dari Nu’man bin Basyir Radiyallahu ‘anhu secara marfu’ “ Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Dan diantara keduanya ada perkara-perkara sybhat yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, maka siapa yang menjaga diri dari syubhat, maka dia telah membersihkan Dien dan kehormatannya. Dan siapa yang jatuh kepada yang haram, seperti penggembala sedang menggembalakan ternaknya di sekitar tempat yang di pagar (terlarang), hampir-hampir ia terjatuh padanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

  • 1 dekade yang lalu

    PERTAMA, oleh karena dalam Islam menggambar Muhammad itu tidak boleh, ya pokoknya tidak boleh. Artinya, siapapun yang menggambar itu tentu bermaksud melanggar larangan tersbut. Maka, motivasi perlu dipertanyakan. Dan lagi, apa perlunya non-muslim menggambar Muhammad?

    KEDUA, justru orang Kristen yang kadang terlalu lembek kaetika Yesus dianiaya. Dengan pemahaman klasik dalam kekristenan, Tuhan tidak perlu dibela, Ia justru membela yang benar. Tuhan dapat membela diriNya sendiri. Tetapi di Eropa sini, terlalu banyak penghinaan yang keterlaluan. melalui gambar, patung dsb., ditertawakan sedemikian kerasnya. Dan memang Tuhan tetap "diam".

    KETIGA, Tuhan yang adalah kasih dalam kekristenan bukan Tuhan yang diam benar-benar diam. Tetapi Ia adalah Tuhan yang adil. Dan adil ini harus dimengerti lebih dulu sebelum mengerti kasih. Adil tanpa kasih akan menjadi sekedar kekejaman yang tak terpahami. Tetapi kasih tanpa keadilan, akan menjadi lembek tanpa aturan.

    KEEMPAT, maka dalam kekristenan, bukan soal gambar, patung, dsb. yang lebih menjadi persoalan. Orang Kristen tidak dipanggil untuk membela atau melayani hal-halmenyangkut harga diri Tuhan. Itu adalah urusan si penghina dengan Tuhan Pencipta yang maha kuasa itu sendiri. Keadilan itu pasti dan tidak terkompromikan. Orag Kristen lebih dipanggil untuk melayani, bukan membela diri.Hmmm, memang sulit menyeimbangkan hal-hal ini. Membela menjadi kejam, diam seolah tak perduli.

    .

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    Karena di dalam hadis dan alQur'an dikatakan bahwa semua nabi yang telah diciptakan oleh Allah SWT berasal dari cahaya surga dan dipercayaikeadaanya oleh karena itu siapa pun yang menggambarkan Nabi Besar Muhammad ke dalam bentuk apa pun pastilah seluruh umat islam akan mencelanya, terkecuali bila ada seorang rasul karena rasul itu adalah seseorang yang diberikan wahyu dari allah untuk disampaikan kepada umatnya.

    Sumber: al qur'an
  • 1 dekade yang lalu

    Lam keNal...!!

    Kalau meNurut gw Masalah GambaR nabi Muhama SAW,, gw sHe blm PerNal Lihat,,Jd mNurut gw Kalau da yg melebih2 tu oRang yg MusRik, Jd wajaR kalau kta sebagai Umat muslim Marah, Tapi jgn berlbihan,,Cukup dgm kitalah yg punya agama n Iman. Ok,,,Mail langgsung blh ke gw yani _cape_yaiyalah@yahoo.com

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.