Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.
Sudah tahu kah Anda tentang hadits ini?
Yaitu perkataan yang disandarkan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم :
من فرح بدخول رمضان حرم الله جسده على النار
man fariha bidukhuuli ramadhaan harramallaahu jasadahuu 'alan naari
barangsiapa yang bergembira dengan datangnya ramadhan maka Allah haramkan jasadnya atas neraka
selesai
hadits tersebut tidak ada asalnya, tidak terdapat di kitab shahiih semisal Al-Bukhari dan Muslim, tidak pula dalam kitab sunan, semisal sunan At-Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, An-Nasa`i dll dan juga musnad, semisal musnad Imam Ahmad.
Ceritanya, ada buletin jum'at milik MUI di daerah saya, menukilkan hadits tersebut dan tidak menyebutkan riwayat dan keadaan haditsnya, padahal menyandarkan perkataan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah segampang itu, karena :
من كذب عليّ متعمدا فليتبوا مقعده من النار
man kadziba 'alayya muta'ammidan falyatabawwa` maq'adahuu 'alan naar
"Barangsiapa yang berdusta atas namaku maka hendaklah dia menyiapkan tempat duduknya di neraka" [Muttafaqqun'alaihi dari Abu Hurairah dan yang lainnya yang semakna dengan ini]
dan bila suatu perkataan menjadi perkataan Nabi, maka hukum yang dihasilkan dari hadits tersebut mejadi hukum baru. Sehingga hal tersebut secara tidak langsung menciptakan aturan baru dalam Islam, padahal aturan dalam Islam, Allah saja yang berhak menetapkan. Dan Rasul-Nya yang menyampaikan.
Bahkan setelah dicari di kitab hadits lemah dan palsu semisal Al-Muadhu'at pun tidak ada. Setelah nanya mbah Gugel, eh dapet. ternyata di kitab Dzurratun nashihin, dan itu pun dengan tanpa sanad dan keterangan. Sehingga hadits tersebut tidak ada asalnya.
Oleh sebab itu nasehat buat kita agar berhati-hati dalam menukilkan suatu hadits. Berhati-hatilah pula dari buku-buku yang banyak tersebut di masyarakat dan website yang seperti itu, diantaranya ada yang menukilkan dari buku referensi syi'ah. Dan Syi'ah, dedengkot mereka tidak mempedulikan sanad, dan juga sebagian tokoh sufi yang mengaku memiliki ilmu kasysyaf, sehinggga mengaku langsung bertemu Nabi kemudian mendapatkan hadits secara langsung, na'uudzubillah.
Dari sisi makna, hadits tersebut pun sangatlah aneh. Hanya cukup gembira saja, bisa selamat dari neraka, padahal surga tidak semudah itu didapat, lagipula seandainya shahih pun, maka kegembiraan yang dimaksud adalah kegembiraan yang dihasilkan oleh keimanan, yang menghasilkan amalan serta pengharapan terhadap pahala puasa Ramadhan, berdasarkan hadits shahih :
من صام رمضان إيمانا واحتسابا ، غُفر له ما تقدم من ذنبه ) رواه الشيخان
http://www.alssunnah.com/main/articles.aspx?articl...
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramashan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lewat"
Wallahu a'lam
@Ishak, saya tidak mengatakan hadits itu palsu. Perlu Anda ketahui bila hadits dikatakan lemah atau palsu maka ada sanadnya akan tetapi perawi yang ada di dalamnya perawi yang dikenal memalsukan hadits. Saya katakan hadits tersebut tidak ada asalnya. Nah bila Anda menemukan atau yang lain, silakan beritahu saya. Dengan senang hati akan saya terima.
5 Jawaban
- Anonim8 tahun yang laluJawaban Favorit
Yg hancurin peradaban islam dgn pembakaran pustaka itu bukan wahabi tapi jenghis khan.
Kalo sanad hilang harusnya matannya juga hilang. Mana ada matannya utuh tapi sanadnya hilang terbakar.
Logika ishak gak logis.
- Anonim8 tahun yang lalu
Kenapa Syi'ah Terus yg di bawa-bawa........................?
Prasangka buruk itu menyangka tanpa dasar data . ....
Analisis itu simpulan dari mengolah data .... betul ?
- 5 tahun yang lalu
Berhati hatilah....
Istilah SHOHIH menurut ahli fiqih dan ahli hadis berbeda.
Tidak SHOHIH menurut ahli fiqih itu berakibat batal, tidak boleh diteruskan.
Sedangkan menurut ahli hadis, bilamana tidak lemah sekali, bahkan palsu dan diperuntukkan untuk keutamaan amal, maka masih bisa dipakai. Contohnya hadis diatas, dimana ada penguat yg semakna dengan matannya.
Contoh:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان مكفرات ما بينهن إذا اجتنب الكبائر
(riwayat muslim - sohih)
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
(ibnu Hibban dlll - dhoif).
Disimpulkan: bagaimana tidak bergembira ria, hanya "mendapati" bulan romadhon saja sudah terampuni dosanya, selagi tidak melakukan dosa besar.
- Anonim8 tahun yang lalu
Subhaanallaah....
Mang @ishak lagi2 muncul dengan "wahabi"-nya
Hehe
Hehehe
- ishakLv 78 tahun yang lalu
Anda tidak menemukan di kitab hadits yang lemah juga palsu.
Lalu, logikanya apakah dengan mudahnya Anda berkesimpulan dan menvonis hadits itu palsu? Bagaimana Anda berlogikan lalu mengambil kesimpulan vonis bahwa hadits itu palsu?
=============
Kalau tidak ditemukan asalnya, belum tentu itu palsu. Yang tidak ditemukan belum tentu tidak ada. Karena sejarah peradaban dan waktu yang bisa jadi membuat hadits itu kehilangan sanad.
Bukankah peradaban masa lalu dengan kudeta wahabi, menghancurkan peradaban dengan menghancurkan bukti-bukti peradaban Islam, terjadi pembakaran pustaka Islam serta pemalsuan hadits?