Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.
Apakah inilah nasib mereka?
Inikah Mereka?
Gempuran ombak membius lautan
Angin sepoi permainkan wajah
Mengusik rambut dari untaian
Terbang bersama semua polah
Senja kian mencekam jua
Saat ombak terus menggempur
Menampar ego-ego yang tersungkur
Pada tapak-tapak tak bersua
Ode kunyanyikan dengan pedih
Di antara jeritan duka nestapa
Semua rasa terbangkan perih
Yang menyelubungi simponi merana
Kaki-kaki gemetar dengan peluh
Menatapi semua tanpa mengeluh
Mereka ditenggelamkan oleh jaman
Terlupakan tanpa sebuah penghormatan
J---->16/07/09
itu ja'
makasih
13 Jawaban
- moshiriniLv 41 dekade yang laluJawaban Favorit
moshirini
Maksudmu "mereka" adalah orang-orang yang berjasa untuk negri ini ya, Ju? JIka iya, akupun merasakan hal yang sama denganmu.
Mereka telah terlupakan tanpa penghormatan yang seharusnya mereka dapatkan.
Banyak sekali "pahlawan-pahlawan" yang tidak dikalungi tanda jasa, sedangkan mereka telah berjuang bertarung nyawa. Sekalipun ada, apalah artinya sebuah "piagam" dan sejenisnya, jika di hari tua mereka tiada yang peduli padanya.
Fenomena yang jarang tersentuh oleh kita, tapi memang banyak tercecer di negri tercinta ini. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Mungkin hanya lewat barisan kata untuk menghimbau para penguasa agar peduli pada mereka.
Semoga bisa....
moshirini
- 1 dekade yang lalu
salam sobat
karya yang bagus
aku suka kelembutannya
ehm...
sebuah perenungan yang bagus
trs berkarya
swn
- 1 dekade yang lalu
dengarlah
suara ombak yang gusar
itulah suara halusku yang bergetar
dan kehampaan yang kuraih
dari perut lautan.
lihatlah
gelora yang galak
menepis dan membedal kolekku
itulah aku dilanda kebimbangan
di antara hidup dan mati hari ini.
hidulah
bau hanyir di tubuhku
itulah wangi tangkapanku
yang kusandar bersama harapan
untuk perut anakku.
Nyamm....nyam... laper.....
- Anonim1 dekade yang lalu
hello....
kak jumanji,
nia hadir neh ^_^
puisinya ciamik banget, nia suka....
puisi sosialis lagi ya
entah mengapa keren banget, sampe nia membaca berulang-ulang.
sedih juga kalo para pejuang tidak lagi diperhatikan. kapan ya kita bisa benar2 menghormati mereka?
salam,
Nia
- Mas AbodLv 51 dekade yang lalu
Yup ! !
Mereka cuma dapat selembar sertifikat yang berlogo Garuda Pancasila,
dan tertulis dengan megah sebuah kalimat penghormatan :
" HABIS MANIS SEPAH DIBUANG "
( mungkin supaya gak kelolotan/ tersendak ampas yaaa....he he )
salamku
- MasAbodDoLAH -
- ZAPPRALv 61 dekade yang lalu
Ya.! itulah mereka, paling tidak sebagian besar.
Namun seperti yang kau bilang, mereka "jarang" mengeluh terhadap keluh kesahnya dan tak meminta balas jasa.
Hidup mereka sangat kreatif terutama dalam mencari solusi alternatif. Tak kebeli sofa mewah, mereka buat sendiri bale-bale dari bambu.
Tak seperti para raja, saling ungkap jasa. Dan begitu tak bisa meraih kursi mereka rame-rame jadi peternak kambing.
.........
kambing hitam.
salam
ZAPPRA
- iLan ^_^ \\//Lv 41 dekade yang lalu
sangat menarik, aku suka
hmm...seperti biasa aku kesulitan membuat kata kata, tapi aku mengerti makna yang tersirat dari tulisan ini ^_^ \\// semangat.. !!
- Putra LampungLv 51 dekade yang lalu
salam sobat jumaji
gemuruh hati membius sukma
melantun kan ego ego kepongahan
menggambarkan semua pola kehidupan
diujung mencengkram
rasa dendam
mengiringi tapak tapak kaki
menggerogoti nurani sepi
akan duka nestapa
semua terasa perih
penuh irama simponi jiwa merana
oleh luka luka derita
menembus jantung
nadipun mengucurkan darah kepedihan
yang sekian lama terkoyak koyak
kini tinggal seongok tubuh
tak berdaya
yadi160709
puisi mu keren sobat
Sumber: yadi - m.k.aLv 51 dekade yang lalu
Yang sudah, biarlah berlalu. Lupakan saja masa lalu.
Begitu kata sebagian orang, hingga mengakar ke dalam otak, bikin mudah lupa pada jasa kebaikan.
Salam.