Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.

Jumanji ditanyakan dalam Seni & InsaniPersajakan · 1 dekade yang lalu

Apakah inilah nasib mereka?

Inikah Mereka?

Gempuran ombak membius lautan

Angin sepoi permainkan wajah

Mengusik rambut dari untaian

Terbang bersama semua polah

Senja kian mencekam jua

Saat ombak terus menggempur

Menampar ego-ego yang tersungkur

Pada tapak-tapak tak bersua

Ode kunyanyikan dengan pedih

Di antara jeritan duka nestapa

Semua rasa terbangkan perih

Yang menyelubungi simponi merana

Kaki-kaki gemetar dengan peluh

Menatapi semua tanpa mengeluh

Mereka ditenggelamkan oleh jaman

Terlupakan tanpa sebuah penghormatan

J---->16/07/09

itu ja'

makasih

13 Jawaban

Peringkat
  • 1 dekade yang lalu
    Jawaban Favorit

    moshirini

    Maksudmu "mereka" adalah orang-orang yang berjasa untuk negri ini ya, Ju? JIka iya, akupun merasakan hal yang sama denganmu.

    Mereka telah terlupakan tanpa penghormatan yang seharusnya mereka dapatkan.

    Banyak sekali "pahlawan-pahlawan" yang tidak dikalungi tanda jasa, sedangkan mereka telah berjuang bertarung nyawa. Sekalipun ada, apalah artinya sebuah "piagam" dan sejenisnya, jika di hari tua mereka tiada yang peduli padanya.

    Fenomena yang jarang tersentuh oleh kita, tapi memang banyak tercecer di negri tercinta ini. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Mungkin hanya lewat barisan kata untuk menghimbau para penguasa agar peduli pada mereka.

    Semoga bisa....

    moshirini

  • 1 dekade yang lalu

    kau selalu konsisten ya..

    hehe

  • 1 dekade yang lalu

    salam sobat

    karya yang bagus

    aku suka kelembutannya

    ehm...

    sebuah perenungan yang bagus

    trs berkarya

    swn

  • dengarlah

    suara ombak yang gusar

    itulah suara halusku yang bergetar

    dan kehampaan yang kuraih

    dari perut lautan.

    lihatlah

    gelora yang galak

    menepis dan membedal kolekku

    itulah aku dilanda kebimbangan

    di antara hidup dan mati hari ini.

    hidulah

    bau hanyir di tubuhku

    itulah wangi tangkapanku

    yang kusandar bersama harapan

    untuk perut anakku.

    Nyamm....nyam... laper.....

  • Anonim
    1 dekade yang lalu

    hello....

    kak jumanji,

    nia hadir neh ^_^

    puisinya ciamik banget, nia suka....

    puisi sosialis lagi ya

    entah mengapa keren banget, sampe nia membaca berulang-ulang.

    sedih juga kalo para pejuang tidak lagi diperhatikan. kapan ya kita bisa benar2 menghormati mereka?

    salam,

    Nia

  • 1 dekade yang lalu

    Yup ! !

    Mereka cuma dapat selembar sertifikat yang berlogo Garuda Pancasila,

    dan tertulis dengan megah sebuah kalimat penghormatan :

    " HABIS MANIS SEPAH DIBUANG "

    ( mungkin supaya gak kelolotan/ tersendak ampas yaaa....he he )

    salamku

    - MasAbodDoLAH -

  • ZAPPRA
    Lv 6
    1 dekade yang lalu

    Ya.! itulah mereka, paling tidak sebagian besar.

    Namun seperti yang kau bilang, mereka "jarang" mengeluh terhadap keluh kesahnya dan tak meminta balas jasa.

    Hidup mereka sangat kreatif terutama dalam mencari solusi alternatif. Tak kebeli sofa mewah, mereka buat sendiri bale-bale dari bambu.

    Tak seperti para raja, saling ungkap jasa. Dan begitu tak bisa meraih kursi mereka rame-rame jadi peternak kambing.

    .........

    kambing hitam.

    salam

    ZAPPRA

  • 1 dekade yang lalu

    sangat menarik, aku suka

    hmm...seperti biasa aku kesulitan membuat kata kata, tapi aku mengerti makna yang tersirat dari tulisan ini ^_^ \\// semangat.. !!

  • 1 dekade yang lalu

    salam sobat jumaji

    gemuruh hati membius sukma

    melantun kan ego ego kepongahan

    menggambarkan semua pola kehidupan

    diujung mencengkram

    rasa dendam

    mengiringi tapak tapak kaki

    menggerogoti nurani sepi

    akan duka nestapa

    semua terasa perih

    penuh irama simponi jiwa merana

    oleh luka luka derita

    menembus jantung

    nadipun mengucurkan darah kepedihan

    yang sekian lama terkoyak koyak

    kini tinggal seongok tubuh

    tak berdaya

    yadi160709

    puisi mu keren sobat

    Sumber: yadi
  • m.k.a
    Lv 5
    1 dekade yang lalu

    Yang sudah, biarlah berlalu. Lupakan saja masa lalu.

    Begitu kata sebagian orang, hingga mengakar ke dalam otak, bikin mudah lupa pada jasa kebaikan.

    Salam.

Masih ada pertanyaan? Dapatkan jawaban Anda dengan bertanya sekarang.