Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.
untuk @Mawar dan @Rose?
poin pertama : copas : http://antoherzoq.webs.com/alquranbohong.htm
QUOTE : Nabi Muhammad sendiri adalah ummi (tidak dapat membaca dan menulis).
Jawab: Apa iya sih Muhammad SAW buta huruf.
QS 98 : 2 : (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur'an),
Atau yang berikut : QS 13 : 30 : "Demikianlah Kami mengutus kamu (Muhammad) kepada satu umat yang sebelumnya beberapa umat telah berlalu untuk membacakan mereka apa yang Kami mewahyukan kamu ...."
Tidaklah mengherankan jika muslim terpelajar pada akhirnya JUGA MENGAKUI KEBOHONGAN KLAIM ULAMA-ULAMA BAHWA MUHAMMAD SAW ADALAH BUTA HURUF.
---------
andika : Nabi Muhammad mendapat wahyu lalu dibacakan kepada manusia, apakah menunjukkan bahwa hal tersebut berarti beliau mampu membaca? :
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu [Al-Qiyamah : 18]
Nabi Muhammad hanya membaca sesuatu yang telah dihapalkan oleh beliau ketika wahyu turun.
jadi makna membacakan kepada mereka bukan dengan membaca lembaran tertulis, adapun dalam surat 98 ayat 2 yang dimaksud dari " lembaran-lembaran yang disucikan " adalah firman Allah yang terdapat dalam Lauh Mahfudh.
dengan membacakan ayat yang turun kepada beliau berarti secara tidak langsung beliau membaca Firman Allah yang terjaga di Lauh Mahfudh.
--------
silakan tanggapi oleh kalian berdua, jangan OOT ok?!
dari Aisyah -Ibu Kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: "Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro, Malaikat datang seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!". Beliau m
Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
orang-orang Qurasy tau bahwa beliau tidak mampu membaca oleh sebab itu menuduh bahwa beliau diajari oleh seorang 'ajami (luar arab), maka Allah membantahnya :
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam[840], sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang. [An-Nahl : 103]
[840]. Bahasa 'Ajam ialah bahasa selain bahasa Arab dan dapat juga berarti bahasa Arab yang tidak baik, karena orang yang dituduh mengajar Muhammad itu bukan orang Arab dan hanya tahu sedikit-sedikit bahasa Arab.
@Tiara , dialog tersebut dari Hadits, silakan rujuk kepada kitab aslinya, hendaklah tiara berusaha belajar bahasa Arab, perhatikan konteksnya :
فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ
maka malaikat datang kepadanya lalu mengatakan : " Bacalah " , beliau bersabda : " saya tidak bisa membaca "
perhatikan : مَا أَنَا بِقَارِئٍ , kata ما berfungsi sebagai penafian lalu sesudahnya terdapat lafadh : بِقَارِئٍ artinya orang yang membaca, sehingga maknanya adalah saya bukanlah orang yang mampu membaca, adapun @Tiara menukil dari sejarah yang mana sanad dalam sejarah tidak seketat sanad dalam hadits, lagipula Tiara melihat dari terjemahan. lihat terjemahan haditsnya : http://lidwa.com/app/ cek hadits Al-Bukhari no 231
@Tiara, bukan nabi Jibril, tapi malaikat Jibril.
@Tiara, semoga Allah memaafkan kesalahan - kesalahan anda dan saya dan user muslims di AK dan ramadhan khususnya ,آمين.
@Rose, saya katakan : memang ketika awal pas turun wahyu, Nabi Muhammad berada di gua Hira (baca : hiro), hanya saja dibenarkan oleh Khadijah dan Waraqah karena Waraqah yang telah mempelajari Injil dengan bahasa Ibrani tentu mengetahui akan adanya Nabi yang dijanjikan :
Waroqoh bin Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman Khadijah, yang beragama Nasrani di masa Jahiliyyah, dia juga menulis buku dalam bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa Ibrani dengan izin Allah. Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata: "Wahai putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh putra saudaramu ini". Waroqoh berkata: "Wahai putra saudaraku, apa yang sudah kamu alami". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan peristiwa yang dialaminya. Waroqoh berkata: "Ini adalah Namus, seperti yang pernah Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu". Rasulullah shallallahu 'alaihi wasal
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah aku akan diusir mereka?" Waroqoh menjawab: "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku" Waroqoh tidak mengalami peristiwa yang diyakininya tersebut karena lebih dahulu meninggal dunia pada masa fatroh (kekosongan) wahyu.. [HR. Al-Bukhari no 3 dan Muslim no 231 http://lidwa.com/app/]
Nabi Muhammad tidak pernah meminta rekomendasi dari Waraqah dan tidak pernah belajar injil kepada siapapun, perhatikan akhir hadits di atas. Khadijah pun tidak beragama nashrani seperti yang kalian tuduhkan.
ada saksi yang menetapkan kejujuran Nabi Muhammad, yaitu Abu Sufyan yang ketika itu masih musyrik, juga orang-orang Quraisy yang menyaksikan dialog Raja Romawi : Heraclius dan Abu Sufyan :
Heraclius berkata; "Dekatkanlah dia denganku dan juga sahabat-sahabatnya." Maka mereka meletakkan orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata melalui penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya."Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya." Abu Sufyan berkata; Maka yang pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) adalah: "bagaimana kedudukan nasabnya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Dia adalah dari keturunan baik-baik (bangsawan) ". Tanyanya lagi: "Apakah ada orang lain yang pernah mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab: "Tidak ada".
Dia bertanya lagi: "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol terhadap agamanya?" Aku jawab: "Tidak ada". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian pernah mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?" Aku jawab: "Tidak pernah". Dia bertanya lagi: "Apakah dia pernah berlaku curang?" Aku jawab: "Tidak pernah. Ketika kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu". Berkata Abu Sufyan: "Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab: "Iya". Dia bertanya lagi: "Bagaimana kesudahan perang tersebut?" Aku jawab: "Perang antara kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia". Dia bertanya lagi: "Apa yang diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: "Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan oleh nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan sha
menegakkan shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim". [HR. Al-Bukhari no 6 dan Muslim no 3322]
@Rose, sebelum Nabi Muhammad lahir, orang-orang Yahudi Arab memang telah menggunakan lafadh Allah dengan bukti bahwa Yahudi tidak mengingkari kata Allah yang terdapat dalam Al-Quran :
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). [Al-Maidah : 18]
Jadi pada masa Nabi jelas bahwa mereka Yahudi Arab dan Nashrani Arab mengaku2 bahwa mereka adalah Anak-anak Allah dan kekasih-kekasih Allah. dari perkataan mereka sendiri.
sebelum Nabi Muhammad mendapat wahyu, orang-orang Quraisy menyebutnya Al-Amiin , Allah berfirman :
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya TIDAK mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah [Al-An'am : 33]
Jibril pernah mendatangi Nabi Muhammad dalam majelis yang disaksikan banyak orang :
'Umar bin al-Khaththab berkata, 'Dahulu kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu datanglah seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan. Tidak seorang pun dari kami mengenalnya, hingga dia mendatangi Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam, kemudian ia berkata, 'Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam? ' [HR. Muslim no 9] diakhir hadits tersebut Nabi bersabda : " "Wahai Umar, apakah
"Wahai Umar, apakah kamu tahu siapa penanya tersebut?" Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Beliau bersabda: "Itulah jibril, dia mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang pengetahuan agama kalian'."
@Rose, saya tau sejarah Nabi dari lahir hingga wafat, Muhammad tidak berbohong saya sudah membawakan buktinya di atas, jumlah saksi mata melihat Jibril sejumlah sahabat yang duduk di Majelis Nabi, buktinya sudah saya sebutkan di atas. anda harus mendatangkan bukti bila menuduh Muhammad mengarang Al-Quran lewat tulisan sahabat, Allah telah dikenal oleh Yahudi dan Nashrani, buktinya sudah saya bawakan, Muhammad bertemu Jibril dalam gua Hira sudah dibahas di atas.
nah anda menanggapi dengan mengatakan : mana sumber ini? adakah di kitab tertua islam, atau penulis2 islam lainnya?
padahal kitab tertua Islam adalah hadits Nabi yang dikumpulkan oleh para ahlu hadits dengan periwayatan yang bersambung hingga Nabi Muhammad, mencakup Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Ahmad, Malik, Ad-Darimi, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, Ibnu Abi 'Ashim dll.
saya sudah membawakan link hadits online nya http://lidwa.com/app/ silakan diperiksa nomor 2 hadits di atas.
9 Jawaban
- 1 dekade yang laluJawaban Favorit
Wkwkwkwk.. Mank anda tau bagaimana sejarah dari muhamad hidup sampai mati? Masalahnya, kita tidak pernah tau muhamad berbohong atau tidak, atau jangan2 anda tau siapa saksi muhamad saat ia bertemu malaikat jibril?? Kalo ada, coba sebutkan! Orang yang tidak bisa baca tulis belum tentu tidak bisa mengarang.., dia kan punya pengikut seperti : abu bakar ash-shiddiq, umar bin khattab, utsman bin affan, ali bin abi thalib dll.. Bisa jadi ia menceritakan pertemuannya dgn jibril pada penulis2 itu sehingga para penulis itu bersedia menuliskannya, sebab muhamad telah mencaplok nama allah, dan parahnya tidak ada seorang saksi pun yg melihat langsung muhamad bertemu jibril..
Apa anda yakin ada kuda bisa bicara, kalo anda tidak pernah melihatnya?
- kaiserLv 71 dekade yang lalu
@rose. Sebagian besar muslim pd tau gmana riwayat nabi bahkan sebelum beliau lahir sampai wafat. Dan semua itu emg sesuai dgn temuan fakta sejarah.
Lebih aneh dan ga ada saksi bahwa penulis bible di bisiki oleh roh kudus.
- Anonim1 dekade yang lalu
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nahl 103
ÙدÙÙÙÙÙÙ
ÙÙ ÙÙÙعÙÙ
ÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ£
ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ
اÙÙ ÙÙÙÙØ¥ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙعÙÙ ÙرÙØ´Ùب ÙÙاÙسÙÙ
ÙÙØ°ÙÙÙا
ÙÙÙÙدÙØÙÙÙÙ
ÙÙÙÙÙÙÙØ¥
ÙÙÙÙÙ ÙجÙعÙØ£
اÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙاÙسÙÙ
ÙÙÙÙبÙرÙع ÙÙÙÙبÙÙ ) 103 ) Allah SWT menjelaskan pada ayat ini bahwa orang-orang musyrikin menuduh Nabi Muhammad saw menerima pelajaran Alquran dari seseorang. Menurut mereka, orang itu seorang laki-laki asing, bukan bangsa Arab, yang selalu mengajarkan kitab-kitab lama di tengah-tengah mereka. Barangkali terjadi setelah Nabi berbicara dengan orang itu. Tetapi tuduhan mereka itu tidak benar. Alquran tersusun dalam bahasa Arab yang indah dan padat isinya, bagaimana orang asing menciptakannya? Sampai sejauh mana orang yang bukan bangsa Arab Quraisy merasakan keindahan bahasa Arab dan kemudian menyusunkannya ke dalam bahasa yang indah dan padat seperti Alquran itu? Apalagi kalau dikatakan orang itu menjadi pengajar Nabi? Mengenai siapa orang asing itu, bermacam- macam riwayat menceritakannya. Ada yang mengatakan bahwa orang asing itu adalah seorang budak Romawi yang bernama Nasrani, yang dipelihara oleh Bani Hadramy. Dari riwayat yang bermacam- macam itu, tidak ada yang dapat jadi pegangan.
Besar kemungkinan tuduhan itu hanya tipu muslihat orang-orang musyrikin yang sengaja dilontarkan kepada Nabi dan kaum Muslimin.
Pemimpin-pemimpin Quraisy yang berdagang ke Syam (Syria) sedikit banyaknya sudah pernah mendengar isi Kitab Taurat dan Injil karena hubungan mereka dengan orang-orang Ahli Kitab. Karena Alquran itu memuat isi Taurat, lalu mereka mengira tentulah ada seorang asing (Ajam)
yang bernama Nasrani mengajukan isi Alquran itu kepada Nabi.
- Anonim1 dekade yang lalu
Mereka tidak usah di ladeni tapi tidak apa apa postinganmu menambah ilmu yg bermanfaat utkku
Sumber: Wandi - ?Lv 41 dekade yang lalu
Saya sepakat bro, bila Nabi Muhammad memang diperintahkan untuk mengucapkan...
Karena bila kita kembali kepada kata iqra’ yang berasal dari kata kerja qa-ra-`a yang awalnya berarti “menghimpun” huruf -huruf dan kata-kata.
Arti kata ini kemudian berkembang menjadi “merangkai” serta “mengucapkan” rangkaian huruf dan kata-kata tersebut.
Apa yang dihimpun dan dirangkai? Tentu saja informasi sebanyak mungkin, dari segala sumber, baik lewat pendengaran, penglihatan, maupun hati.
Makna ini menunjukkan bahwa iqra` tidak mengharuskan adanya teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar orang lain. Kata iqra` bisa bermakna membaca yang tersurat (malfuzh) dan sesuatu yang tersirat (malhuzh).
Dalam kamus bahasa Arab ditemukan aneka ragam arti kata iqra`, antara lain menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, dan mengetahui ciri-cirinya. Kesemuanya dapat dikembalikan kepada hakikat menghimpun (informasi).
Dan, ketidak bisaan Nabi dalam membaca "teks" memang menjadi Hikmah berkaitan dengan tuduhan bahwa Nabi Menjiplak Al Kitab.
Di FFI adapula yang menuduh bahwa tidak mungkin Nabi tidak dapat membaca, padahal beliau sebelum menjadi Rasul adalah pedagang --> padahal banyak pula pedagang di Indonesia yang hanya bisa berdagang, menghitung uang namun tidak dapat membaca......
Demikian pendapat saya, dan untuk saudara muslim yang lain terimakasih pula atas pendapatnya...
Wassalam,
- 1 dekade yang lalu
jadi intinya begini bro..
ummi yang disandangkan pada nabi Muhammad, bukan buta huruf, bukan ga bisa baca, ataupun buta segala2nya..
kamu sendiri tau tidak, arti ummi apa?
ummi itu ibu, yang maksudnya ialah, ibarat bayi yang baru lahir dari rahim ibunya..
nahh jadi pada saat itu, nabi muhammad masih polos, persis seperti bayi yang baru lahir, yang BELUM bisa apa2, yang BELUM bisa baca..
TOLONG!
saya ingatkan, jangan mengubah2 isi dialog antara nabi Muhammad dengan malaikat Jibril, karna akan berbeda sekali paham nya..
Dalam buku Al-Sirah An-Nabawiyyah karangan Ibnu Hisyam dikisahkan, Rasulullah suatu kali berangkat ke Gua Hira seperti kebiasaannya mengunjungi tetangga dan keluarganya, sampai tiba suatu malam tatkala beliau dimuliakan Allah dengan risalah-Nya dan manusia dikasihi melaluinya. Saat itu malaikat Jibril turun dengan membawa titah Ilahi..
Nabi menuturkan, maka Jibril mendatangiku tatkala aku sedang terlelap dengan sesuatu menyerupai kotak yang didalamnya terdapat kitab. Ia lalu berkata,"Bacalah!" , aku menjawab, "Apa yang mesti aku baca?" , lalu ia merangkulku sampai taraf dimana aku menyangka akan mati. Lalu ia melepasku dan berkata lagi,"Bacalah!" , aku bertanya lagi,"Apa yang mesti aku baca?" , aku tidak mengatakan itu kecuali untuk menuruti ungkapannya agar ia kembali menuntunku.
Jibril lalu berkata,"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. (Dia) yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah karena sesungguhnya Tuhanmu Maha Mulia. Dia yang telah mengajarkan manusia dengan Qalam. (Dia) pula yang telah mengajarkan manusia apa yang ia tidak ketahui." , nabi lalu melanjutkan,"Aku telah membacanya, lalu selesai."
===========
nah , kalau kita mengandaikan Nabi Muhammad memang benar-benar buta huruf, tidak mampu membaca dan menulis, tidakkah Al-Qur'an telah menjelaskan bahwa jika Allah menghendaki segala sesuatu, maka Dia cukup mengatakan "kun fayakuun" (jadilah, maka terjadilah!)?
===========
astaghfirullah, maafkan daku bila aku bersalah..
- Anonim1 dekade yang lalu
BETUL ITU @ANDIKA..ARTINYA ANDA MANG "BERUK" (MONYET)
PAKE OTAK BOKONGMU, PIKIRKAN, APA DIJAMAN YESUS DINOBATKAN JADI TUHAN BELIAU2 INI DAH PINTER NULIS BACA, ATO JANGAN2 DAH PADA BISA BIKIN ANTI VIRUS KOMPUTER...
BEGO JANGAN DI PIARA, MALU-MALUIN GW AJA LO...