Yahoo Answers akan ditutup pada 4 Mei 2021 dan situs web Yahoo Answers sekarang tersedia dalam mode baca saja. Tidak akan ada perubahan pada properti atau layanan Yahoo lainnya, atau akun Yahoo Anda. Anda dapat memperoleh informasi lebih lanjut tentang penutupan Yahoo Answers dan cara mengunduh data Anda di halaman bantuan ini.
Florescence -Symphony-
Rafael Yanuar Seorang suami yang mencintai istrinya, seorang ayah yang menemukan kebahagiaan, di mata putranya =). Penggemar wedang alang-alang tingkat tinggi. Apalagi diseduhnya pas hujan-hujan. Penikmat puisi dan secangkir teh. Menerbitkan secara mandiri antologi puisi berjudul Serenada Penidur Hujan =). Temui saya di lonceng_fajar@yahoo.com (e-mail). — Tuhan memberkati selalu =).
Sudah lama tak berkunjung, apa kabar, Sahabat?
Satu Ketika
berkatalah burung bebas
pada burung di sangkar,
permainya dunia, kasihku
puaskan hasrat dalam dada
ungsikan sunyi duka derita
maka marilah
dalam lena musim cuaca
bunikan lagu di rimba-raya
terbang beradu sayap beralih benua.
lalu berkata burung di sangkar,
tapi aku cinta takdirku, kasihku,
hanya dengannya aku dapat
memesan lapar dan getir kalah
berbuni-hening di malam purnama,
bukankah baik bila pelahan
kita tujukan laguan sendu bagi dewata?
berkata burung bebas,
selaku telapak tangan Tuhan
menghampar di hari pertama,
dunia meranum, kasihku
bunga-bunga terbuka,
kenapa tak kau sibak pintu jelajak
ikut jalanku, terbang, melayang.
berbisik burung di sangkar,
tapi takdir mengunciku di sini, kasihku,
tiada berkuasa aku di hadapnya,
maka rapatkan tubuhmu sebentar
lalu pergilah,
sebelum ia menangkapmu jua.
(21072013)
--terinspirasi salah satu karya Rabindranath Tagore
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya.
Tuhan memberkati selalu =).
6 JawabanPersajakan8 tahun yang laluRumah _ Sudikah berkunjung, sejenak mencuci kaki?
Rumah
Besar kecilnya rumahku, tidak diukur
dengan tumpukan bata, keramik, pun
banyak sedikitnya barang bisa diletak di dalamnya,
melainkan dengan
berapa sering istriku tersenyum
dengan binar mata selembut embun.
Nyaman tidaknya rumahku, tidak dihitung
dengan lemari, pajangan, jumlah kamar, pun
berapa banyak lukisan bisa dipacak di dindingnya,
melainkan dengan
napas lelap putra kecilku
di lingkar lenganku ia tertidur.
6 Juli 2013
Lagi pula
tak ada apa-apa di sini
selain jendela
dan sajian sederhana
sepiring ubi bakar, dan kopi
barangkali juga
cinta.
___________
Sudi kiranya membenahi segrala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
11 JawabanPersajakan8 tahun yang laluBuat Penggemar Kopi, sudikah diterima?
Di Kedai Kopi
Senja itu, dengan rona merah yang semu dan indah
daun-daun terkantuk lelah,
perlahan, aku membuka pintu, dengan senyum tertahan.
Kelenengan lonceng kecil yang belum diganti
selama empat musim kemarau
menyambutku parau.
"Apa kabar, sahabat lama, kau mau minum apa?"
Lampu-lampu bohlam, menerangi lukisan dan potret di dinding.
Kipas listrik berputar, dengan sejuk angin di senja bulan Juli.
Senandung lagu barat yang tiba-tiba,
membuka kembali kenangan yang lama tertutup
"Secangkir kopi, Paman, seperti biasa."
Inilah tempat yang indah,
di mana letih diredupkan
tempat sejenak mencuci muka
setelah seharian lelah berjalan,
di sini urat-urat dikendurkan
dengan harum kopi di teko tembikar.
*
Kini, dari jendela yang kosong dan sunyi, aku melihat
gerimis turun dengan harum yang sabar.
Lumut yang melekat pada tembok yang lembab
membuat dinding yang dulu cerah
mulai rengkah dihisap cuaca.
Namun,
adakah yang lebih sendu,
dari sore yang mendung
juga lampu jalan, yang terlambat dinyalakan?
Aku nikmati secangkir kopi yang baru saja
yang pahitnya, lama kurindu.
2 Juli 2013
Maaf baru bisa menitip tanya, tanpa sempat memberi jawab.
Ingin sekali seperti dulu, celoteh riang tanpa jeda,
namun apa daya, waktu terlalu cepat buatku capai (dasar sok sibuk).
Ini rindu sederhana, untuk pamanku
yang sekarang senang menyamar
dengan bahasa paling sunyi
di manapun ia berada, semoba baik selalu kabarnya.
Kritik dan saran tentulah diterima dengan tangan terbuka =).
Tuhan memberkati.
10 JawabanPersajakan8 tahun yang laluHanyut Aku _ Persembahan sederhana setelah lama tiada sua, sudikah diterima?
Hanyut Aku
Teringa-inga di tubir kabut
dengar Senda petik kecapi
nada ramping lemah lembut
telaga jernih segala bunyi.
Lena nian terik purnama
dalam lunak dedaun perdu
harum tanah peluk cuaca
Senda mulai berlagu sendu.
Perlahan candra berjalan pulang
malam tirah di balik bukit
kandilku padam cuaca terang
hendaklah biru selalu langit.
Bila zahir sebutir embun
sudikah Senda temani daku
reguk habis ceruk rindu
lir debu hauskan rumpun.
Juma, 21 Juni 2013
Apa kabar, sahabat hati?
Lama tak tulis pola 444,
kaku jadinya,
pun tiada sempurna,
hanya ratakan irama di akhir baris
namun semoga
masih dapat dinikmati.
Kiranya sudi membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati.
12 JawabanPersajakan8 tahun yang laluAku hendak menanam kembang. Masih adakah lahan buatku di taman?
Di Sebuah Taman
/1/
Teratai
:Resa Pundarika
Berdecak-decak kolam dibuai teratai
kodok-kodok melompat di batu-batu
matahari belum berumur
rumput-rumput tersulur
di hadapan kolam, rembulan menulis
bait-bait tafakur
: o, di langit manakah
cahaya tumbuh
dan terbitkan lembut
senyummu?
/2/
Gandum
:Mitsu
Duduk sendiri di kolam
terusik hati mengenang tuan
pada sandaran batu
saya
melepas tanya
—dapatkah padi ditanam
di kebun tempat tuan
memetik bunga?
Sementara di sini sudah tak ada lagi
pagi dan senja
dan rindu, seluruhnya masuk
dalam kantung puisi.
/3/
Padi
:Micka
Di depan kereta,
tercium bau ranting
dan harum kota seberang,
di depan jendela
terkembang pematang dan terik
matahari—
padi telah merunduk rupanya
barangkali sama seperti
patahan dongeng di lengkung kacamata
pun kepodang liar di bukit bunga persik.
/4/
Zaitun
:Chinmi
Setiap tahun
musim semi bertiup
di pucuk hijau zaitun
bukankah di sana
sehirup napas
tercium seperti
kuncup-kuncup Yasmin,
dan matahari
bertunas seperti
bait puisi?
/5/
Pandan
:Kiky
Harum daun pandan
dan kepul nasi hangat
terkembang tak sudah-sudah
tafakur aku
cecap hangat syukur
di perisa lidah
bersamamu, barisan burung di kabel listrik
terlihat seperti partitur sebuah lagu.
23 Januari 2013
Ikut saran Chi Resa, membuat 10 puisi borongan. Sekarang baru lima, sisanya nyusul =P.
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
10 JawabanPersajakan8 tahun yang laluSelusin Epigram, sudikah diterima?
Selusin Epigram
1.
Izinkan aku menjadi tanah, jika seluruhmu adalah hujan.
2.
Pernahkah kamu menjumpai cinta, dalam bentuk paling indah dan sempurna? Aku pernah. Kamu.
3.
Bukan pada hangat perapian aku memilihmu, namun pada dingin perjalanan, di mana hati kita, diberi kesempatan, berbagi hidup.
4.
Puisi, masihlah seharum pucuk daunan, ketika lonceng-angin, kemerincingkan sepi musim kemarau, di jendela kamarmu.
5.
Puisi, masihlah sedekat obat nyamuk bakar di samping tempat dudukmu, ketika di beranda, kau terbayang senyum kekasih.
6.
Aku mencintai puisi, seperti aku mencintai hidupku, bersamamu.
7.
Bulan termenung di ranting ketapang, lautan sepi. Jika subuh kembali datang, ingatkan aku, pada hening napas, ketika berdoa.
8.
Seperti kunang-kunang, melukis kabut dalam ribuan kerlip, puisi adalah caraku bertemu denganmu, melalui diriku sendiri.
9.
Sebait senyummu, mampu menenteramkan, seluruh debar dalam dadaku.
10.
Kekasih, sering kita duduk di sini, memandang langit bersama. Betapa waktu telah mencuri banyak hal, dalam hidup kita.
11.
Rindu membuatku tak mampu menuliskan apa-apa, selain namamu.
12.
Bahkan di keruh air pun, ikan-ikan tak berhenti berenang — kadang hidup tak memberi kita pilihan, selain bertahan.
21 Januari 2013
—
http://id.answers.yahoo.com/search/search_result;_...
epi.gram
[n Sas] (1) syair atau ungkapan pendek yg mengandung gagasan atau peristiwa yg diakhiri dng pernyataan menarik dan biasanya merupakan sindiran; (2) peribahasa yang padat dan penuh kearifan dan sering mengandung paradoks
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
5 JawabanPersajakan8 tahun yang laluPernahkah rindu menyentuh, basah lukamu?
Menyentuh Luka
beginikah indahnya
bila sedang terluka
malam terang-benderang
bintang-bintang bernyanyi
debur ombak lambai nyiur
tiada putus tiada sirna.
beginikah teduhnya
bila sedang terluka
lamat-lamat terdengar
hembusan napas
paling hening
berbicara, tentang rindu di langit terjauh
di palung laut terdalam,
rindu sedekat nadi sesamar sunyi
di menara sepi
jiwaku.
tak kuasa aku
menahan tumpahan air mata—
memandang bulan berdiam
berlindung di balik mendung, sementara lubuk
kian lamur mengingat engkau.
bukankah,
beginilah kepedihan
begitu nikmat dicecap batin
bila kita mampu
sembunyikan
perasaan terlupa
di belahan jiwa terdalam?
10 Januari 2013
—
Hah! Akhirnya pecah juga, postingan pertama di tahun 2013. Apa kabar, teman-teman? Semoga tahun 2013 membawa banyak kebahagiaan. Maaf, baru bisa mampir sekarang, masih bisa dan bolehkah saya memeluk akrab semuanya? Salam =).
Buat Chinmi!
Aku minta fotonya Sajak Umar Batistuta, dong. Belum apa-apa sudah kangen =).
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya.
Tuhan memberkati selalu =).
6 JawabanPersajakan8 tahun yang laluSudikah ikut menemani subuhku, Sahabat?
Gerimis Subuh
Masih tersisa rintih hujan di pintu jendela, ketika
daun-daun lerai di halaman
menanti disapu
namun, aku masih ingin sebentar lagi mendengarkan
kericau burung dan bisik embun pagi,
ketika langit kesumba disiram cahaya dini,
ternyata, memutar waktu memanglah mudah
hanya dengan sepiring pisang rebus
dan mendengar tapedeck di ruang keluarga,
cukuplah
membuat suasana terasa teduh
dan sepia,
di lepas jendela, lampu kota satu persatu dipadamkan
pagi pun tiba, dihiasinya langit dengan setangkai kembang
—kembang kejora
di sini, kendati tanah basah dimandikan hujan
mendung, tak lagi terasa kelabu
bila dinikmati dengan secangkir teh
dan lagu-lagu Ebiet G. Ade.
7 Desember 2012
—
Berhubung lagi tidak ada inspirasi berpuisi, jadi aku kutipkan saja catatan harianku pagi tadi. Semoga masih bisa dinikmati =P.
Kiranya berkenan membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
16 JawabanPersajakan9 tahun yang laluBagaimana pagimu, teman-teman =)?
Epigram Pagi
Burung sikatan berkicau di dahan pohonan
fajar mengintip di balik celah daunan.
Engkaukah udara, ditiupkan pagi pada hidup
ada embun, di setiap sajak tentangmu.
27 Februari 2012
—
Hanya bait sederhana, semoga masih bisa dinikmati. Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
12 JawabanPersajakan9 tahun yang laluSelusin epigram lagi. Bolehkah aku membaginya di sini?
Sebelumnya di http://id.answers.yahoo.com/search/search_result;_...
Selusin Epigram
1.
Dan bila nanti kau dengar
angin berbisik di lerai daunan basah
ingatlah kita pernah memiliki
malam selembut suara hujan.
2.
Di satu pagi,
ketika usia telah menjadi uban di kepala
aku pun tahu
sentuhanmu selalu mampu
meremajakan aku.
3.
Aku suka cara pagi bentangkan langitnya.
Pertama, ia terbitkan cahaya
lalu membiarkan hangatnya merasup
sebagai rindu padamu.
4.
Rindu membuatku tak mampu menuliskan apa-apa
selain namamu.
5.
Ketika peluhku menjadi sepekat darah
dan tulangku sekeruh langit
engkaulah alasanku bahagia
meneruskan hidup.
6.
Aku selalu ingin memahami tetes demi tetes pedihmu
dan menemukan ketabahan, pada tiap senyumanmu.
7.
Aku ingin menjadi air matamu
dan memahami beningnya perasaanmu.
8.
Engkaulah pagi, Kasihku.
Jiwaku, selalu memandang sejuk padamu.
9.
Sebab ketika hujan reda
udara seolah ikut dijernihkan
maka berjalanlah bersamaku
kita hirup sebanyak-banyaknya
: bahagia.
10.
Bahkan,
jika Tuhan telah mencukupkan hariku sebelum esok tiba
hidupku masihlah tentangmu
dengan kata tak (pernah) cukup.
11.
Aku merindukan sebuah rumah
di mana kita, bisa menua bersama
sambil mencabut uban dan menghitung
kenangan.
12.
Karena jiwaku dipenuhi kebaikanmu, aku bahagia.
27 September 2012
epi.gram
[n Sas] (1) syair atau ungkapan pendek yg mengandung gagasan atau peristiwa yg diakhiri dng pernyataan menarik dan biasanya merupakan sindiran; (2) peribahasa yang padat dan penuh kearifan dan sering mengandung paradoks
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
3 JawabanPersajakan9 tahun yang laluMusim kemarau sudah terlalu panjang, bukan?
Hati Sendiri
Takterhitung sudah berapa banyak musim tabah
tumbuhkan harihari di ladang tanpa runduk padi menguning
malam terbit ditemani riuhsuara katak
bercerita pada bebutir bibit tentang sebilah gerimis
dapatkah menebang pekatlekat kemarau panjang?
Nyatanya musim takpernah menaruh belas kasihan pada siapapun jua
tidak pada petani, tidak pula pada anak istrinya
dan terpa panas bukan lagi biang masalah
ketika air mata menjadi minyak
dan membakar hati sendiri.
20 September 2012
____________________________________________________________________
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
5 JawabanPersajakan9 tahun yang laluMencoba ramaikan taman, sudikah membenahi segala kurangnya?
Di Belakang Rumah
Pada akhirnya,
aku takmampu lupakan,
lembutnya malam di musim kemarau
ketika kita
duduk di belakang rumah,
dan melihat kunang-kunang
menyembul di balik daunan
cinta, ternyata, takpernah jauh,
ia hanya sedekat obat nyamuk bakar
di sebelah tempat dudukmu,
betapa malam masih memendarkan jernih parasmu
meski hadirmu, tak lagi dapat tersentuh
kini, musim berganti,
kunang-kunang taklagi bermunculan
seperti pula
harum tubuhmu
di embus angin malam
seandainya luka takpernah terbuka
mungkin masa lalu bisa diperpanjang.
Kekasih, di bawah langit kelabu
di detik-detik mengabu
hidupku baik-baik saja tanpamu
namun tetap lebih baik
bila kaubersamaku.
20 September 2012
___________________________________________________________
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
2 JawabanPersajakan9 tahun yang laluIkut menerjemahkan lagu Rikki - Suteki da ne (Isn't It Beautiful) -- Sudikah membenahi?
Rikki - Suteki da ne (lagu tema Final Fantasy X)
http://www.youtube.com/watch?v=xlwSPMwAqbM
______________________________________________________
Indah, Bukan?
Udara mengalir, lembut, seperti benak, berenang dalam lembaran kata
mega berarak, damai, seperti suara, melesat menuju kelak
rembulan, pantulan hati, pudar, dalam cermin tak rata
bintang-bintang, lembut embun mata, di pelataran malam nan mesra.
Indah, bukan?
Ketika kita melangkah bersisian
dan bergandeng tangan,
betapa ingin aku kembali
pada kotamu
pada rumahmu
.......... pada pelukmu
merasakan tubuh dan hati kita bersatu
dalam lusuh malam
: lamunku.
Namun kini, udara hanyalah kata-kata
dengan barisan ilusi tak nyata, tak ada
dan mega, perlahan pudar dan lesap
sesayup suara ditebang jarak
rembulan, hati tak tersentuh di cermin berkabut
bintang-bintang, retak dan pecah, dalam pedih air mata.
Indah, bukan?
Ketika kita melangkah bersisian
dan bergandeng tangan
betapa ingin aku kembali
pada kotamu
pada rumahmu
............ pada pelukmu
ketika lembut sentuhmu, dipahat subuh, dalam tidurku.
(Terjemahan bebas Rikki - Suteki da ne)
Rafael Yanuar _ 4 Desember 2011
_____________________________________________________________
Versi Paman -- http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=201...
Versi Ulai -- http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Ar...
Berawal dari keinginan dan janji saya menerjemahkan satu lagu Final Fantasy buat Mitsu (http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Au... ). Berhubung Melodies of Life rasanya terlalu mainstream (diblender), jadi saya mencari lagu-lagu Final Fantasy yang dirasa kurang dikenal (setidaknya buat saya). Tertemulah Suteki da ne, sebuah tembang manis dari Rikki, dan ternyata maknanya indah sekali. Nemun, berhubung sulit menerjemahkan tanpa mengubahnya menjadi versiku, jadilah aku membacanya, menerjemahkannya dan MENULIS ULANG apa yang sudah kubaca tanpa melihat teks dulu, barulah menyepadankan dengan teks aslinya (itu caraku menerjemahkan lagu Jepang). Mohon maaf bila justru merusak keindahan teks originalnya >_<.
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
7 JawabanPersajakan9 tahun yang laluRindu Rumah _ Sudikah membenahinya?
Rindu Rumah
Masa lampau
ketika kita duduk di dahan pohon
malu-malu kausentuh tanganku
dan membisikan sebait rindu padaku
malam sedang cerah
seperti pula
di bolamatamu
aku pun menatapnya
dengan jantung berdegup
: puisikah
kau?
Jiwaku, merindukanmu selamanya.
27 Agustus 2012
—
Selamat pagi, teman-teman.
Bila kenangan diibaratkan ruangan, pastilah ruangan tersebut benar-benar berantakan. Buku-buku berserakan di lantainya, debu-debu lalai disapu, sobekan kertas ada di mana saja dan aromanya pun, seringkali apek. Maka menulislah, sebagai usaha menata kembali kenangan =P.
Tulisan di atas pun begitu, sekadar merapikan secuil kenangan ketika saya masih senang menatap purnama dengan duduk di dahan pohon. Kadang sambil mendengar kung-kung katak dan ruhu burung hantu (oke, sudah masuk bagian fiksi). Kenangan, bila tidak dirapikan, pasti dilupakan. Sayang bukan?
Begitulah, semoga kenangannya bisa dinikmati. Pun, sudi kiranya membenahi segala kurangnya. Terima kasih =).
Tuhan memberkati selalu =).
8 JawabanPersajakan9 tahun yang laluDi Jendela Bus _ Pernahkah mengalami hal serupa?
Di Jendela Bus Bandung – Cirebon
Aku sedang dalam perjalanan,
ketika pemandangan di depan jendela
beranjak kabur dan menghitam.
Senja telah terbenam rupanya.
Pun waktu.
Aku mengambil ponsel, dan melihat
ada satu pesan kautulis padaku – dalam sebait puisi rindu
dengan debar paling hangat
aku pun mencoba membalasnya.
Sayang,
langit hanya lembaran biru bertabur bintang
ketika aku mencari sisa hujan senja tadi
aku ingat, kau kerap berharap
malam selalu dipenuhi bintang,
dan aku tak lupa letak Selatan
—kau Selatanku.
Di sini, bintang tak lagi terhitung jumlahnya,
rembulan hanya tinggal bayangan belaka
dan hatiku, sedang diteduhkan kenangan, ketika kau bertanya,
"Di sudut bibirmu, masihkah kausimpan
lembut ciumanku?"
Pesanmu membuat rinduku tak lagi dapat
tertahan di benak.
Kaubawa pikiranku hanyut dalam hangat dekapan.
Aku pun mencoba mengurainya dalam puisi
di mana setiap baitnya seolah mampu
menuntunku selalu dekat denganmu.
Bus sudah melewati Jalan Cadas Pangeran
ketika aku membalas pesan kecilmu
dan bila nanti aku sampai,
tak peduli jam berapa dan semalam apa
bus tiba di kotamu,
dapatkah kaubayar rinduku,
dengan sebait cium?
2008
—
Tulisan lama dengan banyak modifikasi, akhirnya malah jadi tulisan baru. Semoga masih bisa dinikmati. Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
11 JawabanPersajakan9 tahun yang laluSalam rindu, Sahabat. Sudikah membaca tulisanku lagi?
Bacalah Ketika Aku Tak Ada
Kekasihku, percayalah
ketika rapuh tulangku
dan keriput mataku
dalam hening hidup
mencintaimu tak pernah mengenal
kata cukup.
Bahkan, ketika usia memutih sudah
dan tatapku mulai lamur
aku hanya ingin
memijat pundakmu
ketika kau merasa letih,
dan memelukmu
sebelum dingin menyentuh
telapak tanganmu.
Sampai nanti Tuhan telah mencukupkan hariku
sebelum esok tiba
hidupku masihlah tentangmu, dengan kata
tak pernah cukup.
Sebab bersamamu, aku tak pernah lelah
mensyukuri hidup.
30 Juli 2012
Berhubung Kiky sudah mulai kepanasan karena taman kian gersang, aku coba sempatkan menitip tulisan ini. Lama tak menulis di taman, aku seperti kehilangan diriku, dan melalui tulisan ini, aku berusaha menemukannya kembali. Semoga masih bisa dinikmati. Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
6 JawabanPersajakan9 tahun yang laluHidup _ Bagaimana kita menjawabnya?
Hidup
Kita selalu pandai, mengubah ketiadaan menjadi rasa kehilangan. Seperti batu, berulang kali menyembunyikan keberadaan dengan menjadi tiada.
Kita memang tak pernah lelah, mengubah rasa hening menjadi kenangan. Seperti embun, selalu senang mengulang perpisahan, di tengah kesementaraan.
"Bagaimana rasanya hidup?" Tanya sebongkah batu pada Sang Penziarah. Kau tersentak. Sebatang nisan, retak. Ia tahu tapi tak bisa menjawab.
24 Juli 2012
—
Lama tak bersua, apa kabar? Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati =).
4 JawabanPersajakan9 tahun yang laluAdakah suratku sampai di kotamu?
Kecupmu di Selembar Surat
pagi tadi
ada surat beramplop biru
dengan lukisan peoni ungu
kaukirim padaku,
bukan dengan gunting aku menorehnya
hanya dengan perlahan aku membuka
tanpa merobek debar di dada,
harum tinta getarkan kalbu
tulisan tanganmu masihlah seindah dulu
cucuran air mata menjadi tumpahan rindu,
aku tahu ada kecupmu di situ
sebagai tanda kau pun kangen, padaku.
16 Juni 2012
Di zaman serba seluler, di mana kita bisa mengabari dunia dengan hanya membuka ponsel, masih perlukah kita menyibukkan diri dengan mengirim surat? Masih adakah debar menera-nera perasaan ketika membaca lengkung-lengkung di ujung huruf tulisan tangan?
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya.
Tuhan memberkati selalu =).
7 JawabanPersajakan9 tahun yang laluBoleh tidak mengenang cinta pertama di sini?
Cinta Pertama
bulan september, daun-daun lerai
angin musim bertiup kencang
langit luas terbentang, kuda-kuda
berderap di padang
siapa mengayun tabir di angkasa?
kelepak angsa melintas berseri.
bunga seruni di tangan gadis kecil harum sekali
bunga-bunga di pegunungan bersemarak semerbak
indah pemandangan bak sebuah lukisan
sama teduh sama panas di seluruh dataran
—kenangan di kampung halaman
selembar potret di sebuah album tua.
09 September 2011
| Bait dua baris pertama: "bunga seruni di tangan gadis kecil harum sekali" mengacu pada kebiasaan orang Tiongkok. Pada bulan sembilan (dan tanggal sembilan), mereka biasanya mendaki tempat tinggi untuk menikmati bunga-bunga krisan / seruni. Tradisi tersebut diberi nama Chong Yang. Mungkin sama dengan tradisi melihat bunga sakura (hanami) di Jepang. Di Indonesia ada tidak tradisi serupa? Pasti seru =).
Sudi kiranya membenahi segala kurangnya =).
Tuhan memberkati selalu =).
5 JawabanPersajakan9 tahun yang laluBagaimana caranya menunda kehilangan?
Setelah Kematianmu
i.
ketika pagi tiba
dan matahari terbit di beranda
ia pun berdiri di halaman dan menyapu
rindu di tiap lerai daun
ia lalu mencuci pakaianmu, dan menjemurnya
di tudung hangat matahari
—meskipun ia tahu, kau tak pernah memakainya lagi.
diseduhnya dua cangkir teh dan disajikannya
di ruang tamu
ia tak pernah lupa pada takaran
dua sendok gula dan titik didih lidahmu
ditahannya air mata, dilengkungkannya senyum terindah
seolah kau ada di depan matanya.
ia pun bertanya dengan isak tertahan
: apa gulanya cukup?
: nikmatkah rasanya?
meski akhirnya, teh pun mendingin dan ia meminum
dua-duanya sekaligus.
ia lalu duduk di bangku, berpura kau ada di sisinya
air matanya lerai perlahan
ketika televisi menayangkan film komedi kesukaanmu
—namun kau telah menjadi ingatan
pada sebuah damba dan kenangan
dan ia hanya ingin menunda kehilangan, barang sekadar
sampai ia benar-benar terbiasa, menghadapinya.
ii.
padamu, telah ia tanam sekuntum pagi, di dada
berharap setiap terbitnya selalu mendebarkan
: kamu.
14 Juni 2012
—
Terinspirasi dari sebuah tulisan di internet yang saya sudah lupa tautannya :|. Semoga bisa dinikmati, dan sudi kiranya membenahi segala kurangnya =)
Tuhan memberkati selalu =).
7 JawabanPersajakan9 tahun yang lalu