Tentang Kemunafikan ?

"Gw sependapat dengan loe, Bro. Karena dalam bergaul, kita gag selamanya harus mengungkapkan dengan keterus-terangan, karena jika itu yang dilakukan, mungkin akan menimbulkan pertengkaran, kehebohan. Kadang-kadang kita harus menggunakan bahasa-bahasa penghalus (euphimisme), dsb, yang justu dianggap sebagai munafik, hipokrit. Secara teoritik, sebuah komunikasi dengan tujuan menjalin hubungan sosial diperlukan pemahaman aspek sosio kultural dari kedua pihak, serta kemampuan mengkaitkan ungkapan dengan stuational contexts (konteks situasi), grammatical context (konteks gramatikal), dan cultural context (konteks budaya) dimana percakapan tersebut berlangsung. Karena tujuan komunikasi tidak sekedar menyampaikan pesan, tetapi juga menjalin hubungan sosial, maka seringkali co-operative principle (prinsip-prinsip percakapan) dan politeness principle (prinsip-prinsip kesopanan) saling berlawanan. Disatu sisi co-operative principle menuntut untuk dipatuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti, tetapi disisi lain prinsip-prinsip tersebut harus dilanggar agar hubungan sosial antara pembicara dan lawan bicara tetap harmonis. Untuk tujuan inilah seringkali digunakan ungkapan-ungkapan yang tidak langsung, ungkapan-ungkapan yang halus, walaupun sebenarnya ungkapan itu justru kurang bijaksana dan bahkan dinilai munafik/hipokrit."

> komitmen, prinsip ato pun kata2 dy

ga sesuai am perbuatan tu yg namana munafik

> ga jg,,

> bisa jg

salam jalu

tak sengaja gw mengintip pertanyaan yang anda buat bro...ketika gw sekilas membaca ternyata isinya tentang munafik.

dari kemaren pengen ikutan jawab ga bisa terus. internet gw di block. cucian banget ya????

>Dalam konteks kekinian , sebetulnya apa yang bisa diartikan dengan kata ini ?

# menurut gw kata yang tepat untuk saat ini untuk mengganti kata munafik adalah GENGSI. karena tidak mau mengatakan & mengungkapkan yang sebenernya sehingga membohongi diri sendiri & orang lain

sama seperti kata tak sengaja yang gw tulis diatas. gw ga sengaja mengintip pertanyaan anda? padahal emank udah jelas di inbox email gw tertulis jalu mengajukan pertanyaan. tapi gw memperhalus dengan kata ga sengaja.... tapi artinya sama aja yaitu munafik/gengsi.

>Adakah seseorang yang menahan diri karena sebuah pertimbangan ( terlepas dari apa pertimbangannya ) utk tidak melakukan sesuatu walaupun dia mau , bisa dikategorikan sebagai munafik ?

# ada hal yang membuat manusia ragu-ragu melakukan hal yang tidak di inginkannya. jika memang dalam hati ada keinginan untuk melakukan tapi tidak dia ungkapkan secara terus terang, tapi dia mau melakukannya itu baru masuk dalam kategori munafik.

>Apakah basa basi sebagai jembatan sosial bisa dibilang sebagai gerbang kemunafikan ?

ga juga bro... basa basi itu masuk dalam kategori kebohongan.

>Menurut kalian adakah Budaya kita yang sebetulnya mengajarkan sesuatu yang memiliki nilai setara dengan apa yang disebut kemunafikan ?

# menurut gw budaya kita malah kebanyakan sindriran bro... seperti banyak pribahasa yang kita buat seperti air beriak tanda tak dalam, tong kosong nyaring bunyinya dll.

>Jika ya .... kira2 apa ya ?

Karena aku merasa banyak sekali nilai2 budaya yang menurutku hipokrit yang masih kita percaya sebagai satu kebaikan.

# kemunafikan itu tinggal diam di dalam hati manusianya.... bukan menjadi bagian dari budaya kita bro.

tuh, baca ga kata2nya si Kezia? pertanyaannya susah bener! makanya, sadarlah, pak, jangan kasih pertanyaan rumit2 lagi.. =)

> munafik itu.. aku sulit menjabarkan kata ini karena sepertinya maknanya memang luas sekali. yang pasti seseorang yang munafik cenderung berorientasi pada diri sendiri atau kelompoknya, dan selalu berusaha tetap berada di daerah aman apapun caranya.

> menurutku sih untuk mencap seseorang sebagai munafik tidak semudah itu ya. kemunafikan itu sifatnya mendarah-daging, bukan situasional.

> basa-basi sebenarnya tidak termasuk kemunafikan. tapi ya, sifat itu bila dikembangkan lebih jauh bisa menjadi cikal bakal kemunafikan.

> budaya kita terlalu banyak basa-basi kalau menurutku dan basa-basi itu ditutupi dengan argumen bahwa kita menganut budaya Timur.

salah satu contoh kemunafikan kita? UU Pornografi. Karena tidak mampu menahan nafsu sendiri lalu menuding pihak lain sebagai penyebab. munafik bukan?

ya.. segitu dulu bagi2 pengetahuannya, JALU..

jangan bikin pertanyaan yang susah2 lagi...

salam.. =)

pertanyaannya susah banget sih!!!

>munafik adalah tidak konsistennya ucapan dengan perbuatan

>belum tentu lah, itu cuma menahan nafsu dan mengendalikan diri.

>basa-basi itu awal dari bertele-tele, ada basa basi yang perlu ada pula yang dianggap basi. gerbang munafik? gak selalu juga lah, itu adalah salah satu pengajaran bersopan santun.

>ya kalo mau menyalahkan Bu daya boleh, Pak daya juga boleh.

tapi tidak semua hal dapat kita ungkapkan secara verbal, makanya ada bahasa non verbal. Bersikap straight to the point juga belum tentu diartikan sempurna untuk budaya Indo, ada kesan memaksa kehendak, terburu-buru, tidak menghormati orang lain, etc.

Tapi apapun yang diajarkan budaya pada kita, kita sendiri lah yg harusnya punya filter.

sstt... kalo kena sengat lebah obati aja pake beras kencur... =)

- munafik dalam hal itu sesuatu hal (keputusan) yang muncul akibat jawaban/perilaku yang dilakukan tidak sesuai yang diharapkan oleh logika khalayak (orang lain).

- kita hidup dengan dengan keputusan. dan keputusan pasti ada alasan dibaliknya, dan kita manusia diberi ego. maka munculah kata munafik.

manusia ngga ada yang sempurna. kita tidak bisa lepas dari itu.

- sebelum terlaksana, basa-basi itu belum terkategori munafik

- pasti ada, mungkin akibat logika kalayak menganggap itu suatu kebenaran (padahal tidak selalu mutlak). yang paling jelas terlihat "budaya Asal Bapak Senang"

kemunafikan itu ibarat membohongi diri sendiri dan mencari pembenaran atas kebohongannya itu.....!

kadang memng banyak orang yang percaya pada hal-hal yang tidak bisa ia buktikan, misal kan saja sok memiliki kepercayaan yang paling benar atau harga diri yang lebih tinggi, inilah kemunafikan terhadap diri sendiri dan...dan bisa berujung pada ekstrimisme..."setidaknya itu yang ku tahu"