Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.
apabila teman-teman mendengar seseorang mengatakan seperti ini maka?
assalaamu'alaikum warahmatullah
begini, sekiranya ada seseorang mengatakan :
" Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam bersabda : " Sembahlah Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar ".
nah bagaimana teman- teman menyikapinya?
nah edit ya jawaban kalian, sekarang gini, ada seseorang mengatakan bahwa anda mengatakan : " sembahlah Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar ", padahal anda tidak pernah mengatakannya, lalu apa sikap anda semua?
ada dua orang, si A sering melakukan kesalahan dalam menyandarkan perkataan, berdasarkan kelemahan hafalannya, dia memasukkan perkataan tadi menjadi perkataan anda. dan tidak ada maksud untuk berdusta, sehari-harinya orang ini jujur.
si B memang nih terkenal pendusta, dia mengatakan demikian.
nah bagaimana anda menanggapinya?
@Ishak, anda benar, banyak sekali khatib yang memiliki kepentingan2 selain karena Allah, seperti mengajak kepada partai, mengajak kepada golongannya, menjelek2an pemerintah, semua ini bertentangan dengan firman Allah :
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" [Fushshilat : 33]
karena mereka tidak menyeru kepada Allah, seharusnya menyeru kepada perbaikan hubungan antara hamba dengan Allah terlebih dahulu agar masjid2 5 waktu ramai, kalau sudah ramai kan akan saling berinteraksi, nanya kabar, melihat teman yang kekurangan, terdorong untuk membantu, lha kalau ngumpet di rumah masing2??!!! gimana mau tau peduli tetangga dsb???!!!
@zsy, bukan permasalahan seperti itu yang kumaksud, baca deh baik-baik.
@zsy, perkataan itu bagaimana menerapkannya? apakah secara mutlak, misal ada seseorang dari kalangan JIL (Jaringan Islam Liberal) berkhuthbah, kira-kira gimana? dengerin aja gitu? bagaimana dengan hadits ini :
dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: "Akan ada orang-orang pada akhir umatku menceritakan sebuah hadits kepada kalian yang mana kalian belum pernah mendengarnya dan tidak pula bapak kalian. Maka kalian jauhilah dan mereka jauhilah." [HR. Muslim no 7]
kita diperintahkan untuk menjauhi orang-orang yang perkataannya menyelisihi perkataan para sahabat.
9 Jawaban
- ?Lv 61 dekade yang laluJawaban Favorit
wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
kalau membaca kata2 itu dalam bentuk tulisan seolah2 terkesan seperti hadist, karena ada kata2 bersabda di sana. kalau membaca kalimat itu, saya justru akan bertanya "siapa perawinya ya?", penjelasannya kurang lengkap.
kalau mendengar orang mengatakannya, saya akan menjawab "Rasulullah memang menyuruh kita untuk menyembah Allah subhanahu wa ta'ala".
-------edit
kalau begitu, aku pasti akan merasa tidak enak. walaupun kata2 itu benar,namun aku tidak pernah
Sumber: mengucapkannya, tdk mungkin aku mengakui kalau itu kata2ku kan. berarti aku berbohong dong. jika si A yg mengatakan itu, bisa dimaklumi/dimaafkan namun harus bersikap hati2 terhadap kata2nya. jika si B, aku pasti berharap agar semua org tdk percaya kepadanya yg mengatakan bahwa kata2 itu berasal dariku. - Anonim1 dekade yang lalu
Wa'alaikum salam warohmatullooh wabarokaatuh!
Seseorang yang berkata demikian sudah pasti itu adalah sebuah kalimat yang benar. Masalahnya adalah terkadang dalam berda'wah (menyiarkan kebenaran) sebagian orang tidak menyeleraskan kalimat2 kebaikan yang disampaikannya dengan situasi dan kondisi yang ada. Banyak kejadian yang menunjukkan penyampaian kebenaran tidak mendapatkan hasil yang maksimal sebagai mana yang diharapkan dikarenakan kurangnya pemahaman akan metode penyampaian da'wah dengan baik dan benar, sehingga tidak sedikit seruan2 kebaikan malah mendapat tanggapan negatif dari obyek da'wah.
Bahkan pada beberapa kasus, banyak obyek da'wah yang terkesan "milih2" dalam mengikuti seruan da'wah yang disampaikan kepadanya. Dengan kata lain, mereka lebih dulu menilai siapa yang manyampaikan daripada apa yang disampaikan.
Tetapi sebagai muslim yang baik jika mendengar seruan seperti itu dari siapapun hendaknya mengikuti apa yang tertulis di dalam Al-Qur'an, diantaranya:
QS An Nisaa 170:
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rosul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Alloh sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Alloh. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
QS An Nuur 51:
Sesungguhnya jawaban orang2 mukmin, bila mereka dipanggil kepada Alloh dan Rosul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Demikian menurut pendapat saya.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan, dan terima kasih untuk postingannya.
Was-salaamu'alaikum warohmatullooh wabarokaatuh!
- ishakLv 71 dekade yang lalu
Waalaikum salam wr.wb
Saya menyikapinya, seruan untuk menyembah Allah dan orang itu menyampaikan sifat-sifat Allah.
=====
TAMBAHAN
=== ORANG ITU SALAH, KARENA ORANG ITU TIDAK MENGETAHUI SAYA BAHWA SAYA PERNAH MENGATAKANNYA TANPA KEHADIRAN ORANG ITU SEBAGAI SAKSI ATAS DIRI SAYA ==
Terkait komentar @Insan, saya ingin menambahkan. Menurut pendapat saya, bahwa kelemahan dakwah kita sehingga tidak menyentuh hati dan pikiran umat,
Pertama karena sebagian yang berdakwah sekarang ini, hanya menjadikan dakwa itu profesi bahkan maaf hanya sumber mata pencaharian. Bukan muncul dari ketulusan, keihlasan dan tujuan dakwa itu sendiri.
Maka, timbullah berbagai macam pendakwa, ada pendakwa populer karena "kelucuannya", ada pendakwa karena kemampuan "retorikanya", istilahnya sampai-sampai bacaan ayat hanya sampai di tenggorokannya saja. Maaf, sepertinya mereka melupakan cara Nabi berdakwa, mereka melupakan pula, bahwa ayat-ayat yang diturunkan itu tidak diturunkan dengan lelucon. Maka persepsi terhadap ustadz, kyai pun mulai melenceng. Yang kita tunjuk sebagai kyai, ulama ya seperti itulah.
Artinya, kesucian niat sudah melenceng dari tujuan suci yaitu pencerahan spiritual, pembenahan ahlak dan penguatan aqidah atau pun tauhid. Karena ini adalah pokok-pokok penting bagi umat.
Kemudian kedua, teknologi informasi terus berkembang seiring kemajuan ilmu agama. Umat dengan mudahnya mengakses informasi-informasi agama yang jauh lebih berkembang dari apa yang pendakwa ceramahkan. Kekuatiran saya, para pendakwa ini justru hanya berkutat pada bahan ceramahnya saja tanpa meningkatkan ilmu pengetahuan agamanya.
Jikalau para pendakwa kita hanya berkutat pada penyampaian ayat-ayat maupun hadits saja, tanpa menitipkan makna-makna, hikmah-hikmah dari ayat atau pun hadit itu kepada umat, tentu kurang berbekas dari apa yang diceramahkan itu. Sekarang ini umat rasional. Dan agama itu juga selain nasihat, juga seiring akal, ilmu, maka perlu diberikan argumentasi-argumentasi kuat, pesan apa dari suatu ayat atau hadits dan apa kaitan pesannya dalam kehidupan sekarang ini.
Kadang maaf saya bingung sendiri ya, ketika saya merenung, ada apa dengan kita ini? Hari Jumat sudah tersedia waktu untuk pencerahan umat, para penceramah bertebaran di mana-mana, termasuk di tv. Tapi ketika shalat saja di Masjid, tidak cukup satu baris saja. Ini tentu tidak selamanya ya.
Maaf, pernah saya ke masjid shalat ashar, saya hanya berdua antara iman dan saya sendiri. Saya heran, rumah di sekeliling masjid padat, lalu saya bertanya, apakah para pendakwa kita ini gagal mencerahkan umat?
- ?Lv 71 dekade yang lalu
waalaikumsalam wr wb
saya langsung tersenyum serasa menjawab
subhanallah "tak bisa berkata kata"
- Anonim1 dekade yang lalu
saya Akan jawab ''Ya.., saya sudah tau dari guru ngaji saya sambil senyum + manggut manggut :).. Thanks ya sudah mengingatkannya kembali..''
Sumber: ^_^ - Anonim1 dekade yang lalu
akan saya katakan pada orang yang mengatakannya,
mari kita patuhi perintah rasulullah, dan kita ikuti sunnah beliau
trus dia akan ngomong,"apa?"
" ngajak orang untuk menyembah Allah, seperti yang di lakukan Rasulullah diatas,menyeru untuk mengajak pada Allah,,,"
langsung dia jawab"mmmm,,,,iya...iya,,,,mari(sambil manggut2)"
- ?Lv 41 dekade yang lalu
ah, aku gak paham maksud anda...
ya... liat apa yg dibicarakan, jgn melihat siapa yg berbicara...
Sumber: dari lubuk hati paling dalam - 1 dekade yang lalu
QS An Nisaa 170:
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rosul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Alloh sedikitpun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Alloh. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
QS An Nuur 51:
Sesungguhnya jawaban orang2 mukmin, bila mereka dipanggil kepada Alloh dan Rosul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
saya jadi bingung dengan ayat ini siapa yang dimaksud rasul ini Yesus atau Muhammad. kalau ayat dibawah ini gimana?
Bicara mengenai seorang utusan, keduanya antara yang diutus dan yang mengutus saling mengenal lebih dekat. Dan asal usulnya mereka sama, ibarat kepala Negara mengirim Duta Besar ke Negara lain, Dan Isa memiliki misi yang jelas yaitu menjadi juru safaat (perantara). Jadi utusan adalah orang yang menjalankan misi dari yang mungutusnya. Isa Almasih merupakan jalan keselamatan manusia dari dosa, ini merupakan Rahmat Allah. Istilah Rahmat dapat menunjukan beberapa kebaikan Allah untuk umat manusia. Rahmat Allah terbesar adalah memberikan jalan keselamatan dari dosa. Kita tidak mengelak kalau Isa diutus Allah untuk menunjukan jalan keselamatan dan jalan kebenaran.
Jadi keselamatan itu kita dapatkan melalui perantara, bukan usaha kita atau kemauan manusia, amal ibadah kita, perbuatan baik kita, semua itu akan mendapatkan upahnya. Beliau bersabda: "Aku mendengar "Tak seorangpun diantara kalian dimasukkan oleh amalnya ke dalam surga dan tidak pula diselamatkan dari neraka begitu pula aku, kecuali dengan rahmat dari Allah. (Hadits Shohih Muslim Oleh KH.Adib Basri Mustafa hal. 819 no.77)
Sesungguhnya Allah dan malaikat malaikat-Nya bersolawat untuk nabi. Hai orang - orang yang beriman hendaklah kamu memohon rahmat dan keselamatan untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzaab 33 ayat 56)