Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

sunrise ditanyakan dalam Masyarakat & BudayaHari LiburRamadhan · 8 tahun yang lalu

Mencari dalil sesudah terlanjur mengamalkannya?

Banyak orang yang mengerjakan suatu amal atau ibadah yang didasarkan pada pendapat yang dianggapnya paling benar. Setelah datang orang yang bertanya atau menegurnya, barulah mereka mencari keterangannya di al-Qur'an dan as-Sunnah. Kalau tidak dapat, dicari-carinya di kitab-kitab lain, lalu dicocok-cocokkan dengan paksa sehingga seolah-olah ada alasannya dari Agama.

Kadangkala mereka tidak hiraukan teguran orang yang menunjukkan kepada mereka bahwa perbuatan itu tidak benar, salah atau bid'ah.

Setelah betul-betul terdesak, karena mereka hendak mempertahankan perbuatan salah itu, boleh jadi juga karena hendak menjaga pengaruhnya, maka dengan tenaga dan keahlian yang ada, mereka cari-carilah alasannya sedapat-dapatnya sekalipun bukan pada tempatnya.

Cara pemaksaan begini menyebabkan alasan-alasan yang mereka bawakan itu tidak ada satupun yang tepat atau mengena. Dari cara demikian, timbullah kerusakan dalam Agama, lahir bid'ah-bid'ah, sehingga Agama yang suci bersih ini diselubungi dengan yang kotor-kotor.

"Seharusnya, bagi orang yang insyaf dan sadar, sebelum mengerjakan sesuatu amal, terlebih dahulu ia mencari dalilnya. Kalau belum atau tidak dapat, janganlah dikerjakannya, tetapi tawaqquf saja dulu".

Tawaqquf = mendiamkan atau berhenti karena tidak tahu atau tidak/ belum dapat dalilnya, dengan satu harapan agar Allah menurunkan hidayah-Nya.

"Mencari dalil sesudah beramal" itu adalah salah satu dari beberapa cara keliru yang melahirkan perselisihan diantara kaum Muslimin.

5 Jawaban

Peringkat
  • 8 tahun yang lalu
    Jawaban Favorit

    Kalau memang kadangkala orang tidak menghiraukan teguran kita, maka kewajiban kita ya memang hanya sebatas memperingati. Terlepas dari apapun definisi bid'ah yang dipahami setiap muslim, mari kita fokus kepada amalannya:

    "Sudahkah amalan sesuai dengan dalil yang dicari?"

    Menurut saya, mencari dalil bagi amalan yang sudah terlanjur diamalkan justru sangat dianjurkan untuk mengkoreksi diri kita apakah amalan kita sudah benar atau tidak. Yang tidak boleh adalah mencari dalil dengan tujuan: mencari pembenaran dari amalan yang kita perbuat.

    Bersikap Tawaqquf juga baik, namun... Sebagai seorang muslim kita tidak bisa lepas dari salah dan dosa, bukan hal yang mustahil jika sewaktu waktu kita memang mengamalkan amalan yang telah diajarkan dari guru/orangtua/ustad dan pendapat orang, bukan amalan yang telah kita ketahui terlebih dahulu dalilnya. Karena ilmu kita memang sangat terbatas, akan sulit untuk mempelajari islam seorang diri secara keseluruhan. Disitulah fungsinya kewajiban menuntut ilmu, agar kita selalu mencari dalilnya dengan tujuan mengkoreksi amalan kita.

    Fokus kepada titik permasalahan yang sedang dihadapi, poin penting yang ingin saya sampaikan adalah menghindari taklid(buta), namun tetap menjaga dan menghormati pemahaman orang lain. Jadi bukan masalah "Mencari dalil sesudah beramal", tapi masalah yang ingin saya sampaikan: "Tujuan mencari dalil": Mencari kebenaran, atau mencari pembenaran.

    Kalau amalan yang sudah terlanjur saya perbuat, saya sendiri tidak bisa menilai benar salahnya, yang saya tau adalah berserah diri, kebenaran milik Allah, sudah saya lakukan semampu saya dengan terus menerus mencari ilmunya.

    Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari setiap amalan yang kita perbuat, aamiin.

    ======================

    @Muhtar Faqih

    Insya Allah saya yakin dengan keislaman saya, dan tak tergoyah sedikitpun, keyakinan saya, pemahaman saya, amalan saya. Kalaupun saya salah, saya berserah diri dan tetap selalu mengkoreksi diri saya. Saya yakin bahwa apa yang saya lakukan semata mata mengharap ridha Allah.

    Justru saya semakin sadar dan PAHAM bahwa keyakinan dan pemahaman orang yang benar benar yakin belum tentu sama antara satu dan yang lainnya. Untuk urusan saya, saya telah menggenggam erat pemahaman saya dan tetap mencari ilmunya sampai saya mati.

    Tidak tanggung tanggung sedikitpun, saya berusaha masuk kedalam islam secara kafah keseluruhan tanpa ragu ragu. Hanya sikap anda dan sikap saya berbeda.

  • 8 tahun yang lalu

    BAGI ORANG YANG MALAS AKAN BERKATA "SAYA TIDAK MAU BERAMAL KARENA BELUM NEMU DALILNYA ".

    IKUTILAH PARA ULAMA, SEHINGGA KITA TIDAK KETINGGALAN UNTUK BERAMAL.

    ALLAH TIDAK MELIHAT DALIL TAPI AMAL.

    BERAMALLAH SEBELUM AJAL.

  • 8 tahun yang lalu

    Mungkin dari didikan kecil tidak mungkin diterangkan satu-satu dalilnya apa. Ketika baligh baru kita mengerti bahwa semua harus memiliki dalil yang shahih.

  • ?
    Lv 5
    8 tahun yang lalu

    Jangan-jangan yang menegur lebih dangkal,

    dan lebih tak berilmu daripada yang ditegur?

    Ibarat orang buta meraba-raba gajah......

    Hmm

    Terlalu....

    =========

    @Ana, Ayo, keroyok aku.

    Panggilkan semua orang-orang cerdasmu yang pandai menjulurkan lidah menabur fitnah

    Bukankah sudah aku katakan sebelumnya?

    Hmm

    Aku menunggu dan merindukan taburan fitnahmu

    Yang jelas kamu fair, buka blokiranmu

  • 8 tahun yang lalu

    kamu dan @damar adalah sosok muslim tanggung yg baru mengenal islam. kalian berdua sangat tdk pantas ngomong spt itu sbb ilu agamamu sangat sedikit dan hasil copas. apa kalian tdk punya cermin?

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.