assalaamu'alaikum, bagaimana menurut anda tentang sesuatu yang baru anda ketahui?

waalaikumsalaam wr. wb.

setahu saya bagi yg yg baru belajar dgn ilmu agama yg msh sedikit, saya hanya bisa jwb bgini:

diluar Firman Allah (Kitabullah) dan hadits Nabi perlu di cek n recek keabsahannya, itupun berpedoman dr Firman-Nya dan Hadits Nabi. dlm Firman Allah dan hadits Nabi sudah lengkap berisi bgm kita harus mengamalkan ilmu, cr pembimbing, Yakin, Ikhlas. bgm spy kt tertuntun, dll. dsb.

jwban saya itu saja krn 4 yg dibawah sdh otomatis terjawab semua.

jd mohon jg bimbingannya. sama2 terima kasih.

Maaf, ketinggalan. Enggak lihat, soalnya. :-)

Wa'alaikum salam warohmatullooh wabarokaatuh!

Tentang sesuatu yang baru saya ketahui maka akan saya usahakan sedapat mungkin untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut. Jika itu menyangkut urusan Islam, maka yang pertama kali saya lakukan adalah mencari tahu dari berbagai sumber yang ada disekitar saya terlebih dahulu, seperti buku2, teman2, para ulama, internet, dan saya lemparkan menjadi bahan diskusi di perkumpulan2 yang mana saya aktif didalamnya. Biasanya tidak lebih dari itu saya sudah mendapatkan jawabannya, karena orang2 disekitar saya tersebut juga langsung mencari jawaban atas pertanyaan yang sama, sehingga satu sama lain akan saling melengkapi.

Wa'alaikum salam wr wb.

Secara garis besar ada tiga cara untuk mencari hukum atas sesuatu baik yang sudah kita ketahui maupun yang belum

1. Ijtihad, artinya bersungguh-sungguh. Maksudnya mengorbankan waktu dan daya upaya untuk mencari hukum atas sesuatu dengan jalan istinbath (dibandingkan). Untuk ini diperlukan kefasihan bahasa Arab, ilmu Tafsir Quran, ilmu Musthalah Hadits, ilmu Ushul Fiqih dsb. Kata imam ibnu Taimiyah paling kurang mengerti 2000 kata dalam bahasa Arab. Orang yang mengerjakannya itu disebut Mujtahid.

2. taqlid, artinya ikut-ikutan, turut-turut, latah, membuta tuli. Mengikuti saja apa yang dikatakan ulama, imam, syekh tanpa pengetahuan. Orang yang berbuat itu disebut Muqallid. Taqlid ini hukumnya haram.

3. ittiba', artinya menurut. Maksudnya menurut kepada yang dari Allah dan Rasul-Nya baik itu didapatinya langsung pada kitab-nya maupun dengan bertanya kepada ulama tentang dalilnya, bukan bertanya fikiran atau pendapat ulama. Orang ini disebut Muttabi'. Kalau ada dua hukum untuk satu masalah yang sama, maka Muttabi suka membandingkan kedua risalah hukum tersebut untuk diambil yang paling kuat diantaranya.

Kita tidak dapat menjadi Mujtahid, sedangkan untuk taqlid itu terlarang, jadi yang dapat kita lakukan adalah ittiba'.

Yang akan aku lakukan adalah:

berusaha mencari informasi tentang hal tersebut sebanyak banyaknya....

Sehingga kita bisa tau hakikat sesuatu itu, syukur kalau dapat referensi dari para ulama kita tentang hal tersebut.....

seharusnya begitu menurutku....

.

mencari dr berbagai sumber lainnya. . .

maaf ini sesuatu mengenai apa ya?

bila mengenai ilmu agama, tentunya mencari referensi lainnya, baik melalui guru maupun buku-buku

Tentu saja akan mencari dalil nya

jika sebuah hadits maka harus dicari apakah hadits tersebut shahih,hasan,lemah,atau palsu

dan ternyata tidak semua hadits yang tercantum atas nama imam bukhari itu shahih ternyata ada juga yang lemah

Berusaha mencari sumber informasi tentang hal tersebut sebanyak banyaknya.... ttg kebenarannya, paling tidak ada bukti lain yg menyertai sesuatu yg baru itu..

Thx

mencari refensi tambahan atau brtanya pd ahlix atau semacamx

Insya Alloh saya akan mencari dalil-dalil tentang hal tsb, bisa dari guru, referensi dari internet atau pun via forum-forum tanya jawab :D