Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

?
Lv 6
? ditanyakan dalam Hiburan dan MusikMusikMusik Klasik · 9 tahun yang lalu

Mengapa musik klasik jarang yg suka di Indo?

Maksudku, yg era klasik-romantik spt Bach, Beethoven, Handel, Rachmaninoff, Chopin, Liszt, Paganini, Gershwin, Schrubert, dll.

Mengapa misalnya gaung orkestra klasik di Indo ato piano resital klasik hanya sedikit dan sepi peminat?

Paling tragis, misalnya pianis Indonesia klasik yg sangat termasyur, Heinrich Koch, hampir ndak dikenal di Indo selain komunitas musik klasik padahal di AS dan Eropa dia sangat terkenal sebagai interpretier Chopin 12-etudes op.10 yg mampu menyaingi Evgeny Kissin dan Angelina Lisitsa (dan ak beli CDnya).

Padahal dulu ak pernah nonton penampilan Berlin Philharmonic Orchestra saat wisata ke Jerman 3th yg lalu menampilkan Dvorak Symphony 9 'New World' dan ak sangat terkagum2, hingga ak punya impian untuk bermaen bersama orkestra ini, namun begitu sedih saat ak sulit mencari penampilan musik orkestra klasik Indonesia yg semegah Berlin Philharmonic.

Aku begitu mencintai musik klasik (mendalami piano dan biola) dan berniat melanjutkan ke Vienna concervative classic chamber, atas recommend guruku.

Bahkan yg plg penghinaan adlh saat ujian musik SMP untuk kelulusan, ak membawakan lagu Beethoven sonata op.27 #2 Moonlight mov.1 dgn penuh interpretasi hasil menang festival piano di Jkt, tapi ama guru musikku tempo dianggap lari dan dpt nilai jelek!! (padahal dilagu itu penuh dgn irama rit. > a tempo > .rit > allegro intermezzo, dll).

Why... T.T

Perbarui:

@Tahutempemelulu:

Jwbmu udah ak screenshot dan ak post disuatu tempat dan kamu mendapat penghinaan edan2an baik yg kristen bahkan islam sampe temen2ku yg islam sendiri mengatakan prihatin am jwbmu.

Jwb mengandung SARA TIDAK DITERIMA DISINI!!!

Viola!

Perbarui 2:

Ah iya, ak kelupaan.

Demi meraih cita2ku bermaen bersama Berlin Philharmonic Orchestra, ak rela membuang mimpiku sebagai gamer Counter Strike pro yg timku udah meraih posisi best-5 Indo bersama DropZ0ne, XCN, NXL dan FNATIC.

14 Jawaban

Peringkat
  • Lyn`x
    Lv 5
    9 tahun yang lalu
    Jawaban Favorit

    Hi CrosshairAWL,

    Kata pepatah "Tak kenal maka tak sayang" itu betul adanya. Begitupun dalam musik klasik, bahkan permasalahannya nggak sampai di situ. Kalaupun sudah kenal, utk membuat orang menyukainya apalagi menjadi penikmat musik klasik itu urusan lain lagi. Di Indonesia semua itu jadi sulit krn terbentur biaya. Kamu tau sendirilah pastinya berapa biaya yg harus dikeluarkan untuk mempelajari musik klasik seperti yg kamu maksud. Paling tidak seseorang butuh biola untuk bisa memainkannya dengan bagus. Apalagi kalo sudah bicara soal pertunjukan orkestra simfoni. Itulah kenapa musik klasik kurang tersosialisaikan di Indonesia.

    Usaha utk mengenalkan musik klasik atau paling nggak konsep musik orkestra sebetulnya bukan nggak ada di Indonesia, misalnya saja Twilite Orchestra melalui pentas2 kelilingnya ke beberapa tempat. Begitupun lagu2 yang ada sekarang ini lumayan banyak yg diorkestrasi. Mulai dari lagu pop kayak album Badai Pasti Berlalu-nya alm. Chrisye yg didaur ulang dengan kemasan orkestra, sampe ke lagu2nya Gita Gutawa yg notabene mewakili kalangan muda. Atau paling nggak pemusik2 yg memasukkan unsur orkestrasi ke dalam lagunya macam lagu Peterpan - Tak Ada Yang Abadi juga ada walaupun nggak banyak. Cara itu pun harus diakali dengan mencampurnya dengan musik pop, rock, dsb. Menurutku itu langkah yg cukup bagus.

    Untuk membuat masyarakat menjadi penikmat musik pure klasik itu agak sulit. Selain krn terbentur biaya seperti yg kusebut di atas, juga krn stigma yg melekat bahwa musik ini musik yang serius, membosankan, sulit dicerna, atau krn ini musiknya orang berduit, musiknya bangsa Eropa, dsb. Gimana bisa suka kalau belum apa2 sudah ada penolakan...

    Berita bagusnya, orkes simfoni atau pertunjukan orkestra sudah menyentuh kalangan mahasiswa, misalnya di UI yg sudah sejak lama punya orkes simfoni sendiri yg cukup aktif dan anggotanya dari kalangan mahasiswa. Itu artinya nggak selalu pertunjukan musik klasik untuk dikomersialkan. Dengan adanya orkes musik semacam ini dikalangan mahasiswa membuat musik klasik semakin dekat dengan kalangan umum dan awam walaupun cakupannya sempit.

    Anyway, senang ada anak muda yg concern dan mencintai musik klasik seperti kamu. Aku juga suka musik klasik, walaupun nggak bisa disebut penikmatnya. Menurutku musik klasik itu adalah sebenar2nya musik selain jazz.

    Pesan dariku, teruslah tekuni bidang ini kalau kamu memang mencintai musik klasik. Jangan setengah2 krn sulit untuk menjadi the best kalau cuma menekuninya setengah hati. Selamat berjuang meraih cita2 kamu menjadi anggota Berlin Philharmonic Orchestra. Aku mendukungnya. =))

  • Alf
    Lv 7
    9 tahun yang lalu

    Begitulah.............

    Jujur saja, dari perkataan para musisi klasik di kotaku yg kebetulan aku kenal (beberapa sih, ga banyak). Untuk mengembangkan musik (klasik), perlu biaya yg cukup mahal. Karena itu selain di Eropa & Amerika, hanya sedikit negara yg bisa maju. Jepang & Hong Kong contohnya. Butuh tingkat perekonomian yg tinggi sebelum bisa mengembangkan kebudayaan dan kesenian. Piano aja harganya puluhan juta rp. Grand piano ratusan juta. Belum biaya pendidikannya.

    Indonesia ini negara kelas menengah bawah. Wajar kalau kebudayaan & kesenian kurang diapresiasi. Gampangnya : sibuk cari duit untuk isi perut, ga ada waktu untuk isi kuping & mata (dgn kebudayaan & kesenian).

    Salut buat kamu yg punya niat & minat tinggi dgn kesenian. Semoga berhasil jadi pianis tingkat dunia. Dan bisa main bareng dgn Berlin Philharmonic Orchestra. Kirim CD rekamannya ya.

  • .
    Lv 7
    9 tahun yang lalu

    anda tidak usah terlalu memikirkan akan bangsa ini teruslah berkaya sesuai dengan impian kamu, kalau saya jujur tidak terlalu tahu akan musik klasik karena saya lebih condong ke arah musik rock alternative namun saya suka dengan karya karya dari Beethoven buat hati saya tenang saat mendengarkanya

    kalau di tanya tentang apresiasi di tahun 80 an musik klasik sangat di kenal saat itu, saat saya kecil di radio yang terdengar kebanyakan music bergaya klasik ini terdengar dari suara piano dan biola yang selalu menemani apalagi saat itu

    kalau sekarang berbeda dengan jaman dahulu, anak anak sekarang pasti ngantuk dengarkan lagu klasik karena anak anak sekarang lebih senang kepada boyband boygirl dari luar negeri yang hanya mementingkan penampilan tidak mendahulukan kualitas akibatnya jangankan musik klasik, music keroncong saja mereka pasti langsung bosan dan menganggap kuno

    padahal musik kroncong sudah terkenal di luar negeri terutama di jepang sangat terkenal sekali

    saya juga terkadang miris jika ada anak muda yang tertawakan musik musik bagus seperti keroncong dan menganggap bikin ngantuk

    tapi mau bagaimana lagi, kita bukan tuhan yang bisa merubah jaman,

    untuk kamu sekali lagi saya sarankan jangan pedulikan keadaan sekitar, jujur prestasimu sudah bagus dan rasa cintamu untuk musik klasik sangat baik, umur kamu masih muda tidak usah hiraukan keadaan sekitar karena itu akan buat kamu down teruslah berprestasi dan gapailah impianmu

    semoga membantu

  • 9 tahun yang lalu

    Musik klasik itu rumit (bagi kebanyakan orang indonesia)

    nggak usah sedih. (kalau mau) kamu mulai karir musik kamu jangan di Indonesia. Indonesia belum bagus kalau dalam hal apresiasi musik

    by the way gurunya (yang bilang tempo-nya lari) paling cuma mendalami musik pop doang, yang jarang banget ganti-ganti tempo dan gampang banget dicerna (gak kaya classic atau progressive rock atau avant-garde rock atau math rock)

  • Anonim
    4 tahun yang lalu

    Aku pernah denger lagu@ Pop Band!! Paten Banget!! Tapi Sayank.. kata2@ banyak yg gak sopan!! (Bravo pop Band) a million. Aku suka ama semua Band Anak Negeri "Itu krn aku pecinta track, bukan pendengar track" 2. Klu gak salah yg disinetron ityu kah? "Sukha Lhiad Ghaya Bhicharra'-nya Dhieya" 3. Sebutin aja nama aku 3x "Rifkys-Rifkys_rifkys" Media?! Hmmmmm.... Kyak@ semua masuk denk!! aku "Pendengar/ Pembaca/ Pekerja" -----> Boleh minta bantuanya?? Please ya... Coba ditelaah "3P" kemana Arah@ (krn semua media itu menyangkut aktifitas Mata, Telinga, Tangan & Mulut) Hehe..

  • 9 tahun yang lalu

    saya suka musik klasik bikin hati ku jadi tenteram, kebanyakan musik klasik barat karena musik klasik indonesia jarang di promosikan jadi aku tidak tau banyak

  • 9 tahun yang lalu

    klasik itu bagus, saya suka, tapi baru sedikit orang yang mengetahuinya,

    baguslah daripada ngabisin uang buat main game, kan mending buat main musik, *alamak keceplosan

  • 9 tahun yang lalu

    music klasik blm menjadi esensi kehidupan sehari-hari di indonesia.musisi music klasik lebih memilih idealis ato bahkan berkarier ke luar negri.

  • Anonim
    9 tahun yang lalu

    Aku suka kok.

    Mungkin dari seberapa kenalnya orang akan musik klasik orchestra.

    Yah, kita di Indonesia sementara classic orchestra dari eropa. Lebih kental mengenalnya di sana daripada disini yang taunya keroncong dan melayu.

    Paling gurumu masih ndeso nda tau musik bagus saat mereka mendengarnya.

    :(

    Padahal jelas Beethoven, Chopin dkk punya kualitas. Argh.

  • Anonim
    9 tahun yang lalu

    aku suka klasik.. :))

    punya mozart bagus..

    paling guru kamu itu ga suka genre klasik. possitive thinking.

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.