Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

?
Lv 6
? ditanyakan dalam Masyarakat & BudayaHari LiburRamadhan · 1 dekade yang lalu

assalaamu'alaikum, "Bukan Tes Keperawanan, Tapi Tes Kegadisan"?

karena ada suatu hal, maka sampai sekarang saya masih jarang online. meskipun begitu, saya usahakan sedikit2 menengok. ada artikel menarik, mungkin ada manfaatnya. saya kopikan langsung saja :

--------------------------------------

VIVAnews - Beberapa hari belakangan ini, di berbagai jejaring sosial, marak dibicarakan soal tes kegadisan atau keperawanan bagi siswi sekolah. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana cara melakukan tes kegadisan itu?

Usul tes ini sendiri pertama kali muncul dari seorang politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang duduk di Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi bernama Bambang Bayu Suseno. Bambang melontarkan wacana ini pertama kali di Jambi pada pertengahan September 2010 ini.

Apa perlunya tes itu dan bagaimana caranya? Untuk mengetahui lebih banyak soal konsep tes ini, VIVAnews mewawancarai langsung Bambang melalui telepon pada Selasa 28 September 2010. Kepada VIVAnews, Bambang menyatakan bahwa berita yang beredar di sejumlah media massa sehubungan dengan tes ini perlu diluruskan.

"Bukan tes keperawanan, tapi tes kegadisan," kata Bambang. "Kalau perawan, kesannya bagaimana gitu," ujar Bapak tiga anak itu di awal wawancara. Apa bedanya?

Berikut wawancara lengkap VIVAnews dengan Bambang:

Bagaimana sebenarnya konsep tes kegadisan?

Konsep yang sebenarnya perlu diluruskan. Konsep ini lahir dari keprihatinan kami terhadap pergaulan bebas. Pergaulan yang luar biasa bebas di kota-kota besar. Ada fenomena longgarnya pengawasan orang tua. Kemudian pendidikan agama minim. Wacana ini kami gulirkan berangkat dari kegelisahan itu.

Belum lagi, ada survei mengatakan anak sekolah menengah sudah melakukan hubungan seks. Sampai enam puluh persen katanya. Jadi kami mewacanakan, perlu sebuah keluarga memberikan kiat pada anak. Konsep yang ditawarkan berupa tes kegadisan atau berupa tes keperjakaan.

Teknis tesnya bagaimana?

Berupa wawancara atau konseling. Berlaku untuk siswa laki-laki juga, tentu namanya tes keperjakaan. Tak ada tes diperiksa langsung (alat kelamin--red). Wawancara saja, konseling. Identitas juga dirahasiakan. Ini shock therapy untuk upaya pencegahan. Silakan mereka bohong atau jujur dalam konseling itu.

Kalau tak lulus tes?

Tak ada sanksi. Jadi, tidak serta-merta kalau tidak perawan tidak boleh sekolah. Bukan begitu. Ini maksudnya hanya untuk konseling kejiwaan. Bagi mereka yang masih gadis, ya dipesankan nanti untuk menjaganya. Kalau yang sudah tak gadis, ya kita beri bimbingan.

Sekarang kita lihat saja, ketika pendidikan dasar selesai, institusi pendidikan militer atau kedinasan juga melakukan tes ini. Kalau membuka penerimaan mahasiswa baru, kan ada tes begitu.

Sekarang bagaimana tes ini kita lakukan untuk mereka setelah tamat sekolah dasar. Untuk jenjang pendidikan wajib 12 tahun itulah. Saya lihat ini satu-satunya instrumen. Coba, ada instrumen apa lagi untuk memperbaiki akhlak anak?

Kemudian juga saya rencanakan tes urine. Ini jadi satu paket untuk mengetahui pengguna narkoba.

Apakah usul ini akan jadi peraturan daerah?

Tidak. Ini wacana pribadi. Karena saya wakil rakyat, mungkin diekspose. Kalau saya tukang becak, mana mungkin diekspose. Saya memikirkan ini bukan untuk Jambi saja, tapi untuk nasional. Jadi silakan diwacanakan di nasional.

Memang kemudian ada yang mengatakan ini melanggar hak asasi manusia, melanggar hak anak, melanggar konstitusi dan sebagainya. Tapi saya yakin, banyak pula yang mendukung saya. Jadi yang jelas urun rembuklah, bagaimana ini.

Sejak saya usulkan ini, saya banyak dapat telepon dari ibu-ibu. Intinya, mereka banyak mendukung saya. Saya tahu itu karena anak saya tiga, perempuan semua. Usianya enam tahun, tiga tahun dan dua tahun.

Apa jawaban Anda atas tuduhan melanggar hak asasi dan hak anak itu?

Secara hukum, tidak ada yang dilanggar. Saya sudah bicara dengan ahli hukum, apakah ada konsep saya ini mengganggu hak asasi? Ahli hukum bilang, tak ada yang dilanggar.

Katakanlah, ada anak sekolah yang diperkosa. Siapa yang me-manage korban? Di konseling ini, bisa dilakukan itu karena nanti ada tim konseling.

--------------------------------------------------

# bagaimana tanggapan anda?

terima kasih sudah mau singgah dan memberikan responnya. ^_^

http://id.news.yahoo.com/viva/20100928/tpl-bukan-t...

Perbarui:

@black indra: saya rasa cukup minta persetujuan orangtuanya yang lebih berhak, karena siswa-siswi belum tentu bisa berpikir matang.. ^_^

Perbarui 2:

@mr.stone: kalau lihat dari penjelasannya, sepertinya ini juga termasuk bimbingan di dalamnya? ^_^

Perbarui 3:

@a.goen.k: setuju kata anda, hanya saja belum tentu semua orang bisa seperti itu. hanya orang2 tertentu saja (mungkin lebih tepatnya yang sudah mendapat hidayah). ^_^

Perbarui 4:

@lize of kiel: saya sependapat dengan anda masalah anggota DPR ini, dia termasuk menggunakan kesempatan dengan baik. semoga semua anggota DPR bisa sepertinya atau lebih baik lagi, amin. ^_^

Perbarui 5:

@birusmash: kalau menurut berita itu, saya rasa tes ini tidak menghalangi seseorang masuk sekolah atau mengenyam pendidikan. kalau sudah berstatus menikah berarti memang wajar tidak gadis lagi. saya rasa overprotective cocok untuk kondisi anak bangsa yang overacting.. ^_^

Perbarui 6:

@aley tea: setuju kata anda, seharusnya yang atas/pemimpin memberi contoh akhlak baik dulu. hanya saja, memang di Indonesia masih minim pemimpin seperti itu. semoga Indonesia mempunyai banyak pemimpin berakhlak baik. ^_^

@little star: sama2, ini baru sekedar wacana dari seorang anggota DPR... ^_^

Perbarui 7:

@bandari: saya rasa itu hanya survey di suatu wilayah tertentu saja yang 60%. kalau survey di pesantren, saya rasa tidak akan sampai setinggi itu, mungkin bahkan bisa2 0%, sehingga lembaga survey-nya bisa malu sendiri? ^_^

yang saya puji adalah dia mau menggunakan kesempatan sebagai anggota DPR dngan baik demi generasi bangsa ini (kalau seorang tukang becak tidak mungkin didengar suaranya kan?) ^_^

8 Jawaban

Peringkat
  • 1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    Waalaikumsallam

    Yang jelas ,,,,tegakkan ajaran dan syariat Islam,,,,,maka tak akan ada 'keraguan' (zaman ini telah banyak orang 'terpeleset').

    Dalam ajaran Islam sudah jelas segala2nya untuk urusan dunia dan akhirat -- lingkungan -- pergaulan remaja -- ekonomi -- dan lain sebagainya hingga seterusnya....

    semoga di pahami bahasa saya ini oleh All User.

    wasallam

    Sumber: Pribadi
  • d-lite
    Lv 6
    1 dekade yang lalu

    Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh

    Mmm....menarik.

    Saya hanya terpaku pada perkataan : " Karena saya wakil rakyat, mungkin diekspose. Kalau saya tukang becak, mana mungkin diekspose. "

    It's so true!

    hehehe..^_~

    Tanggapan saya : justru ini hal baik.

    Yaitu agar siswa-siswi memahami dan ambil berat terhadap diri sendiri. Karena tidak semua institusi keluarga dimana mereka tinggal dapat memberikan perhatian / penerangan seputar akhlak. Tidak semua orang tua mengawasi anak2nya dengan baik. [maaf].

    Lanjutkan.....! ^_^

    Di tempat saya malah ada sekolah khusus pelajar perempuan yang hamil dibawah umur / masih taraf usia belajar. Ini juga jd pro-kontra masyarakat setempat, karena ini dianggap bukanlah penyelesaian masalah penyimpangan akhlak anak muda tsb. Tapi justru hanya memperparah keadaan semata. Sama saja dg adanya tempat penjara, namun kejahatan tetap merajalela.

    Banyak yg meminta pemerintah memberikan denda kpd keluarga yg dinilai GAGAL dalam menjalankan fungsinya, terutama masalah akhlak anak jaman sekarang. Sungguh shock, karena kalkulasi kasus pembuangan bayi meningkat drastis, 48 bayi / hari.

    Ditambah isu pendidikan seks pula.

    Padahal ini seharusnya tanggungjawab keluarga, bukan pendidik / sekolah.

    Keruntuhan akhlak suatu bangsa bermula dari keluarga.

    Berita baiknya : disini ada penerangan khusus bagi mereka yg hendak menikah. Yaitu seputar pengetahuan calon suami-istri tentang anak + tanggungjawabnya, agar mampu menjaga keluarga di masa mendatang setelah pernikahan. Bahkan ada ijazahnya juga. Hmm...bagus kan ?!

    Ini sarana pencegahan.

    Semoga Indonesia sedia mencontohi hal baik dr negeri tetangga ini.

    TQ

    * ya....silahkan lihat sekali-kali.

    Good luck.

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    hmmmmmmmmmmm ruwet juga ya, tapi boleh dilakukan asal tujuanya untuk membina, bukan untuk mengekspos lembaga sekolah mana yang tingkat keperawanan siswinya paling banyak ato sebaliknya, tapi mungkin dikalangan orang tua ini menjadi suatu wacana yang sangat didukung tapi bagaimna disisi para siswa-siswi? apakah mereka juga mndukungnya?

    ya ga tau juga banyak hal yang menyebakan keperawanan dan keperjakaan hilang, bukan cuma karena free sex, misal diperkosa ato kecelakaan.

    semua kembali pada diri masing2 setiap orang punya pendapat berbeda.

  • 1 dekade yang lalu

    Wa'alaikum salam.

    Terima kasih atas infonya. Terus terang saya tidak seratus persen setuju dengan sikap anggota DPR itu. Kenapa mesti membuka borok anak bangsa sendiri?

    Jika memang yang pernah berhubungan seksual sudah mencapai taraf 60%, kenapa tidak ada yang bersikap keras? Kenapa mereka bersikap seolah-olah hal itu adalah wajar? Sungguh, zaman memang sudah terbalik.

    Jika memang prosentasenya sudah setinggi itu, apakah termasuk santri santriwati pesantren yang umumnya tinggal di asrama yang terpisah?

    Maaf, terus terang saya kecewa dengan media massa yang mengekspos kasus itu, karena kabar media massa itu justru tidak menjelaskan apa-apa. Penjelasaanya tidak bisa dibilang cukup untuk standar media. Selain sekedar untuk mengisi kolom kosong di surat kabarnya belaka.

  • 1 dekade yang lalu

    wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh

    terima kasih infonya.....

    saya baru tahu ada program ini

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    seingat saya, aklhir tahun 1970-an.. awal 1980-an pernah ada wacana seperti ini, dan pernah dilakukan oleh sekelompok LSM......... ini yang membuka antaralain tabir pergaulan bebas diantara rumah kos di Yogyakarta......

    pendapat saya : PEMERINTAH harus MENDUKUNG

    Akhlak bukan saja minim pada anak-anak & remaja,

    para Guru, pendidik..... juga sama,

    demikian pula pada para wakil rakyat & pejabat pemerintah

    berapa banyak para wakil rakyat yang tersebar video pornonya,

    berapa banyak pula yang terlibat Narkoba, termasuk aparat penegak hukum ?

    Sumber: para Guru
  • 1 dekade yang lalu

    Saya balik mau tanya, apa kalau nggak gadis nggak boleh sekolah?

    Bagaimana dengan istri orang yang melanjutkan sekolah lagi?

    Bagaimana dengan "mencerdaskan kehidupan bangsa" salah satu dari 4 tujuan negara yang termaktub dalam pembukaan UUD?

    Anggota DPR yang overprotective.

  • kiper
    Lv 4
    4 tahun yang lalu

    kucing harimau kuda sapi =>biasa jadi sarang nyamuk,,, kambing => baunya gajah => habis,,gajahnya besar banget se... anjing => jijik dengan air ludahnya. babi => gue emang ga suka sama babi, baunya

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.